Karena rekayasa dari sang ibu membuat Rayan tega menghianati Istri tercinta nya, pernikahan kedua nya sudah berjalan tiga tahun namun keduanya tak kunjung di karuniai seorang anak, dokter berbohong dan mengatakan kalau Istri nya mandul.
Rayan tergoda dengan Erika yang merupakan sahabat istri nya sendiri, keduanya memiliki keinginan yang sama hingga keduanya tega bermain curang di belakang Agis.
Agis tidak menduga kalau Rayan tega selingkuh dengan sahabat nya sendiri, padahal Erika adalah orang yang Agis percaya dan sayangi?
"kenapa harus sahabat ku yang kamu jadi kan madu?"
sanggupkah Agis lepas dari Rayan yang bersikukuh untuk tetap menggenggam nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siluet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sendu.
Erika menahan tangan Rayan yang hendak masuk ke dalam mobil, Rayan menoleh pada Erika dengan tatapan pilu nya.
"Ini adalah hari pernikahan kita, hargai aku sedikit saja bang!"
Pinta Erika membuat Rayan tertegun.
"Aku tahu kamu hanya mencintai Agis, tapi sekarang aku juga istri mu bang!"
Rayan terpaku menatap air mata yang mengalir di pipi Erika, gegas Ia memeluk tubuh Erika yang langsung terisak.
"Maafkan aku Erika!" ujar Rayan mengelus punggung Erika.
**
Agis mengulas senyum saat sorak tepuk tangan riuh dalam kafe itu, dua pasang mata terus memperhatikan nya. Ia kagum dengan suara Agis yang begitu merdu terdengar.
Agis turun dari panggung lalu menghampiri Salma yang menyambut nya sambil mengulum senyuman.
"udah lama enggak nyanyi pas nyanyi langsung membuat kita terkesima loh mbak."
Agis hanya tersenyum menanggapi.
Keadaan kafe cukup ramai, Agis berhasil melupakan seseorang yang membuat nya tidak tenang. Sejak tadi benak nya di penuhi oleh Rayan, tapi setelah ia menyanyi perasaan nya jauh lebih tenang dan lega, Agis berharap kalau Rayan baik baik saja.
Agis mencoba menghubungi Rayan namun nomor nya tidak aktif, Agis tertegun sejenak entah kenapa ia tidak bisa menghubungi suaminya itu?
Agis mengalihkan panggilan nya pada Erika, sudah lama Agis tidak bertemu dengan sahabat nya itu mumpung libur Agis hendak mengajak Erika pergi keluar.
Lagi lagi Ia tidak bisa menghubungi Erika, kemana sahabat nya itu ? akhir akhir ini Erika seperti tengah menghindari nya, apa memang ia sedang ada keperluan?
Agis duduk sendiri menatap jus strawberry kesukaan nya, biasanya di saat seperti ini Erika selalu menemani nya, tapi beberapa waktu ini Erika sibuk.
*
Sementara itu kedua nya kini tengah berada dalam satu ranjang, Erika memeluk erat tubuh polos Rayan yang tertidur di samping nya.
Tangan nya meraih ponselnya yang berada di atas meja kecil, Erika melihat beberapa kali Agis menghubungi nya.
"Erika, pergi nonton yuk! aku bete nih Rayan sedang pergi ke Bandung."
Pesan Agis membuat Erika terpaku lalu menoleh ke arah Rayan.
"Ya Agis, suami mu tengah bersama ku."
Gumam Erika merasa bingung dengan apa yang Ia rasakan, di satu sisi Agis adalah sahabatnya dan satu sisi lagi Ia jatuh cinta pada sosok hangat yang terlanjur memberi nya asa.
"Maaf kan aku Agis....!"
Gumam Erika lalu mematikan ponsel nya dan kembali tidur bersama Rayan.
Ambisi itu melanda persahabatan yang telah lama terjalin, tak menjadi hal yang berarti lagi karena kehadiran Rayan dalam waktu nya membuat Erika menjadi seorang pengkhianat. Ia tidak mengingat bagaimana kebaikan Agis pada nya, Erika malah menginginkan jantung yang menjadi kehidupan sahabat nya sendiri.
*
Ibra beranjak dari duduknya saat seseorang menghubungi nya dan meminta untuk segera datang ke rumah sakit karena tiba tiba istrinya mengalami kontraksi hebat.
"Gue harus segera ke rumah sakit...!"
Ucap Ibra meninggalkan Revan yang termangu.
Saat itu Agis juga hendak pulang karena tidak ada kegiatan lain hingga membuat nya jenuh, Agis terkesiap saat seseorang menyenggol nya tidak sengaja hingga membuat ponsel nya terjatuh.
"Astaga....!"
Keduanya sama-sama tertegun, Agis terpaku menatap potret Ia dan Rayan yang retak.
"maaf mbak saya tidak sengaja !"
ucap Ibra membuat Agis membeku menatap ponselnya yang langsung mati.
