Seorang laki-laki berumur 15 tahun yang Ingin membalas kan dendam nya kepada para iblis yang telah membunuh kedua orang tua nya, namun ia tidak memiliki kekuatan atau pun sihir yang dapat membinasakan para iblis, namun semua itu berubah karna kehadiran kakek kakek misterius
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irvan Al-Lana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 : Taijutsu
Kakek Shin memperhatikan Radit yang sedang latihan, akan tetapi sepertinya Radit sedang melamun seolah olah, sedang memikirkan sesuatu, Radit berlari seperti biasa, namun kali ini karna dia tidak tidak melihat ke arah depan, Radit malah berlari menuju sebuah parit dan akhirnya. "sraaakkk" Bunyi tubuh Radit terjungkal masuk kedalam parit yang lumayan dalam, membuat kakek berdecap heran melihat tingkah nya.
"kau kenapa sih? " tanya kakek ke heranan.
"maaf kakek aku tidak fokus, karna mimpi tadi malam" ucap Radit menyesalinya.
"fokus kan pikiran mu ke latihan ini, jangan memikirkan hal yang tidak berguna" ucap kakek Shin, yang sedikit kesal karna Radit yang tidak fokus terhadap latihan nya.
lalu Radit berlari lagi mengelilingi hutan lalu melanjutkannya dengan push up, sit up dan squad sampai ia lelah, semua itu ia lakukan setiap hari, tiada hari tanpa latihan dan bermalam di bawah air terjun, tanpa di sangka sangka, Dewi itu kembali datang ke dalam mimpi Radit pada malam itu.
"Hallo Bang, kita berjumpa lagi" ucap Axell sampai tersenyum kecil.
"mengapa kau muncul lagi ke dalam mimpi ku, kau naksir sama aku ya?" tanya Radit.
"Idih najis Muka burik" Ucap dewi itu.
"Wajar lah muka ku burik, karna main ku di bawah terik bukan di bawah gemerlap lampu diskotik, slebew" Ujar Radit yang sangat percaya diri dengan tampang burik nya.
"sudah ku bilang ini bukan mimpi tapi alam bawah sadar mu, aku baru saja ingin membuat kontrak dengan mu tapi kau sudah terlanjur bangun dari tidur mu" jelas Axell.
"sekarang ulurkan kembali tangan mu" Awalnya Radit ragu untuk mengulurkan tangan nya namun dia memberanikan diri nya, kemudian Axell melukai ujung jari jempol nya dengan gigi taring nya dan meneteskan setetes darah nya di atas sebuah tanda yang ada di pergelangan tangan Radit, tak lama setelah itu, tanda yang ada di pergelangan tangan nya pun bercahaya dan menjadi panas, membuat Radit merintih kesakitan bahkan berteriak dan membuat nya terbangun.
"kenapa sih kau ini? tiap bangun tidur selalu teriak, kumat apa gimana? " ucap kakek Shin yang ikut terbangun karena mendengar teriakan Radit, Hari masih gelap gulita, waktu masih tengah malam tapi kakek Shin sudah di buat bangun oleh teriakan Radit.
"eee.... anuu.... aku mimpi di kejar setan hehe" ujar Radit, ingin menutupi nya dari kakek, mungkin jika ia ceritakan pun apa yang terjadi pada dirinya, kakek pasti tidak akan mempercayai nya.
"Tuan kau bisa mendengar ku?" suara Axell terdengar dari dalam pikiran Radit.
"apakah itu kau Axell? bagaimana bisa kau masuk ke dalam pikiran ku?" tanya Radit penuh keheranan.
"jika kita sudah membuat kontrak aku bisa dengan mudah masuk ke dalam pikiran mu, dan mengajak mu berbicara" kata sang Dewi pengetahuan, Axell.
"jadi kau akan memantau segala perbuatan ku?, semua kehidupan ku?" tanya Radit lagi.
"kurang lebih seperti itu"
"hmm baiklah kalau begitu"
"bejir lu gamau protes gitu?" Ujar Axell yang heran dengan Radit sesantai itu.
"ya mau gimana lagi, gua mah santai aja" ucap Radit dengan santai nya.
Sudah sebulan latihan yang di jalani Radit, dan ia sudah mulai terbiasa dengan beban yang ada pada tubuhnya, bahkan lari pun terasa biasa saja seperti tidak ada beban sama sekali, tapi tidak semudah itu, kakek Shin menambah kan sepasang gelang dan satu lagi ikat pinggang untuk Radit agar beban yang di bawanya bertambah.
tubuh Radit yang tadi nya terasa ringan kini kembali menjadi sangat berat seperti pertama kali ia latihan, ia melanjutkan rutinitas latihan harian nya seperti biasa nya, pada saat tepat dua bulan sejak ia pertama kali latihan. kakek Shin menambahkan lagi sepasang gelang dan satu ikat pinggang lagi di tubuh nya yang membuat berat beban yang di bawanya bertambah berat lagi, sungguh sangat berat latihan yang dia jalani, kini Radit membawa 3 pasang gelang dan tiga ikat pinggang yang beratnya luar biasa.
"aku harus semangat agar menjadi orang yang kuat" Ucap Radit menyemangati diri sendiri.
