Aku tidak mengira kedatangan adikku ke rumahku, menjadi Mala petaka di rumah tanggaku.Dia yang polos,dia yang sederhana,dia yang sangat peduli kepadaku ternyata menyimpan rasa iri yang sangat dalam kepadaku.
Hancur sudah perasaan ku saat aku tau semua kebusukannya dan juga suamiku,hancur dan kecewa perasaan ku,akan kah aku melepaskan suamiku dan membiarkan dia bahagia dengan adikku atau aku bertahan dengan suami yang sudah sangat kotor bagi ku??
ikuti kisah sedih ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 ~ Merasa aneh ~
Raisa menatap suami dan adiknya bergantian,sementara itu Naila dan Irwan terlihat biasa saja santai tanpa ada masalah.
"Aku mana tau,aku baru pulang bukannya di sambut dengan segelas kopi pertanyaan mu malah membuatku kesal." Jawab Irwan membuat Raisa tersadar dari sikapnya yang rada aneh belakangan ini.
"Memangnya kamu dari mana Naila,kamu tidak melihat kakak mu khawatir dengan mu,sekali lagi kalau kamu keluar kamu harus pamit dengan kakak mu agar dia tidak khawatir kepadamu." Ucap Irwan berpura-pura di hadapan Raisa.
Dalam hati Naila tersenyum melihat tingkah nakal kakak iparnya,dia tidak menyangka pria yang sangat sempurna di hadapan keluarganya dan juga istrinya ternyata memiliki sikap nakal yang membuatnya cukup kagum.
"Maaf kakak aku dari supermarket,aku bosan di rumah jadi aku jalan-jalan kesana."Ucap Naila lalu dia pergi meninggalkan mereka berdua.
Walaupun Raisa merasa ada yang aneh dia tetap berusaha untuk tidak curiga,rasanya tidak mungkin adiknya itu melakukan sesuatu yang buruk seperti yang ada di pikirannya.
Akhir-akhir ini memang melihat penampilan Naila yang semakin cantik kadang dia takut kalau suaminya tergoda terhadap adiknya apalagi suaminya yang sudah jarang meminta jatah kepadanya semenjak dia hamil dan perutnya semakin membesar.
Malam harinya setelah pembantu mereka kembali ke rumahnya,Naila melayani mereka makan malam,setelah Naila sampai di meja makan Raisa mual mencium aroma parfum yang begitu menyengat di hidungnya.
"Uhuk...Uhuk...Naila mesti kali kamu di rumah pakai parfum begitu mencolok ya,memangnya kamu ingin menggoda siapa hingga memakai parfum seperti itu,..Kakak tidak suka ya dengan penampilan dan sikap mu yang banyak berubah semenjak kamu tinggal di rumah ini..." Tiba-tiba Raisa membanting piring di atas meja.
Dia sangat marah kepada Naila yang berpenampilan sangat mencolok malam ini,kalau bukan karena menghargai suaminya mungkin dia sudah mengusir Naila dari rumahnya.
"Apaan sih kakak,aku tidak pernah menggoda siapa pun,memangnya salah ya kakak kalau aku cantik,aku ingin menemui pacar baru ku supir tetangga sebelah...Kakak membuatku emosi." Ucap Naila lalu meninggalkan keduanya di meja makan.
Naila sengaja berbohong kepada kakaknya dia takut kakaknya curiga kepadanya,atau berpikiran aneh kepadanya.Irwan menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan,rasanya Raisa seperti seorang pencuri yang ketahuan pemiliknya.
"Kamu makam saja mood makan ku hilang saat melihat kamu emosi tidak jelas seperti itu,entah apa yang merasuki mu hingga tiba-tiba kamu marah tidak jelas seperti itu." Ucap Irwan dengan nada kesal lalu keluar dari tempat
duduknya meninggalkan Raisa yang menatapnya dengan tatapan kemarahan.
Raisa juga keluar dari tempat duduknya,lalu mengikuti suaminya ke ruang tamu,dia memegangi perut buncitnya sambil mengelusnya.
"Mas apa yang membuatmu emosi seperti itu,apa yang aku katakan kepada Naila tidak ada yang salah.Mas aku tidak suka melihat dia seperti itu apalagi keadaan ku yang sedang hamil seperti ini_
"Terus kamu curiga adikmu menggodaku.. begitu kah maksud kata-kata mu..." Irwan memotong ucapan Raisa hingga Raisa tidak bisa berkata-kata.
