Aku diasingkan layaknya debu tak berarti. Siapa pun yang mencoba mendekati ku, maka mereka ikut terkutuk. Akulah gadis berkacamata empat dengan segala kekuranganku, dan mereka semua menikmati menonton ku yang terkena bully tanpa peri kemanusiaan.
"Hey, Cupu! Tempatmu dibawah sana, bukan di atas bersama kami." seru Sarah di depan seluruh anak kampus.
Penghinaan dan kekejian para pembully sudah melewati batasnya.
"Don't touch Me!" seru Rose.
Tak ada lagi hati manusia. Semua hanyalah jiwa kosong dengan pikiran dangkal. Buta, tuli, dan bisu. Yah, itulah kalian. ~ Rose Qiara Salsabila.
Wanita berkacamata empat dengan julukan cupu sejak menapaki universitas Regal Academy itu berjuang mencari ketulusan seorang teman. Hingga pembullyan para teman seuniversitas membangkitkan jati dirinya.
Siapa sangka si cupu memiliki dunia lain di balik kepolosannya. Bagaimana cara Rose menghukum para pembully dirinya? Apakah ada kata ampun dan maaf dalam kamus hidup Rose?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asma Khan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4: Genk Cantika VS Dewan Kampus
Gadis cantik bergaun peach duduk di sudut dan menikmati bacaan buku fiksinya. Tidak peduli dengan kesibukan para rektor dan dosen yang menyidang semua mahasiswa di tempat kejadian.
Tak ada lagi hati manusia. Semua hanyalah jiwa kosong dengan pikiran dangkal. Buta, tuli dan bisu. Yah, itulah kalian. ~ batin Qia.
Diamnya para penonton atas tragedi yang menimpa genk cantika, membuat anggota genk cantika bersama Rizwan di giring ke ruangan dewan untuk memberikan penjelasan. Dimana kini keempat mahasiswa itu duduk berhadapan dengan para dosen dan rektor yang menjadi humas universitas Regal Academy.
"Bisa jelaskan apa yang terjadi?" tanya wakil Rektor dengan name tag Ibu Susi yang memandang satu persatu mahasiswanya.
Sarah menahan rasa sakit diseluruh tubuhnya, "Apa ibu ini buta? Lihat semua luka di tubuhku ini! Sudah jelas kami adalah korban, dan kami ingin pihak kampus menuntut Qia atas kasus perundungan....,"
Sikap brutal Sarah benar-benar tidak tahu waktu dan tempat. Gadis itu tidak bisa menjaga bahasanya lebih halus, baginya kampus adalah tempat kekuasaannya. Sontak saja seorang dosen berdiri, lalu menunjuk ke wajah Sarah.
"Sarah jaga ucapanmu! Apa kamu tidak sadar bahasa mu itu sangat tidak sopan? Apa ini cara mahasiswa bicara dengan para dewan kampus?" Dosen dengan nama Bapak Ridwan menyela pengaduan Sarah karena satu kata yang kurang ajar, tapi anehnya kenapa bu Susi masih diam tanpa memarahi anak didiknya?
"Maafkan, teman kami. Para dewan terhormat, kami hanyalah korban perundungan. Semua ini karena ulah Qia. Gadis cupu itu tidak terima karena selalu kami panggil cupu. Jadi kami harap, para dewan mau bertindak. Aku harap kalian semua tidak lupa, siapa orang tua kami. Iya 'kan?" Dela tersenyum tipis dengan tatapan mata berani melawan para dewan kampus.
Sementara Prita yang enggan ikut berdebat memilih diam menyimak kehebohan yang dibuat dua sahabatnya. Begitu juga dengan Riswan. Ia masih dalam pengaruh shock atas perubahan penampilan dan sikap seorang Salsabila.
Apa itu benar Salsa? Tidak! Aku tahu benar Salsa tidak bisa bertindak kasar, tapi jika iya. Aku harus menyelidiki terlebih dahulu. ~batin Riswan.
"Kalian sangat suka mengancam, ya? Apa benar Qiara Salsabila yang merundung kalian, atau justru kalian yang merundung gadis itu? Kami semua bisa mendengar dengan jelas. Kalian saja memanggil Qiara dengan panggilan cupu. Bukankah itu salah satu bentuk perundungan? Saya sebagai wakil rektor memutuskan kalian harus menjalani perawatan kejiwaan." Wakil Rekor Ibu Susi menarik selembar kertas laporan, lalu memberikan cap kampus Regal Academy. "Orang bilang setiap perbuatan selalu mendapatkan balasan setimpal. Baik atau buruk, semua itu akan balik ke diri sendiri. Jangan kalian pikir, kami tidak tahu bagaimana perangai kalian selama ini,"
Ibu Susi memberikan kertas kepada Sarah, Dela, Prita dan Riswan. "Kalian diliburkan selama satu minggu! Silahkan kembali ke kampus setelah melakukan pemeriksaan ke dokter psikiater, dan satu lagi. Saya tahu siapa kalian beserta orang tua kalian, tapi kalian tidak tahu siapa....,"
Tok!
Tok!
Tok!
