19+
Pertemuan mereka tidak pernah direncanakan, kejadiannya terlalu cepat memicu permusuhan juga Entahlah apa yang salah dia tak mengingat nya sama sekali. Yang terakhir kalinya antara mereka.
Berbagai konflik terjadi saling menyakiti dan rasa bersalah, serta cinta tersimpan dalam hati. Akankah mereka bersama atau akan berpisah.
Ini kisahnya mohon di skip aja jika tak suka jika suka di like aja.. author tak mau banyak komentar tapi terimakasih sudah mampir dan like juga vote and gift.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sumi Yati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Perdebatan kecil
Andita begitu bangun ia langsung membersihkan diri meninggalkan Afrizal sendiri, seusai ia berdandan sederhana, mengenakan apa yang disediakan lelaki itu. Ia masih ingat segala perkataan para pelayannya.
Karena tak tahu apa yang hendak di kerjakan ia hanya duduk-duduk di balkon. Ada satu kursi gantung di sana. Jadi ia masa bodoh dengan Afrizal yang masih mendengkur di ranjangnya. Membaca majalah yang ditemukan nya di sana.
Cup. Andita kaku tubuhnya saat menyadari puncaknya dikecup oleh Afrizal, Andita meliriknya sekilas lelaki itu nampak telanjang hanya mengenakan boxer.
"Pagi sweetie. Tunggu aku kita sarapan pagi bersama." Ucapnya sambil mengelus pipinya Andita. Setelah itu ia pun berlalu ke kamar mandi.
Andita bangkit mendengar suara ketukan pintunya, berjalan ke arahnya untuk melihatnya. Dua pelayan muda datang. "Bersihkan nanti saja, Tuan kalian baru saja bangun. Taruh saja teh nya. Terimakasih." Andita menyingkir memberikan jalan untuk pelayannya.
"Kami permisi Nyonya." Pamit mereka bersamaan. Andita menyeduh teh premium yang setahu dia itu mahal. Tersenyum kecil, "Apakah begini hidup seorang wanita simpanan?" Batinnya miris.
"Kemana dia menyembunyikan ponselnya. Lelaki brengsek itu ingin membuat ku mati kesal." Maki Andita dalam hati.
Disini Andita itu selalu bermuka masam, walaupun di depan para pelayan. Biarpun dia tak berkata kasar. Karena dia mengerti ada hukum alam yakni tabur tuai. Dan ia tak ingin mendapatkan sesuatu buruk menimpa nya, namun sekarang ia mendapatkan perlakuan seperti ini.
Membuat kesal, marah juga benci. Dia hanya kompromi agar bisa keluar dari sangkar emas yang membelenggu kebebasan nya.
"Terimakasih teh nya ." Afrizal duduk di sebelahnya setelah menerima teh hangat.
Andita hanya terdiam saja melayani nya, " Sayang ambilkan pakaian ku!" Perintah Afrizal. Andita pun melakukan hal yang diminta oleh Afrizal, tanpa kata, tanpa melihatnya. Wanita itu membelakangi lelaki itu duduk tenang dengan teh di tangan nya.
Sepuluh menit kemudian mereka berjalan beriringan menuju ke meja makan. Sajian aneka macam masakan tersedia di sana. " Ini akhir pekan, kau mau jalan-jalan kemana?" Tanya Afrizal.
"Kau bertanya padaku? Bukankah aku hanya sebagai hiasan saja?" Ucap Andita sinis.
"Aku ada waktu hari ini, kemarin aku sibuk. Maaf, membuat mu menunggu." Afrizal meletakkan alat makannya melipat kedua tangannya di meja setelah melap mulut nya dengan tisu serta mendorong piring di depannya.
"Kau kesal padaku?" Tanya nya dengan menyipitkan matanya.
"Mengapa? Tidak terima? Apa aku tak boleh marah?" Cecar Andita cuek masih makan tanpa memandang wajah Afrizal.
"Dimana ponselku? Juga dompet dan kunci rumah? Kau apakan barang-barang ku?" Sekali lagi Andita mencercanya.
"Ada. Aku sengaja menyimpan nya. Mengapa kau mau kembali kerja ? Menjadi seperti itu? Berapakah jumlah penghasilan nya?" Kalimat sindiran pedas Afrizal lontarkan dengan nada santai.
"Mau berapakah tak masalahkan? Masalahnya apa yang kudapat dari mu? Sebagai istri simpanan? Apa yang bisa ku banggakan dari ini?" Balik Andita bertanya ke Afrizal.
"Bahkan banyak sekali wanita bersedia tidur dengan suamimu ini, mengapa kau abai begin" Tanya Afrizal dengan mendayu-dayu.
"Itu mereka bukan aku, lagi kaulah yang memaksa meniduri ku ingat? Semuanya kau yang memaksa mtrtfgeniduri ku? Ataukah sebutan pemerkosa?" Ucap Andita ketus.
Afrizal menarik ujung bibirnya menyeringai tak ada emosi ikut terpancing karena kata-katanya. "Sayang apa yang kau ingin bekerja begitu?" Tanya Afrizal.
