Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4.Ternyata Namanya Gavin.
Selama mengajar didepan kelas Anandita berusaha bersikap sebiasa mungkin,meskipun setiap kali melirik kearah Gavin,dia selalu menatap wajah Anandita dengan ekspresi yang sulit dibaca,hingga membuat Anandita jadi gugup.
"ehem,apakah ada yang akan ditanyakan?"tanya Anandita setelah penjelasannya tentang materi yang diberikannya selesai.
"Ada,bu"
"ya,silahkan kamu..."
"Ald, bu"
"ya Aldo,silahkan mau bertanya apa?"
"ibu sudah punya pacar atau belum kalau belum saya mau jadi pacar ibu"
Anandita langsung tersedak mendengar pertanyaan yang dilontarkan Aldo yang membuat seisi kelas menjadi gaduh.
Anandita melirik kearah Gavin sekilas,ternyata dia sedang menatap kearah Anandita membuat Anandita menjadi semakin gugup untuk menjawab pertanyaan konyol yang dilontar oleh Aldo.
"ehem,itu..."
Tet...tet...
Tiba tiba bel tanda pelajaran selesai berbunyi membuat Andita dapat bernafas lega tidak perlu lagi menjawab pertanyaan konyol itu.
"maaf anak anak karena bel sudah berbunyi jadi pelajaran kita sampai disini dulu"ucap Anandita sambil membereskan barang barangnya yang ada diatas meja.
"ya..,bu pertanyaan saya belum dijawab,ibu gimana sih"
"maaf Aldo tapi pertanyaan kamu bukan tentang pelajaran jadi ibu tidak biasa menjawabnya,kalau pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran meskipun jam pelajaran sudah berakhir pasti akan ibu jawab"ucap Anandita, memberikan penjelasan panjang lebar pada Aldo.
"kalau begitu saya ingin bertanya tentang pelajaran apakah ibu mau menjawabnya"tanya Gavin yang membuat mata Anandita melotot.
"bagaimana bu?"
"ehem,baiklah kamu ingin bertanya bagian yang mana di pelajaran tadi?"
"banyak yang mau saya tanyakan bagaimana kalau kekantor ibu"
Anandita semakin melotot mendengar apa yang diucapkan Gavin.
Apalagi beberapa murid tampak memberi semangat pada Gavin sehingga membuat kelas menjadi sedikit gaduh.
"diperpustakaan saja temui saya disana nanti jam istirahat"
"kenapa tidak sekarang,saya mau bertanya sekarang"
Anandita semakin sebal apa sih sebenarnya maksud suami dadakannya ini,malah sengaja ingin membuatnya marah.
"baik kita keperpustakaan sekarang" ucap Anandita sambil melangkah keluar dari kelas yang semakin gaduh karena menyemangati Gavin untuk terus menggodaku.
Jarak kelas Gavin dengan perpustakaan hanya terpisah dua ruangan jadi tidak sampai lima menit kami sudah sampai si dalam perpustakaan itu.
Anandita sengaja memilih kursi yang letaknya disudut belakang agar nanti saat mereka bicara tidak ada yang dengar.
Tapi sebenarnya karena sekarang belum jam istirahat jadi perpustakaan itu masih kosong hanya ada petugas yang duduk dimeja depan.
"apa yang mau kau tanyakan"ucap Anandita saat mereka sudah berada dipojok perpustakaan yang sunyi.
Gavin hanya diam sambil mendekat kearah Anandita membuat Anandita secara reflek memundurkan tubuhnya.
"Gavin kau mau apa"ucap Anandita gugup.
"kau pikir aku mau apa"
"jangan aneh aneh ini masih disekolah"
"jadi kalau tidak disekolah aku boleh aneh aneh"ucap Gavin semakin mendekat kearah Anandita dan menarik lepas ikat rambut Anandita.
"ha,itu..."
"jangan pernah lagi mengikat rambutmu seperti ini,saat didepan orang lain"bisik Gavin di telinga Anandita.
Anandita hanya diam tak menjawab apa yang dibisikkan Gavin.
Dia terlalu syok dengan perbuatan Gavin barusan.
"Kenapa kau diam"
"tidak papa aku hanya...."
"jangan berpikir yang macam macam ini disekolah ada banyak cctv dimana mana"ucapnya sambil menunjuk salah satu cctv yang terletak agak jauh dari tempat kami bicara.