Agis heran padahal jatuh nya tak seberapa, tapi kenapa yang terjadi seperti terbanting keras.
"ya, tidak apa apa !"
Agis mengusap layar yang tidak menampakan kebersamaan nya dengan Rayan.
"Saya akan ganti ponselnya, tapi tidak sekarang karena istri saya mau melahirkan, nanti saya akan datang lagi ke kafe ini !"
Cakap Ibra lalu pergi meninggalkan Agis yang mematung sendiri.
Agis bersandar pada mobil nya lalu tiba tiba saja air meluncur bebas di pipi nya, bukan karena ponsel nya yang mati namun Agis sendiri tidak tahu mengapa rasanya sendu hingga membuatnya ingin menangis.
"Ya tuhan semoga tidak ada hal terjadi selain apa yang aku harapkan !"
gumam Agis lalu masuk ke dalam mobil.
*
Ibra berlari cepat di koridor rumah sakit, gegas Ia menghampiri sang ibu yang sudah menunggu di depan ruang operasi.
Dokter mengatakan bahwa istri nya harus segera di operasi karena ketuban nya sudah pecah, namun Azizah tidak merasakan mulas hingga dokter langsung mengambil tindakan operasi Caesar.
"Ibu sudah menyuruh seseorang untuk mengurus semua nya, masuk lah Ibra! Azizah menuggu kamu dan dokter pun menunggu tanda tangan mu !"
Ibra mengangguk lalu masukkan ke ruang operasi.
Ibra tertegun saat dokter mengatakan bahwa kondisi Azizah sangat lemah, gegas Ibra menghampiri Istri nya.
"Sayang, kamu harus kuat !"
Air mata ibra menetes pada wajah Azizah yang tengah berjuang melahirkan anak nya, perempuan hebat nya itu hanya mengulas senyum pasrah dengan takdir Tuhan.
***
Agis kembali ke rumah dengan gontai, jalanan cukup padat dan hujan semakin membuat jalan macet.
Agis menghempas kan tubuh nya di ranjang, rasa lapar ia abaikan karena terlalu lelah dan memilih untuk tidur.
Rayan mencoba menghubungi Agis, namun nomor nya tidak aktif, Ia berencana akan kembali besok pagi karena hujan cukup deras dan Rayan khawatir di jalan sedangkan Erika masih tidur.
beberapa kali Rayan mencoba menghubungi Agis namun tidak ada jawaban, entah kenapa nomor istri nya tidak aktif.
"Kenapa tidak aktif? tak biasa nya Agis mematikan ponsel nya!"
gumam Rayan merasa cemas dengan keadaan istri nya itu.
Gegas ia menghubungi Salma untuk mencari tahu keberadaan Agis dan Salma mengatakan kalau sejak siang Agis meninggalkan kafe.
"Ada apa bang?"
tanya Erika terbangun dari tidur nya, ia beranjak dan duduk bersandar di ranjang memperhatikan Rayan.
"Aku tak bisa menghubungi Agis....!"
"kamu tuh kenapa begitu cemas ? apa kamu takut kalau ada seseorang yang menculik istri mu?"
Rayan menoleh sambil mengulum senyum.
"Kau tahu istri ku dan bagaimana dia? aku tidak akan menceraikan nya apapun yang terjadi !" celetuk rayan membuat termangu.
"Kalau dia tahu tentang kita bagaimana ?"
Rayan tidak menjawab.
"hum bisa saja kan dia meminta bercerai dari mu bang !" sambung Erika.
"Aku tidak mau bercerai meskipun sudah ada kamu Erika, tapi Aku tidak mau kehilangan Agis, terserah jika ada yang berpendapat aku serakah."
"bagaimana kalau dia yang menggugat cerai mu? aku tahu betul seperti apa Agis!"
"Tentu saja aku akan mencegah nya, Ia tidak akan pernah bisa melakukan hal itu"
jawab Rayan sambil menggenggam ponselnya.
Ia bertekad akan tetap menggenggam erat Agis, apapun keadaannya Rayan tidak akan pernah melepaskan Agis.
Dan Jika bukan karena perihal anak Rayan pun tak ingin menghadirkan orang lain dalam rumah tangga nya, namun kenyataan itu begitu memilukan hingga Rayan suram dan terlena oleh pesona Erika.
Erika tertegun sendiri menggenggam erat selimut tebal yang menutupi tubuh nya, Rayan pergi keluar kamar meninggalkan nya di ranjang.
Ia tidak akan pernah menceritakan apa kelebihan mu pada nya, Tapi dia akan menceritakan kekurangan nya pada mu, bahkan yang di butuhkan hanya lah rahim mu saja. Ironisnya mengapa terlena dengan kepalsuan yang Rayan hadir kan!
Erika melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri kemudian merendam kan tubuh nya dalam but up dengan air hangat serta sabun beraroma vanilla yang membuat tenang.
bersambung....