NovelToon NovelToon
Ketulusan Cinta Umar

Ketulusan Cinta Umar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Shifa sakit 2

Umar bergegas menelpon sang ummi untuk membantunya dirumah, dia tak punya pengalaman untuk mengurus orang sakit.

Tut.. Tut.. Assalamualaikum nak??

"Waalaikumsalam ummi, apakah ummi sibuk?? Tanya Umar dengan nada panik.

" Ada apa nak??, ummi sedang lapang, memang ada apa nak??

"Istriku sakit Ummi, kan ummi tahu aku tak punya pengalaman mengurus orang sakit". Ucap Umar dengan nada khawatir.

" Ya udah, ummi kesana sekarang yah nak, nanti sekalian ummi bawah kan buah-buahan, Assalamualaikum". Shofiyah mematikan telponnya kemudian bergegas menyiapkan buah yang baru dia beli kemaren untuk persediaan dirumah.

"Ummi mau kemana?? Tanya Ahmad kepada istrinya karena terlihat tergesa-gesa.

" Ummi akan kerumah Kakak Sulung Abi, menantu kita sedang sakit!! ". Shofiyah menjawab suaminya tanpa mengalihkan pandangannya dari persiapan nya menyusun buah yang akan dia bawah.

" Shifa sakit, Apa perlu abi ikut??

"Tidak perlu abi, nanti anak-anak pulang sekolah dan bingung karena mencari orang rumah!! ". Ucap Shofiyah meminta pengertian.

" Ya sudah, abi nanti jemput anak-anak sekalian mengantarnya kesana saja bagaimana??

"Seperti nya tidak perlu Abi, takutnya menantu kita terganggu karena kedua anak kita itu kan berisik".

" Ya udah, ummi hati-hati dijalan, jangan ngebut dan kabari Abi jika butuh sesuatu".

"Iya Abi, makasih yah!!". Shofiyah mencium pipi suaminya sekilas kemudian mencium tangan nya dengan penuh penghormatan.

Ahmad mengambil semua buah yang akan dibawah istrinya untuk dia bawah ke mobil. " Jangan lupa bawah tas dan handphone nya ummi, supaya kalau ada apa-apa bisa menghubungi kami disini".

"Iya Abi sayang, tenang saja". Shofiyah masuk ke mobil kemudian melajukannya menuju kediaman anak sulungnya itu.

Sedangkan dirumah Umar tengah mondar-mandir seperti setrika membuat siapa saja melihatnya akan pusing.

" Bagaimana keadaanya Hafsoh?? Tanyanya dengan khawatir.

"Dia hanya demam biasa Umar, dia kecapean dan kelihatannya sangat banyak pikiran". Hafsoh memberikan kertas berisi resep yang dia berikan untuk Umar beli di apotik.

" Kamu yakin dia tidak apa-apa??, apa perlu kita kerumah sakit??, serunya dengan panik

Hafsoh menggeleng kan kepalanya melihat tingkah sepupunya itu.

"Astaga Umar, dia hanya demam biasa, tidak perlu berlebihan seperti itu. Minuman obat yang ada diresep itu. 2 atau 3 hari dia pasti sembuh". Hafsoh menggelengkan kepalanya karena tingkah sepupunya itu.

" Baiklah, makasih ya, nanti aku transfer biayanya yah!! ". Ucap Umar bernafas lega.

" Tidak perlu, aku hanya memeriksanya, obatnya kamu tebus saja di apotik besar atau dirumah sakit juga boleh". Hafsoh membereskan peralatannya dan akan segera kerumah sakit karena jadwalnya hanya tinggal 30 menit lagi.

"Sekali lagi makasih yah,

" Sama-sama, kayak sama siapa saja, aku kerumah sakit yah!! ". Hafsoh bergegas keluar rumah tapi berpapasan dengan sang tante.

" Loh, khola (sebutan tante dalam bahasa Arab) ada disini?? Tanyanya dengan penasaran sambil mencium tangan sang tante.

"Khola dipanggil sama Umar nak, dia tak punya pengalaman urus orang sakit jadi dia kebingungan sendiri". Shofiyah tersenyum menjelaskan.

" Khola masuk aja, supaya ada yang jaga Shifa karena tadi aku suruh Umar untuk tebus obatnya di apotik". Ucap Hafsoh dengan santun

"Ya sudah, kamu hati-hati yah nak!! ". Shofiyah mengelus kepala keponakannya itu.

" Aku duluan yah khola, aku harus kerumah sakit setelah ini. Assalamualaikum". Ucapnya menyalimi Shofiyah kemudian masuk ke mobilnya.

"Waalaikumussalam". Ucap Shofiyah saat masuk kedalam rumah anaknya, dia kemudian naik keatas lantai 2 kamar anaknya itu.

Dia menyimpan buah-buahan yang dia bawah kemudian ke dapur untuk mengambil piring dan pisau untuk mengupas buah itu nanti ketika menantunya mau memakannya

Dia menghapal letak semua ruang dirumah ini jadi dia bisa mengetuk pintu kamar itu.