Anandita melihat kearah yang ditunjuk Gavin,ternyata benar ada cctv disana untung letaknya jauh kalau dekat dia pasti malu.
"aku tidak berpikir macam macam jangan sembarangan menuduh"ucap Anandita sambil mendorong tubuh Gavin untuk menyingkir dari hadapannya.
"tunggu,ucap Gavin sambil menarik tangan Anandita.
"Apalagi,"
"mana ponselmu"
"untuk apa"ucap Anandita sambil memberikan ponselnya pada Gavin.
"disita"
"ha,ucap Anandita dengan bingung.
tapi Gavin tidak perduli dan berlalu dari hadapan Anandita.
Setelah Gavin pergi Anandita baru sadar,kalau ponselnya disita bagaimana dia pulang nanti.
Untuk mengambil ke kelas Gavin juga tidak mungkin, apa nanti pikiran anak anak tentang mereka.
Anandita benar benar dibuat pusing dengan tingkah suami dadakannya itu.
Karena berjalan sambil memikirkan Gavin Anandita sampai tidak mendengar ada yang memanggil namanya,baru saat bahunya ditepuk dari belakang dia sadar.
"bu Dita"
"eh,pak Darius,ada apa"
"apa yang ibu pikirkan sampai saya panggil nggak dengar"
"oh..bukan hal penting, hanya masalah pelajaran"
"ada apa Bapak mencari saya"
"saya tadi menghubungi ponsel kamu Dita mau mengajak kekantin bareng ,tapi nggak dibalas balas"
"oh..maaf pak Darius baterai ponsel saya habis"
"tapi tadi waktu saya baru mengirim pesan ponselmu masih aktif, tapi setelah kamu membaca pesan ku tiba tiba ponselmu jadi tidak aktif.
"itu..,tadi waktu saya baru membaca pesan Bapak tiba tiba ponsel saya jatuh dan jadi tidak aktif"
"apakah parah?"
"maksudnya"tanya Anandita dengan bingung.
"kerusakan ponsel bu Dita,kalau parah pulang sekolah nanti biar saya temani ke conter ponsel untuk memperbaikinya".
"enggak parah,itu hanya penyakit lama maklum posel saya audah jadul,nanti kalau saya ces baterainya juga hidup lagi"
"kenapa nggak ibu isi dikantor saja,kan dimeja ibu ada colokan listriknya"
"saya lupa bawa canger ponselnya, biar saya isi dirumah saja nanti"jawab Andita sambil nyengir
"kalau begitu ayo kita bareng kekantin bu Dita,mumpung belum jam istirahat,kalau jam istirahat kantinnya penuh oleh murid yang akan makan siang,jadi sebaiknya kita kesana sekarang mumpung masih kosong jadi bisa lebih leluasa makannya.
"iya,kebetulan saya juga belum sarapan tadi pagi"ucap Anandita sambil berjalan disamping Pak Darius.
Sampai dikantin suasana memang masih sepi seperti kata pak Darius,hanya ada beberapa murid yang sedang duduk makan dikantin.
Darius mengajk Anandita untuk duduk di meja pojok yang agak kaih dari pandangan para murid yang sedang makan disana.
"mau pesan apa,aku pesankan"ucapnya pada Andita.
"satu mangkok soto saja sama air mineral kemasan".
"ini"ucap Darius sambil meletakkan satu mangkuk soto ayam dihadapanku.
"makasih"jawab Anandita lalu menarik mangkuk soto kehadapannya dan mulai menyendokkan soto itu ke dalam mulutnya.
"bagaimana hari pertama mengajar dikelas 12 IPA 2 tadi"
"tidak masalah,semuanya baik baik aja"
jawab Anandita sambil menyendok soto kedalam mulutnya.
"bagaimana dengan Gavin"seketika Anandita tersedak saat mendengar nama suami dadakannya disebut.
"pelan pelan"ucap Darius sambil menepuk pundak Anandita agar berhenti batuk.
"wah pak Darius asyik sekali,kencan dikantin"ucap suara yang baru datang.
Anandita menengok siapa yang baru saja bicara ternyata tiga orang murid laki laki dan Gavin ada diantara mereka,membuat batuk Anandita semakin parah gara gara tersedak dan terkejut melihat Gavin disana.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