"Permisi, Bu. Ada yang menunggu di kantor." lapor seorang penjaga kampus dari luar, membuat ucapan Ibu Susi terpotong.
"Pak Ridwan, tolong selesaikan semua ini, saya permisi." Ibu Susi berdiri, "Sebagai dosen, aku sarankan kalian fokus belajar, dan sebagai sesama manusia. Maka aku hanya bisa memberi satu nasehat. Jangan lihat seseorang dari sampulnya saja, apa yang terlihat baik belum tentu baik, dan begitu juga sebaliknya."
Braaak!
Dela menggebrak meja, membuat para dewan yang sedari tadi hanya menjadi penonton terkejut. "Astaga, apa kamu tidak tahu sopan santun?"
"Sar, sepertinya semua dosen di kampus ini bosan mengajar. Apa kamu terima dengan keputusan gak adil dari mereka?" Dela tersenyum licik, membuat Sarah paham maksud bestie nya.
"Santai aja, Aku pastikan semua seperti keinginanku. Kita lihat, kertas ini atau pengaruh orang tua kami yang dipatuhi. Guy's, cabut!" ajak Sarah dengan ringisan di bibir menahan sakit.
Prita yang melihat Sarah terluka cukup parah, membantu gadis itu untuk berdiri, sedangkan Dela justru menyambar gelas berisi air putih, lalu menyiram Ibu Susi. Gerakan gadis rambut sebahu itu terdeteksi, membuat Pak Ridwan langsung menarik lengan wakil rektornya.
Byuur!
Air tumpah membasahi meja dan lantai, "Ups, gak kena. Next pasti tepat sasaran."
"Pak, biarkan mereka pergi!" Ibu Susi menahan Pak Ridwan yang siap melawan penghinaan geng cantika.
Ketidakberdayaan dan bungkamnya para dewan tak ada bedanya dengan para mahasiswa. Semua yang bernaung di dalam Regal Academy seakan terbelenggu rantai besi atas nama kekuasaan. Dela yang keluar di barisan terakhir tak sungkan menarik pintu tanpa perasaan.
Braak!
Para dewan hanya bisa mengelus dada masing-masing dengan helaan nafas panjang. Mau melawan, tapi mengingat orang tua genk cantika juga donatur tetap di kampus Regal Academy. Maka masih harus berpikir dua kali.
"Kalian awasi setiap tindakan genk cantika, Aku merasa anak-anak itu akan membuat ulah yang menyeret kita semua." Ibu Susi memperingati rekan kerjanya agar tetap waspada, para dewan yang memahami apa maksud wakil rektor menganggukkan kepala paham.
Sementara Sarah harus menikmati hadiah pertama dari Rose. Gadis itu kini dipapah dua sahabatnya berjalan menyusuri lorong kampus hingga beberapa menit berhenti di tempat parkiran yang luas. Riswan yang berjalan dengan pikiran kosong, tak sadar berjalan ke arah lain, membuat Dela menarik jaket pria itu.
"Lepas! Ngapain pake tarik jaket segala?" ucap Riswan ngegas.
Dela mencebikkan bibirnya, "Loe yang kenapa? Gak lihat kanan kiri, loe mikirin apa sih?"
"Bukan urusanmu. Sayang, ayo kuantar ke klinik terdekat!" ajak Riswan mengulurkan tangannya ke Sarah.
Gadis yang diajak ternyata tenggelam dalam lamunan dengan tangan mengepal, mata membulat sempurna. Tatapan sinis, bibir terkunci rapat. Sudah jelas keputusan wakil rektor mempengaruhinya. Seorang ketua genk cantika yang selalu mendapatkan semua keinginan tanpa harus mengemis. Justru hari ini mengalami perundungan, terlebih lagi mendapatkan hukuman untuk melakukan pemeriksaan ke psikiater.
Awas saja kamu, cupu! Aku tidak akan biarkan hidupmu tenang mulai hari ini, tidak Sedetikpun. Hukuman mu lebih berat dari sahabat mu yang sudah tinggal nama. Kupastikan kehancuranmu dalam genggaman tanganku.~batin Sarah semakin mengepalkan kedua tangannya, membuat kuku panjangnya memutih dengan otot menonjol.
"Ayo, Sayang!" ajak Riswan seraya mengusap pipi Sarah, membuat gadis itu bergerak dari posisinya.
Sementara Rose memulai hidup baru dengan membuat rencana pembalasan dendam demi menegakkan kesetaraan dan keadilan di dalam Regal academy. Dimana kini ia tengah duduk di atas kursi bulat setinggi satu meter ditemani segelas jus alpukat murni.
"Semua rencanaku done. Selamat datang di dunia Rose Qiara Salsabila Luxifer, aku tidak sabar melihat reaksi semua penjahat yang merenggut sahabat terbaik ku."
...----------------...
Visual Tokoh Daughter of Mafia Queen
Sementara tidak ada Visual Rose Qiara Salsabila Luxifer 😍
Mau othoor peluk dulu si Rose 🙂☺
aku baca ulang lagi deh
maaf saya pembaca pendatang baru 🙏
dan akhirnya aku susah memahami....
sadis banget sampai memakan korban jiwa 😢😢