Kinara yang menjadikan Geffie sang suami sebagai panutan lantas harus di hadapkan dengan kenyataan terpahit yang menuntun dirinya membuka tabir kepalsuan yang di sembunyikan oleh suaminya selama ini.
Hati perempuan mana yang tak runtuh ketika melihat suami yang begitu penyayang dan penuh kehangatan, ternyata berselingkuh dengan sahabat dekatnya sendiri tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ketika rasa terjatuh karena perselingkuhan suaminya semakin menusuk hatinya, Kinara dipertemukan dengan seseorang yang mempunyai luka yang sama dengannya.
Mampukah seorang Kinara memperbaiki segalanya? akankah segala hal yang mereka lalui berakhir dengan kandas? atau malah berlabuh ke lain hati?
Ikuti terus kisahnya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja liana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setidaknya aku tidak sendiri di dunia ini
Di sebuah hotel bintang lima di kamar no 58 Geffie menghentikan langkah kakinya, ia menoleh ke arah kanan dan kiri memastikan tidak ada seseorang yang mengikutinya.
Ting tong
Tak berapa lama pintu kamar mulai terbuka, senyuman manis mengembang dari mulut Geffie menandakan ia bahagia bertemu dengan seseorang di kamar hotel itu. Tak perlu menunggu waktu lama Geffie lantas masuk ke dalam kemudian menutup pintu dengan rapat.
"I miss you so much." ucap Geffie dengan mata berbinar.
"Bagaimana dengan istrimu? apa dia masih curiga?"
"Sementara ini perhatiannya beralih pada Fara, kita aman dan ini semua berkatmu Nabila Khansa Rahmani." ucap Geffie dengan senyum yang mengembang seakan bangga dengan apa yang telah Nabila perbuat.
***
Sementara itu yang terjadi sebenarnya pada hari dimana Kinara mengikuti Geffie hingga ke hotel waktu itu.
Nabila melangkahkan kakinya menuju ke arah parkiran mobil disebuah gedung perkantoran, namun langkahnya terhenti karena melihat sebuah mobil yang tak asing baginya sedang terparkir dengan jarak beberapa meter dari mobil milik Geffie. Nabila yang hafal akan mobil tersebut lantas mengeluarkan ponselnya dan mendial nomor Geffie di sana.
"Halo sayang kamu di mana? aku sudah menunggumu dari tadi." ucap Geffie begitu panggilan Nabila ia angkat.
"Kinara sedang mengintai mu sedari tadi, apa kamu tidak menyadarinya?" ucap Nabila.
"Mana mungkin? Kinara bahkan mengatakan padaku sedang di rumah bersama Delisha saat ini?" ucap Geffie dengan nada yang tidak percaya.
"Oh ya? jika begitu coba kau lihat di sebelah kanan mu tepat di mobil yang ke tujuh, apakah kamu masih tidak percaya?" ucapnya dengan nada menyindir.
"Oh ****! bagaimana bisa dia ada di sini?" ucap Geffie yang terkejut ketika melihat mobil Kinara di sana.
"Sekarang dengarkan kata kata ku, lakukan sesuai rencana kita semula, jemput Fara sebelum pergi ke hotel, jika bisa berpura puralah untuk mesra, aku akan menelpon Fara dan memintanya berpura pura menjadi selingkuhan mu agar kita berdua aman." ucap Nabila memberikan solusi.
"Apa kamu yakin itu akan berhasil? kamu tahu sendiri bukan bagaimana sifat Kinara? kamu bahkan lebih mengenalnya daripada aku." ucap Geffie, bukan tanpa alasan Geffie mengatakan hal itu karena memang sejak dulu Kinara, Nabila, dan juga Fara mereka bertiga adalah sahabat, bukan karena tega ataupun menikung sahabat sendiri, Nabila dan juga Geffie sudah saling menyukai sejak lama, namun sayangnya karena karir yang sedang naik daun Nabila tidak bisa memenuhi ajakan Geffie untuk menikah dan lebih memilih pekerjaan daripada cintanya.
Keduanya hampir setahun loss contacts, sampai satu tahun kemudian Geffie melamar Kinara, awalnya Geffie melakukan hal itu untuk memancing Nabila agar pulang, namun sayangnya itu tinggallah angan semata. Setelah harapan yang pupus dan tanpa kepastian, Geffie mencoba untuk menerima Kinara dan membangun kembali cinta yang sebelumnya telah pergi terbawa oleh Nabila entah kemana, namun tepat di tahun kelima pernikahan mereka secara kebetulan keduanya bertemu. Entah karena bujukan setan atau perasaan terdalam yang masih tersisa, keduanya lantas kembali menjalin hubungan terlarang di belakang Kinara dan juga Kafeel sejak setahun belakangan ini.
"Aku yakin Kinara tidak akan bisa marah jika itu Fara yang melakukannya." ucap Nabila dengan nada yang tidak bisa terbaca.
"Lalu apa bedanya dengan mu? bukannya kamu juga sahabatnya?" tanya Geffie yang tidak mengerti jalan pikiran Nabila.
