Erland Putra, seorang petarung handal, dia menjadi korban penculikan saat dirinya masih bayi dan mendapatkan kekerasan dari orang tua angkatnya. Padahal dia anak dari seorang mafia.
Setelah dewasa dia malah mendapatkan pengkhianatan dari kekasihnya.
Sebuah pertemuan tidak sengaja mempertemukan dirinya dengan seorang gadis di masa lalu, gadis yang pernah dia tolong saat gadis itu di culik oleh ayah angkatnya. Gadis itu bernama Eliana, seorang CEO cantik yang sangat angkuh.
Karena Eliana mengetahui Erland adalah orang yang menolongnya dulu, membuat dia terobsesi ingin memiliki Erland. Padahal Eliana akan membenci Erland jika dia tahu siapa Erland sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
Erland menjalankan sebuah bisnis apa saja yang bisa dia lakukan untuk membiayai kuliah kekasihnya, dia tidak memiliki pekerjaan tetap walaupun kadang dia sering melakukan pertarungan bebas.
Hari ini dia menjalankan pekerjaanya, dia memasuki sebuah markas yang di dalamnya ada banyak para gangster.
Erland berjalan sambil memberikan koper itu kepada ketua gangster, ketua gangster segera mengecek koper yang diberikan oleh Erland, dia tersentak kaget saat melihat isi di dalam koper itu, ternyata isinya sebuah bom. Membuat jantungnya seperti mau copot.
Tit.. tit.. tit..
Waktu tersisa 30 detik lagi.
"Tiarap!" teriak ketua gangster itu saking paniknya.
Semua gangster yang berbadan besar disana ikut tiarap dengan gemetaran. Mereka saat ini berada diantara hidup dan mati.
Erland yang tidak tau dengan isi koper itu juga ikut tiarap.
"Aishhh.. " Ketua ganster menatap Erland dengan sangar.
Namun bukannya meledak , Bom itu malah berbunyi suara lagu anak-anak, rupanya mereka tertipu, itu adalah bom mainan.
Meletus balon hijau...
Dor..
Hatiku sangat kacau...
Balonku tinggal empat
ku pegang erat-erat.
"Ah sial!" Rupanya kini nyawa Erland sedang tercancam, para gangster itu pasti akan menghabisinya. Padahal dia tidak tau dengan isi di dalam koper itu.
Akhirnya terjadi baku hantam di antara Erland dan belasan Gangster itu, Satu lawan sebelas tentu saja Erland merasa sangat kewalahan.
Tidak ada jalan lain selain melarikan diri.
"KEJARRR!! " teriak Ketua gangster itu. Dia menyuruh semua anak buahnya untuk mengejar Erlan.
"Ah sial, kenapa isinya bom mainan?" Erland terus berlari ke arah tempat dia memarkirkan mobilnya, namun saat dia mencoba untuk masuk ke dalam mobil, ternyata kunci mobilnya tidak ada, mungkin kunci mobilnya jatuh saat dia sedang bertiarap tadi.
"Ah brengsek!" Erland mendengus kesal. Dia ingin mengancurkan kaca pintu mobil itu namun ada salah satu gangster yang mengarahkan pistol padanya, dengan cepat Erland berlari lagi meninggalkan mobilnya.
Dia melihat segerombolan gangster yang sedang berlari ke arahnya dengan membawa pipa besi.
"Rizal sialan, awas kau!" keluh Erland.
Tak ada pilihan lain selain dia harus berlari sekencang mungkin.
****************
"Nona El, dimana anda sekarang?" tanya Miss Bona lewat telepon, dia terkejut begitu mengetahui Eliana pergi tanpa membawa bodyguard.
"Aku sedang menjalankan mobil, hari ini hari libur. Aku ingin liburan sebentar." jawab Eliana dengan santai.
"Tapi kenapa nona pergi tanpa bodyguard..."
Klik!
Eliana langsung menutup panggilan telepon dari Miss Bona.
"Nona El, hallo...Nona El!" Miss Bona mencoba untuk menghubungi nonanya tapi tidak diangkat juga.
"Ah ya ampun nona El." Miss Bona memang harus memiliki extra kesabaran menghadapi sang nona muda.
Eliana menjalankan mobilnya dengan kecepatan normal sambil menikmati alunan musik klasik, namun tiba-tiba dia hampir menabrak seseorang yang sedang berlari.
Eliana segera mengerem mobilnya.
CKIITT!
"Aishh... ni orang cari mati ya." Eliana keluar dari mobilnya. Dia membanting pintu mobil dengan keras.
Rupanya itu Erland, dia tidak mengalami luka parah karena dia keburu mengindari mobil itu, namun ada luka memar di bagian lengan dan kakinya.
Bukannya menolong , Eliana malah menyuruhnya minggir, "Minggir, kau menghalangi jalannku!"
Erland menatap ke Eliana dengan tatapan sinis "Kamu tidak punya hati sama sekali, aku hampir mati karenamu!" Erland berkata itu sambil berdiri.
Eliana tidak mempedulikan ucapkan Erlan "Kamu yang menabrakan diri ke depan mobilku, kamu mau memerasku, berapa yang kamu pinta?"
Erland terkejut saat melihat segerombolan gangster yang masih berlarian ke arah mereka.
"Ayo lari!" Dia menggenggam tangan Eliana membawanya berlari.
"Dasar bodoh, untuk apa aku ikut lari! Aku tidak punya urusan sama mereka. " Eliana mencoba melepaskan tangan Erland, tapi Erland dengan begitu erat dan membawanya masuk ke dalam mobil milik Eliana.
Erland segera menyetir mobil milik Eliana dengan kecepatan tinggi.
"Kamu mau bawa aku kemana?" bentak Eliana sambil memukul-mukul lengan Erland.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya....
pertemukan lah.. 😂😂