NovelToon NovelToon
Derita anakku

Derita anakku

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Janda
Popularitas:392.2k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Sepeninggal suami, Nani terpaksa harus bekerja sebagai seorang TKW dan menitipkan anak semata wayangnya Rima pada ayah dan ibu tirinya.

Nani tak tau kalau sepeninggalnya, Rima sering sekali mengalami kekerasan, hingga tubuhnya kurus kering tak terawat.

Mampukah Nani membalas perlakuan kejam keluarganya pada sang putri?

Ikuti kisah perjuangan Nani sebagai seorang ibu tunggal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tutup telinga

Melihat Titik datang bersama keluarganya, Wingsih bergegas memanggil suaminya.

"Pak-pak itu Bu Titik datang bawa komplotan!" ucapnya waswas.

"Kamu ngomong apa sih Bu! Komplotan apa? Emangnya Bu Titik itu mafia!" kekeh Prapto.

"Bapak ini, ibu lagi ngga bercanda! Noh lihat sendiri!" tunjuk Wingsih ke jendela.

"Waduh, kasihan mbak Nina dan Rima Bu, kita harus bantu mereka sekarang! Beraninya mereka main keroyokan!"

"Biar aku yang bantu Mbak Nina pak, bapak ke pak Rt minta bantuan! Sekalian ajak bapak-bapak yang lain takut-takut ada kejadian anarkis," pinta Wingsih serius.

"Siap Buk! Dah sana kamu bantu mbak Nina! Cegah jangan sampai ada huru-hara, tapi kamu juga harus hati-hati ya!" pinta Prapto lalu mencium kening istrinya.

Meski sudah tua dan tak memiliki anak, Prapto selalu berlaku manis pada istrinya, tak peduli pada omongan tetangga nyatanya mereka selalu hidup harmonis.

"HEH! ANAK NGGA TAU DI UNTUNG! KENAPA KAMU MENGUSIR BAPAK DAN IBU!"

Nina berbalik lalu menatap kecut pada saudari tirinya. Dia sudah bersiap menghadapi keluarga ibu tirinya.

Tyas dengan berkacak pinggang menatap tajam Nina, membuat Rima menciut ketakutan di balik punggung Nina.

Nina menoleh menatap sang putri yang sudah berwajah pias, "kamu tenang ya sayang, masuk ke kamar, tutup pintunya biar ibu yang hadapi para iblis ini," ucapnya lembut.

Rima menatap sendu sang ibu, Nina mengangguk, Rima lalu berjalan menjauhi ibunya sambil sesekali menoleh ke belakang.

Jujur ia takut sang ibu akan di siksa oleh saudari tiri ibunya seperti dirinya, dia takut kehilangan sang ibu.

Di dalam kamar, Rima meringkuk duduk sambil memeluk kakinya dan menutup telinganya takut, kala mendengar suara teriakan di depan.

Setelah kepergian sang putri Nina menutup pintu dan berbalik menatap bengis Tyas.

"Apa-apaan kamu mengusir bapak sama ibu! Ngga punya otak kamu hah!" maki Tyas lagi.

"Bukankah mereka juga orang tuamu Tyas?" cibir Nina.

"Kenapa? Kamu ngga mau nampung mereka? Takut mereka menyusahkanmu?" sindirnya telak.

"Ada apa ini?" sela Wingsih dengan menyingsing gamis panjangnya.

Yanto terperangah menatap wajah cantik Nina. Wajahnya semakin bersih, Nina yang pada dasarnya memiliki kulit yang putih tampak semakin bersinar di mata Yanto, berbeda dengan Tyas yang menurutnya tak merawat diri.

Lelaki itu sudah membayangkan bisa memperistri Nina hidupnya pasti akan menyenangkan.

"Bu Wingsih ngga usah ikut campur, pergi sana!" usir Tyas geram.

"Bu Wingsih bantu aku aja jaga Rima, tolong tenangkan dia ya," pinta Nina yang yakin kalau keributan ini akan membuat batin anak gadisnya kembali terguncang.

Nina yang setelah kembali kini memilih mengenakan gamis panjang, lantas menyingsing lengan bajunya, siap menghadapi keluarga ibu tirinya.

"Pergi dari sini sebelum aku laporkan kalian ke kepolisian!" ancam Nina.

Tyas tertawa terbahak-bahak mendengar ancaman Nina yang ia pikir hanya gertakan sambal saja.

"Orang udik seperti kamu memang akan di tanggapi!" cibir Tyas.

"Kenapa enggak! Aku memiliki uang yang bahkan bisa aku gunakan untuk menyewa pengacara, jangan lupakan itu!" Nina berjalan mendekati Tyas yang berwajah masam.

"Kamu itu mau sok-sokan nyewa pengacara! Kami di sini sudah bersusah payah menjaga anakmu! Bukannya kasih kami uang malah mau melaporkan kami!" sindirnya.

Nina benar-benar tak menyangka jika saudari tirinya bisa berkata dengan tak tau malu seperti ini.

Yanto yang malu karena para warga mulai berkumpul lantas menyela keduanya.

"Emmm ... Dek Nina, sebaiknya kita bicarakan di dalam bagaimana? Malu di lihat orang," sela Yanto dengan nada lembut yang justru membuat Tyan kesal.

"Pah! Kamu apa-apaan sih ngomong lebay gitu sama janda gatel ini!" sergah Tyas.

Di dalam kamar Rima, gadis itu menangis ketakutan sambil memeluk lututnya dan menutup kedua telinganya dengan tangan.

