Rara Danira, seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya raya, namun kurang perhatian dari keluarnya.
Suatu saat dia masuk ke dalam sebuah situs terlarang dan mencari seorang laki-laki dewasa untuk menjadi sugar baby.
Levis Morelli, seorang laki-laki berusia 37 tahun yang mencari sugar baby untuk melampiaskan segala hasratnya, namun tidak ingin menikah karena di tidak percaya dengan yang namanya pernikahan.
Akankah keduanya bisa menjalani kehidupan ini dengan baik? atau malah menjadi Boomerang bagi mereka sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Kadal Bule
Setalah apa yang terjadi tadi, Levi's akhirnya bisa keluar dari dalam lemari Rara. Walau jantungnya berdebar kencang, takut jika ketahuan setidaknya dia bisa selamat. Beruntung Rara sigap mengalihkan perhatian tapinya hingga membuat dia bisa keluar dari sana.
"Om itu apa-apaan sih?" semprot Rara setelah laki-laki itu keluar dari dalam lemarinya.
Lihat, betapa mengerikannya senyuman itu. Rara kembali memanggilnya dengan sebutan Om dan itu membuatnya langsung menghampiri gadis itu, dan menarik pinggul gadis itu hingga membuat tubuh mereka saling menempel satu sama lain.
"Om, eh-sayang, kenapa?" tanya Rara mulai panik ketika melihat tubuhnya di tarik Levis hingga mereka saling berdekatan.
"Apa kamu tau kesalahan kamu?" tanya Levis yang membuat tubuh Rara mulai berkeringat dingin.
Takut jika Levis melakukan sesuatu hingga membuatnya menerima hukuman nantinya. Apalagi dia kembali menyebutnya dengan sebutan om.
"Hem, maaf. Aku gak sengaja, jangan hukum aku ya, janji gak gitu lagi. Janji gak panggil om lagi, deh." ucapnya pada Levis setelah menyadari kesalahannya.
Tapi lihatlah, senyumannya masih terlihat begitu misterius dan mengerikan baginya. Takut jika memang akan terjadi sesuatu padanya nanti.
"Udah, kan udah minta maaf. Ayo lepasin, ih." pintanya pada Levis setelah meminta maaf atas kesalahan yang tidak sengaja dia ucapkan.
"Aku punya sesuatu." kata Levis yang masih merangkul pinggul ramping Rara.
"Apa?" tanya Rara yang masih ragu ketika Levis mengatakan hal seperti itu. Bicara saja dia masih gemetar, takut jika sesuatu itu bisa membuatnya terkejut atau apa pun itu nanti.
Senyuman Levis masih menghiasi bibirnya hingga tiba-tiba saja dia menunjukkan sesuatu dari balik punggungnya dan memperlihatkan hal itu pada Rara.
Melihat apa yang ada di tangan Levis membuat Rara langsung berteriak. Tapi, belum sempat Rara berteriak, Levis sudah membungkamnya lebih dulu.
"Hemphhh..." bibirnya di bungkam oleh ciuman hingga membuat dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
Bahkan kini mereka sudah berpindah ke atas tempat tidur karena Levis yang membawa Rara ke sana. Entah apalagi yang akan terjadi setelah ini. Yang jelas, Rara benar-benar takut jika terjadi sesuatu pada mereka nantinya.
"Om, jangan..." katanya yang berusaha menghentikan pergerakan Levis.
Sungguh, Dia sangat takut jika terjadi sesuatu pada mereka saat ini. Tidak, Rara tidak siap untuk semua itu. Dia benar-benar tidak siap jika harus melakukan semua itu dengan Levis.
"Kenapa, baby? aku berjanji tidak akan melakukan sesuatu yang lebih dari itu. Aku hanya ingin tidur bersamamu denganmu sampai pagi. Aku bersumpah mau aku tidak akan melakukan apapun, aku tidak akan melakukan hal yang lebih dari ini." ucapnya pada Rara Karena bagaimanapun dia masih memikirkan gadis itu.
Levis tidak mungkin melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dia lakukan. Apalagi nggak di sini masih sekolah dan masa depannya masih panjang. Dia hanya ingin menjaga Rara sampai benar-benar menjadi miliknya.
"Percayalah, Rara. Aku tidak akan melakukannya. Aku hanya--" Levis tidak sanggup melanjutkan kata-katanya, karena semuanya terlalu berat.
Rara sendiri masih menimbang apakah dia harus membiarkan laki-laki itu melakukannya, lagi atau malah melarangnya dan menghentikannya.