Tok.. Tok.. Assalamualaikum nak". Ucapnya sambil mengetuk pintu

" Waalaikum salam Ummi, masuk yuk!! ". Ucap Umar saat membuka pintu kemudian mengajak ibunya masuk ke kamar istrinya.

Shofiyah bisa melihat Shifa yang pucat dan tengah dipasangi selang infus oleh keponakannya itu.

" Bagaimana keadaannya nak??, apa kata Hafsoh?? Shofiyah berjalan masuk kemudian duduk disamping sang menantu.

Shofiyah melepaskan cadarnya dan memakai jilbab kecilnya untuk dirumah kemudian menyimpannya.

" Dia demam tinggi dan strees ummi, katanya dia sangat lemah ". Umar menatap sendu istrinya itu.

" Memang kenapa bisa istrimu stres nak??, memang kalian ada masalah??

"Tidak ada ummi, aku juga tidak tahu penyebab dirinya stres seperti itu". Umar tidak mungkin mengatakan jika istrinya tertekan karena pernikahan ini.

" Ya sudah, kamu pergi tebus obatnya, biar ummi jaga istri kamu disini". Perintahnya kepada sang anak.

"Iya ummi, aku ke apotik dulu, oh iya istriku belum makan!! ". Umar memberitahu ibunya karena sejak tadi istrinya tidak menyahut apapun yang dia katakan.

Dia berharap ibunya bisa membujuknya makan karena dia harus minum obat.

" Ya sudah, kalau kamu turun suruh bibi buatkan bubur ayam untuk istrimu dan bawah kesini yah nak!! ". Ucapnya dengan perhatian.

" Iya ummi, makasih ya bantuin aku". Umar menatap sendu sang ummi, dia merasa tidak enak karena baru menikah malah merepotkan sang ibu.

" Iya sayang, dia menantu ummi dan juga anak ummi sekarang, jadi wajar lah ummi membantu anak ummi mengurus istrinya yang sakit". Shofiyah mengelus kepala sang anak dengan sayang.

Walau Umar sudah dewasa, Shofiyah memang tidak bisa menghilangkan kebiasaan untuk mengelus kepala sang anak.

"Aku cuma sebentar ummi, apa ummi mau titip sesuatu?? Tanyanya dengan senyuman.

" Tidak perlu nak, cepatlah tebus obatnya, lalu kita minumkan istrimu, agar cepat sembuh ".

" Ya sudah, aku pergi dulu ummi, tolong jaga istriku. Assalamualaikum".

"Iya sayang, kamu hati-hati, waalaikumsalam" .

Shofiyah turun ke dapur mengambil handuk dan wadah untuk mengompres sang menantu untuk mempercepat proses turunnya demam pada menantunya itu.

"Bi, apa pesanan saya tadi disampaikan oleh Umar?? Tanyanya kepada bibi yang kebetulan berada di dapur sedang bekerja.

" Iya nyonya, ini saya sedang buatkan!! ". Ucap bibi memperlihatkan apa yang dia masak.

" Ya udah, saya keatas ya bi, tolong makanannya diantar ke kamar Umar yah, karena istrinya sedang diinfus".

"Iya nyonya,

Shofiyah naik keatas membawa wadah yang dia ambil dari dapur kemudian mengompreskannya kepada kepala sang menantu.

" Cepat sembuh yah nak, ummi datang menjenguk mu!! ". Ucap Shofiyah mencium kening sang menantu dengan sayang kemudian duduk disebelah sang menantu.

" Ummi". Ucap Shifa menyadari jika ada mertuanya disini.

"Iya nak, bagaimana keadaanmu?? ". Tanya Shofiyah melihat menantunya sadar.

Badannya sudah berhenti mengigil dan tidurnya juga agak tenang.

" Kepalaku pusing ummi, rasanya badanku sakit semua". Ucapnya dengan suara serak.

Jujur saja dia tidak enak kepada mertuanya apalagi seandainya mertuanya tahu jika penyebab stresnya dia adalah karena pernikahan yang tidak dia inginkan ini. Apalagi mertuanya menyayanginya sperti anak sendiri.

1
Puspa Indah
Maaf ya kak, rasanya ada yang gak pas dengan jalan cerita dari awal. Umar, orang sholeh kenapa refreshing di pantai?

Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!
Puspa Indah: Umar kan gak bercadar kak... 😂
Gak kok, saya cuma melihat dari sisi Umar sebagai lelaki bujangan sholeh yang sepertinya sangat menjaga mata dan sentuhan terhadap lawan jenis. Sedangkan pantai bisa dikatakan sebagai tempat wisata yang paling berpotensi terlihatnya aurat yang terbuka, entah sepi atau ramai. Sekali lagi mohon maaf ya kak..🙏🙏🙏
Siti Rabiah Ummu Umar: terima kasih sarannya, nanti diperbaiki lagi berikutnya.
masalah Refresing tidak masalah sebenernya dimana tempatnya. didalam cerita juga dikatakan disana tempatnya sepi.
banyak kok teman-teman bercadar pergi ke pantai sebagai bentuk tadabbur alam.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!