Raisa duduk dihadapan suaminya,dia tidak bisa menjawab pertanyaan suaminya,yang kenyataanya dia tidak pernah melihat sesuatu yang aneh dengan sikap suaminya.
"Sudahlah kamu istrahat saja, mungkin kamu kelelahan karena banyak pikiran,biasanya orang hamil memang bawaannya selalu curiga dan aneh." Ucap Irwan.Raisa beranjak dari tempat duduknya melakukan apa yang di katakan suaminya.
Sementara itu Naila rebahan di atas ranjangnya,dia sangat malu saat kakaknya menghina dirinya tadi di samping Abang iparnya,padahal dia sangat lapar untuk saat ini tapi karena masih marah akhirnya dia memutuskan untuk tidak makan malam hari ini.
Naila memutuskan untuk tidur karena dia benar-benar marah kepada kakaknya yang sudah menghinanya tadi hadapan semuanya.
Malam sudah semakin larut bahkan jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam,suasana rumah sudah sangat hening hannya terdengar suara jangkrik yang berbunyi.
Tontonan Irwan telah membuat hasratnya kembali meronta-ronta sudah lama sekali dia tidak merasakan kenikmatan dunia sejak istrinya hamil dan perutnya semakin membesar.
Irwan bangkit dari tempat duduknya lalu memasukkan ponselnya ke dalam sakunya dia merasa kepalanya sangat pusing karena hasratnya yang tidak tersalurkan.
Irwan berjalan ke dapur,tiba-tiba dia merasa haus akhirnya dia berjalan ke belakang pada saat akan melewati kamar Naila tiba-tiba dia berhenti saat melihat pintu kamar Naila terbuka dia karena penasaran dia mengintip ke dalam tenyata dia tidak melihat sesuatu yang aneh kecuali melihat Naila yang tidur pulas dengan posisi terlentang.
Irwan menelan saliva nya saat melihat pucuk dada Naila yang menunjuk ke atas,mungkin dia tidur tidak memakai bra sama sekali hingga *********** terlihat sangat jelas.
Kedua paha Naila juga sangat menggoda,karena Naila hannya memakai daster dan dasternya tersingkap keatas mungkin karena dia tidur sangat lasak.
Irwan masuk ke dalam kamar Naila lalu berdiri di pinggiran ranjang Naila sambil menatap tubuh Naila yang begitu menggoda.
"Naila kamu sangat menggoda ku malam ini." Ucap Irwan.Entah keberanian dari mana irwan mulai duduk di pinggiran ranjang lalu mengelus paha mulus Naila bahkan sesekali menciuminya hingga membuat hasratnya semakin naik.
Dengan sangat perlahan Irwan menyingkap daster milik Naila ke atas hingga terlihat lah dua gunung kembar yang sangat menggoda dan isi ****** ***** Naila yang sangat wangi baginya karena dia menciuminya dengan sangat hati- hati.
Tidak tahan lagi melihat pemandangan itu, Irwan dengan sangat pelan dan sangat hati-hati menjilat dada Naila,dia melakukan dengan sangat hati-hati tapi entah sadar atau tidak Naila beberapa kali mendesah hingga membuat Irwan semakin tidak tahan lalu membuang cairan kenikmatannya di tubuh Naila.
Setelan melakukan aksi bejatnya,dia meninggalkan kamar adik iparnya lalu masuk ke kamar istrinya,dia menutup kamar Naila karena dia tidak ingin ada yang melihat Naila tidur telanjang.
Naila benar-benar tidak sadar akan pelecehan yang di lakukan Abang iparnya kepadanya hingga keesokan paginya dia bangun sangat kaget saat melihat tubuhnya yang telanjang dan ada sesuatu yang lengket di tubuhnya.
"Aneh....Ada apa ini,apa ini kenapa sampai lengket menjijikkan apa sih ini." Ucapnya dia mengenakan bra nya dan juga bajunya yang di bukanya tadi.
Naila duduk di tepi ranjang mencoba mengingat mimpi indah yang dia ingat tadi malam,dia bermimpi kalau dia sedang bermesraan dengan abang iparnya.
"Mimpi apaan sih bisa-bisanya aku memimpikan bang Irwan seperti itu." Ucapnya dalam hati.
💗💗💗bersambung 💗💗💗