"It's oke. Kamu belum terbiasa untuk ini. Ayo, tidur. Ini sudah malam. Apa kita mau kencan? Ini malam Minggu bukan? Ayo bersiap dan aku akan mengajak kamu keluar malam ini." katanya lagi setelah memutuskan bahwa mereka akan pergi.
"Gimana caranya?" tanya Rara yang tidak tahu bagaimana caranya mereka bisa pergi.
Apalagi ini sudah malam. Jadi rasanya tidak mungkin bisa pergi dengan Levis. Terlebih-lebih ada mami dan papinya di rumah. Jadi tidak mungkin dia bisa keluar begitu saja.
"Kamu keluar dari pintu biasa dan aku akan melompat dari sini. Aku akan menunggu kamu di luar. Oke, baby? Bersiaplah dan pakai pakaian yang seksi, karena aku suka melihat mu dengan pakaian seksi. Karena itu agar terlihat lebih menggoda dan lebih dewasa lagi." jelasnya pada Rara sebelum pergi meninggalkan gadis itu di sana.
Levis sudah pergi meninggalkannya, dan dia penasaran bagaimana cara laki-laki itu naik dan juga turun dari kamarnya.
"Oh my god! apa dia itu keturunan spider-man?" gumam Rara ketika melihat bagaimana mudahnya laki-laki itu turun dan melompat dari kamarnya.
Tapi, kali ini pendaratannya tidak mulus. Levis menyenggol pot bunga yang ada di sana hingga membuat suaranya terdengar hingga ke dalam ruangan kerja papinya Rara.
"Oh, shit!" umpatnya ketika menyadari hal itu. dia benar-benar tidak percaya dengan semua ini.
Kenapa pendaratan yang tidak berjalan dengan mulus seperti biasanya. Levis yakin jika setelah ini orang yang berada di dalam ruangan yang masih menyala lampunya itu akan keluar mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya.
Begitu juga dengan Rara, dia melihat hal itu dan ikut merasa panik.
"Astaga, gimana ini?" gumamnya ikut panik melihat pendaratan Levis yang tidak sempurna. Bahkan laki-laki itu langsung berlari meninggalkan tempat kejadian.
Benar saja dugaannya, karena setelah mendengar suara asing dari luar ruangan kerjanya, Anton langsung memeriksa sekelilingnya dan dia menemukan satu buah pot bunga yang berisi bunga mawar itu pecah. Bahkan tanahnya juga berserakan di sana.
"Ada apa ini? tidak mungkin tiba-tiba pecah!" gumamnya yang masih penasaran dengan hal itu.
Entah mengapa tiba-tiba saja dia berpikir ada maling. Dia takut jika ada pencuri yang diam-diam menyelinap masuk ke dalam rumahnya.
"Rara," gumamnya panik saat menyadari bahwa kamar putrinya berada di atas. Tepat di atas tempat di mana dia berada saat ini.
Karena terlalu mengkhawatirkan keadaan putrinya, Anton langsung berlari menuju kamar tempat di mana Rara berada.
"Sayang, Rara!" panggilnya yang merasa panik luar biasa.
"Ada, apa pi?" tanya Rara yang merespon reaksi papinya.
Rara yakin jika kedatangan papinya itu pasti berhubungan dengan apa yang terjadi di bawah sana. Levis yang melakukannya dan dia harus menghadapi semua ini.
"Kamu baik-baik aja kan? nggak ada orang yang datang ke sini kan?" tanya Anton merasa panik.
"Maksud papi gimana?" Rara balik bertanya karena dia juga ikut berpura-pura saat ini tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya padahal dia mengetahui hal itu.
"Maksud nggak ada yang datang ke sini kan? tadi papa ada dengar suara pot bunga yang pecah. Papi takut jika ada pencuri atau seseorang yang menyelinap masuk. Apalagi di mana pot pecah itu tepat ada di bawah kamar kamu, jadi papi-"
"Rara baik-baik aja kok Pi. Rara ngantuk, udah sana. Rara mau tidur, besok mau golf sama anak sekolah." ucapnya yang berbohong berharap papinya percaya.
***
udh buang aja lah laki modelan si anton itu
kog makin jengkel sama orang 1 ini....
jgn ada drama salah paham dan danira dgn anton baikan lagi
🙏👍🌹❤
anton bener " tk punya perasaan pda rara
bikin nyesel thor telah megabaikan rara