"Ya Allah Rima, kamu ngga papa Nak," Wingsih bergegas memeluk anak remaja yang tubuhnya bergetar.

"Bu Wingsih, gimana sama Ibu, Rima takut kalau sampai mereka menyakiti Ibu," isaknya sambil memegang ke dua tangan Wingsih

"Tenang Nak Rima, Bu Wingsih yakin kalau ibumu sanggup melawan mereka," ujarnya menenangkan.

Di luar rumah, pak Rt datang karena mendapat laporan dari Prapto jika terjadi keributan di kediaman Nina.

Ketua Rt sebenarnya agak segan menyambangi kediaman Nina, dia tau jika wanita itu pasti akan menyudutkannya terkait perlakuan keluarganya terhadap putrinya sendiri.

Namun Prapto tetap memaksanya untuk hadir dan membantu Nina.

"Mbak Nina, maaf ada apa ini?" tanya Pak Rt yang datang di tengah-tengah mereka.

"Ini loh pak, anak ngga tau di untung, malah mengusir orang tuanya! Jelaslah saya marah!" adu Tyas membela diri.

"Loh, mereka juga orang tuamu kan? Kenapa kamu ngga mau menampungnya? Ingat, aku bahkan sudah mengalah dengan membiarkan mereka tinggal di kediaman warisan orang tuaku, tapi apa? Kalian malah menjualnya!" geramnya.

Dibyo dan Titik merasa gugup dengan penuturan Nina, sebab rumah lama Dibyo memang telah di beli oleh Nina dan almarhum suaminya.

Dibyo meminta Nina untuk membeli rumahnya dulu karena untuk biaya pernikahannya dengan Titik.

Jadi sudah di pastikan kalau rumah itu mutlak milik Nina, bukan lagi warisan bersama.

"Heh Nina! Baru ibumu yang meninggal, masih ada bapakmu! Suka-suka kami mau jual rumah itu, aku istrinya sekarang," sergah Titik kecut.

Nina tersenyum mengejek lalu menatap Dibyo yang masih menunduk.

"Bapak ngga kasih tau istri barumu tentang asal usul rumah itu? Aku bisa memperkarakan kalian!" ancamnya pada sang ayah.

"Loh ... Loh kamu kok ngga punya sopan santun sekali sih Nina mengancam bapakmu seperti itu, ngga tau malu sekali!" imbuh Titik.

"Baik ayo kita selesaikan ini di kantor kelurahan, karena percuma saya menjelaskan hal ini pada kalian yang bodoh!" ajaknya.

Ketua Rt tampak panik saat Nina mengajak mereka semua ke kantor kelurahan, bisa tamat kariernya kalau Nina mengadukan tentang semua kondisi keluarganya.

Sebagai ketua Rt, bisa di bilang pak Agus gagal mengayomi warganya, ia tutup telinga saat mendengar keadaan Rima yang di laporkan oleh warga.

Apalagi dia juga menerima uang tutup mulut dari Titik untuk pura-pura tidak tau.

"Eh, mbak Nina bukankah lebih baik kita selesaikan masalah ini secara kekeluargaan?" bujuk Agus.

Nina menatap Agus penuh dengan amarah, "saya juga akan melaporkan bapak karena tidak becus menjaga warganya! Bagaimana bisa bapak tidak mengadili keluarga saya yang memperlakukan anak saya dengan keji Hah!" bentaknya.

Agus gelagapan mendengar ucapan Nina yang menyudutkannya.

"Jaga bicara mbak Nina ya, saya datang ke sini baik-baik karena sebagai ketua Rt ingin mendamaikan kalian, kenapa Mbak Nina malah balik mengancam saya!" ketus Agus tak terima di salahkan.

"Oya? Bu Wingsih dan Pak Prapto sudah cerita sama saya kalau mereka sering melaporkan tindak kekerasan Rima pada bapak tapi bapak tak peduli! Saya akan laporkan kalian semua pada pihak yang berwajib! Camkan itu!"

"Sekarang kalian keluar dari rumah saya, sebelum kesabaran saya habis!" usirnya.

Warga yang melihat mereka lalu menyoraki mereka semua, membuat Agus sangat malu, dia memilih pergi meninggalkan kediaman Nina dan menyusun rencana.

"Awas kamu Nina! Aku bakal balas perbuatan kamu!" ujar Tyas.

Mereka memilih kabur dari kediaman Nina karena takut di amuk oleh para tetangga yang lebih mendukung Nina.

.

.

.

Tbc

1
Dwi Rita
ceritanya bagus. recomended
Nyai Omi
/Shy/
Nyai Omi
lanjut
Nyai Omi
/Smile/
Nyai Omi
iya ksian skli sllu d jahati
Nyai Omi
jahat skli mereka
Nyai Omi
g ada akhlak nya tu ibu tri nani
Muji Lestari Tari
Budi oh budi
Muji Lestari Tari
manusia aneh
Muji Lestari Tari
aduh bikin emosi
Muji Lestari Tari
aduh main dukun
Muji Lestari Tari
jangan mau nin
Muji Lestari Tari
keluarga toxic nggak ada lawan
Muji Lestari Tari
Dibyo gila
Muji Lestari Tari
makin nggak jelas ni orang
Muji Lestari Tari
Dibyo bodoh
Muji Lestari Tari
Yanti ni pelakunya
Muji Lestari Tari
kapok
Muji Lestari Tari
mada sih Anan SMP dah berani gituan
Muji Lestari Tari
keluarga toxic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!