"Ya, masalah buatmu? Aku mencari uang dengan cara ku kenapa kau kesal." Sungutnya sambil menghempaskan tisu yang dibuat untuk menghapus jejak-jejak makanannya.
"Kau mau kerja boleh, tapi bukan penari striptis. Atau cleaning servis, kerja di kantor ku. Menemani ku bekerja atau menemani ku makan, sesekali kita akan keluar meeting atau hang out bareng dengan relasi atau pun teman-teman ku."
Afrizal berkata panjang lebar menatap Andita yang tetap tenang menatapnya tajam. "Kau pikir aku Sudi menerima bekerja padamu? Penjahat kelamin seperti mu tak akan mengerti apa itu harga diri." Tukas Andita.
"Jika kau memiliki harga diri kau akan menanggalkan pakaian juga tak makan makanannya bukan?" kalimat menohok itu tepat sasaran. Membuat Andita meradang.
"Begitukah menurut mu? Apa kah menjelajahi setiap tubuhku tidak ada bayaran nya? Apa semua orang kaya itu pelit dan maunya gratisan seperti kami orang jelata yang suka memburu sembako murah?" Andita berkata dengan mencengkeram ujung dress-nya.
"Apakah bagimu kami tak ada harganya sehingga kau nilai murahan begitu?" Tanya Andita, " Termasuk keperawanan ku yang kau anggap tak penting?" Sakars Andita.
Andita berdiri dan memundurkan kursinya berlalu menuju ke taman samping. Di ruang makan mereka hanya berdua saja pelayan nya menyingkir dari sekitar majikannya yang ingin privasinya tak terganggu.
Saat melihat Andita di taman samping tukang kebun juga pelayannya yang lain bergegas berpindah tempat lainnya untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Apa aku memilih menjadi simpanan mu? Aku lebih suka mati kelaparan daripada tinggal di sini." Gumamnya lirih, menahan emosinya menggebu.
Afrizal dapat melihat suasana hati istrinya juga cairan bening yang turun di pipinya. Lelaki itu hanya diam saja di dalam ruangan menonton Andita yang menangis dalam diam.
Ia juga mendapat laporan bahwa istrinya makan sedikit dan sering kali melamun. Bahkan sering kali juga melewatkan makan siang atau makan malamnya.
Rencananya akan mengajaknya jalan-jalan tak urung batal juga karena perdebatan mereka barusan. Lelaki itu tak pernah membujuk atau merayu wanita. Mereka lah yang datang merayunya dan berakhir di peraduannya.
Hanya semalam tak pernah mengulangi lagi dengan wanita yang sama. Beruntunglah dia tak memiliki orang tua yang menegurnya karena kebiasaannya yang jelek itu.
Seorang pelayan kebetulan melintas tak jauh darinya, Afrizal memberikan kodenya untuk mendekat. "Suruh tulang kebun mengambil beberapa bunga segar buat seperti buket berikanlah pada nya. " Bisik Afrizal pada pelayan nya.
Lelaki itu langsung menuju ruang kerjanya begitu saja. Sang pelayan yang masih muda tersenyum mengembang manakala mendapatkan perintah untuk menenangkan Nyonya nya.
Gadis remaja itu berlarian kecil menghampiri tukang kebun. "Paijo cepat ambilkan bunga segar yang cantik seperti Nyonya. Tuan yang memerintah. Nyonya sedang merajuk dan bersedih hati nya."
"Cepatlah jangan sampai kelamaan, kasian Tuan kita." Serunya. Lelaki dewasa yang dipanggil untuk mengambil bunga itu hanya tertawa kecil. Namun melakukan hal yang dimintanya.
Andita tersentak saat bahunya disentuh, buru-buru setenang mungkin dan menghapus jejak-jejak air matanya. "Ada apa Elsa?" Tanyanya.
Wanita muda itu adalah Elsa ya yang selalu menjadi teman mengobrol di rumah besar itu.
"Tuan memberikannya untuk mu. Beliau tak bicara apapun, namun ku rasa ia menyesali karena tak dapat mengendalikan bicaranya." Kata Elsa dengan muka berseri-seri.
"Terimakasih. Elsa apa ini inisiatif mu?" Tanya Andita. Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Tuan tadi berdiri lama di sana. Melihat mu Nyonya, yang berdiri diam di sini."
"Tersenyum lah Nyonya, Tuan memang seperti itu, namun ia sangat baik hati." Elsa menjelaskan tentang Afrizal.
"Kau selalu saja membela Tuan mu. Berapakah harga yang diberikan oleh nya untuk mu agar mau membujukku?" Gantian Andita bertanya dan hanya di jawab dengan gelengan kepala.
"Tuan seperti kakak buatku. Beliau tak sejahat itu Nyonya percayalah." Andita hanya tersenyum kecil dan meninggalkan nya sendirian.
amalan nya apa..end nya siapa
mungkin mak kau pun murahan 🤣🤣🤣
xada rasa penyesalan selepas merogol anak dara org yg ternyata masih bervirgin