"Sudahlah, lakukan saja sesuai arahan ku." ucap Nabila kemudian memutus sambungan telponnya.
"Karena Kinara selalu meminta ijin sebelum menikah dengan mu, dan aku pulalah yang meyakinkan Kinara untuk menerimamu. Bagaimana mungkin aku tega menghancurkan hatinya, jika aku sendiri yang mendorongnya dalam jurang rumah tangga ini." ucap Nabila setelah panggilan telponnya terputus.
***
Geffie yang memang sudah rindu bertemu dengan Nabila, lantas langsung mendekat ke arah Nabila dan tanpa aba aba langsung menciumnya dengan ganas, seakan meluapkan segalanya lewat gerakan tanpa suara ataupun kata kata.
Keduanya terhanyut ke dalam situasi panas yang mereka ciptakan sendiri. Deruan nafas keduanya terdengar dan terasa hangat menerpa kulit mereka. Dengan perlahan namun pasti Nabila membuka pakaian Geffie kemudian melemparnya ke sembarang arah.
Geffie tersenyum kemudian mengecup bibir milik Nabila dengan singkat. Nabila benar benar jatuh terlalu dalam dengan pesona pria di hadapannya ini, ia kemudian mengalunkan tangannya pada leher Geffie, sedangkan Geffie perlahan mulai melum*at bibir Nabila dan langsung menggendongnya ala bayi koala besar lalu menaruhnya perlahan di ranjang hangat yang akan menjadi saksi persatuan keduanya dalam cinta terlarang yang berkedok perasaan mendalam yang belum usai antara satu dengan lainnya.
************
Sementara itu...
"AKU DOAKAN KAMU HIDUP SEJAHTERAAAA! ENGGAK HARUSNYA KARMA BUKAN SEJAHTERA!" teriaknya lagi.
Seperti mendapat oase di padang yang tandus ada sedikit kelegaan di hati Kinara setelah berteriak seperti barusan, namun ketika senyuman mulai mengembang di wajahnya dari arah samping tepatnya di sebelah bangunan kecil yang mungkin di gunakan sebagai ruang penyimpanan terdengar suara tawa seseorang yang lantas mengejutkan Kinara.
"Siapa di sana?" tanya Kinara dengan penasaran.
Tak lama setelah itu muncullah seorang pria berpawakan tinggi tegap dengan wajah yang blasteran dan manik mata berwarna biru layaknya air laut yang begitu tenang dan menghanyutkan.
"Sorry hanya saja kata katamu itu membuatku tertawa hahaha." ucap pria tersebut sambil melangkah mendekat ke arah Kinara.
"Harusnya kamu turut berduka bukan malah tertawa seperti itu." ucap Kinara dengan cemberut.
"Harusnya sih iya, tapi sayangnya kata katamu yang membuat perut ku sakit, lagi pula ya... di mana mana kalau orang di selingkuhi itu kecewa, mengumpat, atau bahkan memaki, lah kamu malah mendoakan sejahtera, benar benar lawak." ucapnya sambil masih dengan tawa kecilnya.
"Hentikan tawamu itu, menjengkelkan tahu." ucap Kinara.
"Oke oke gue berhenti, em kamu masih pacaran? atau baru nikah?" tanyanya.
"Ini adalah tahun keenam pernikahan kami." jawab Kinara.
"Setidaknya kalian sudah menjalin waktu bersama cukup lama, sedangkan aku, boro boro lama baru setahun tapi sudah di selingkuhi." ucap pria tersebut dengan nada seperti tengah bercanda seakan menutupi segala luka yang ada dihatinya.
"Oh ya? berarti harusnya aku bersyukur ya? tapi kenapa aku lebih merasa menyedihkan dibanding bersyukur?" ucapnya dengan tawa kecil yang kaku.
"Kenapa?"
"Entahlah, aku merasa seperti 6 tahun yang kita lewati harus hancur begitu saja hanya karena orang ketiga yang baru hadir, apa coba namanya jika bukan menyedihkan?" ucap Kinara dengan nada sendu.
"Kau benar, aku saja bahkan sudah mengetahui perselingkuhan istriku sejak awal pernikahan, namun aku tetap diam saja dan tak melakukan apapun seakan berpura pura tidak mengetahuinya."
Mendengar hal itu Kinara lantas menatap ke arah pria itu kemudian tersenyum.
"Ternyata kita sama sama menyedihkan ya?" ucap Kinara sambil bangkit berdiri kemudian menatap pria itu dengan tersenyum lagi dan lagi.
"Apa kamu mau pergi?"
"Ya, anakku pasti sudah menunggu." ucap Kinara.
"Siapa namamu?" tanya pria itu.
"Tidak perlu, mungkin ini akan menjadi pertemuan pertama dan juga yang terakhir, terima kasih atas kisahnya, setidaknya aku tidak sendiri di dunia ini." ucap Kinara sambil melangkah pergi meninggalkan pria itu sendiri di sana.
"Wanita yang menarik." ucap pria itu sambil menatap punggung Kinara hingga menghilang dari pandangan.
Bersambung