"sebenarnya kau tidak perlu latihan fisik jika ingin menggunakan mana" ujar Axell.
"hah kau bercanda?" tanya Radit sungguh yang keheranan.
"yap latihan menggunakan mana hanya perlu memfokuskan pikiran mu ke alam sekitar agar dapat mengumpulkan energi yang akan di gunakan" ujar sang dewi pengetahuan itu.
"jadi latihan ku selama ini sia sia?" tanya Radit dengan penuh kekecewaan.
"tidak juga, Latihan fisik itu sangat berguna untuk tubuh mu, jika fisik mu dilatih dengan sangat Keras, di tambah kau belajar teknik pertarungan jarak dekat, itu akan lebih memudahkan mu untuk bertarung, karna tidak selamanya kau bertarung dengan menggunakan sihir, ada saat saatnya kau akan di paksa bertarung jarang dekat" ucap Axell, Radit sedikit lega dengan penjelasan Axell barusan.
"syukur lah, aku kira latihan brutal ku selama ini tidak ada artinya" Ucap Radit Lega.
setelah lima bulan sejak awal pertama ia latihan, akhirnya fisik Radit berubah drastis menjadi lebih kekar dan sangar, bahkan semua beban yang ada di tubuhnya tidak membuat nya kesusahan dalam bergerak, Ia bergerak berlari, seolah olah tidak ada beban yang menempel di tubuhnya.
"baiklah Radit, sudah genap 1 tahun sejak pertama kau latihan dan juga seperti nya tubuh mu sudah siap untuk masuk ke pelajaran selanjutnya, dan sekarang saatnya kau mempelajari teknik Taijutsu. seperti biasa sebelum kau belajar Taijutsu aku akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu Taijutsu,
Taijutsu adalah teknik atau gerakan yang hanya mengandalkan kekuatan fisik, tanpa adanya bantuan dari Mana atau pun kekuatan orang dalam, awokawok, dan fisik mu juga sudah sangat jauh berbeda dari pada dengan fisik mu yang sebelumnya, fisik mu menjadi jauh lebih baik" Ucap kakek Shin menjelaskan.
"ada yang mau di tanyakan?". lanjutnya.
"taijutsu hanya mengandalkan kekuatan fisik ya? jika hanya mengandalkan kekuatan fisik apa Taijutsu bisa di gunakan saat kita kekurangan atau kehabisan mana?" tanya Radit.
"itu lah fungsi utama mempelajari teknik Taijutsu" jawab kakek dengan singkat.
"Sudah jika tidak ada yang ingin di tanyakan, mari kita mulai latihan nya"
lalu kakek Shin meminta kepada Radit untuk memperhatikan dan mengikuti setiap gerakan yang ia perlihatkan dengan perlahan, Radit pun mengikuti nya dengan perlahan, tidak mudah untuk menghafal semua gerakan dengan cepat karna segala sesuatu itu perlu proses, tidak ada yang instan di dunia ini.
cukup dengan 20 gerakan serangan, 30 gerakan tangkisan dan 20 gerakan menghindar kakek berhenti dan menyuruh Radit untuk melanjutkan nya sendiri.
dan Radit pun melanjutkan dengan perlahan, akan tetapi lama kelamaan Radit sudah mulai lancar melakukan gerakan yang di ajarkan oleh kakek Shin, lalu ia menambahkan sedikit kecepatan gerakan nya, padahal tiga pasang gelang dan tiga buah ikat pinggang yang berat itu masih menempel padanya, gerakan nya makin lama makin bertambah sangat cepat Bahkan sulit untuk di lihat dengan mata biasa.
tidak terasa hari sudah berganti malam, Radit pun kembali ke bawah Air terjun tempat dia beristirahat seperti biasanya, keesokan paginya kakek kembali menambahkan 20 lagi jurus serangan yang harus di hafal dan di kuasai Radit, akan tetapi Radit dengan mudah menghafal dan menguasai 20 jurus serangan itu seperti sebelumnya, lalu kakek menambahkan lagi jurusnya dan menambahkan lagi dan terus menambah kan jika jurus itu sudah di kuasai Radit dengan sempurna.
sekarang ada total 1000 gerakan dan 50 jurus dari teknik bela diri Taijutsu yang sudah di kuasai Radit, kemudian kakek menyuruh Radit untuk fokus memperhatikannya, kakek Shin berdiri di depan batu yang besarnya sepuluh kali lipat lebih besar darinya, kemudian ia mengambil kuda kuda sambil menarik tangan kanannya kebelakang lanjut mengambil nafas panjang kemudian menghempaskan tangan kanannya ke arah batu besar itu, seketika batu yang sangat besar itu terbelah menjadi dua.
"he...he...hebat, marvelous, marvelous" ucap Radit dengan takjub.
"ini adalah latihan taijutsu mu yang terakhir, belah batu besar ini menjadi dua dengan kekuatan fisikmu jangan berhenti sebelum kau membelah nya menjadi dua" ucap kakek Shin.
"untuk pertama kali gunakan batu yang berukuran kecil terlebih dahulu" lanjut kakek Shin memberi tahu Radit.
tapi bukannya memilih batu yang berukuran sedang Radit malah menghampiri batu yang berukuran lebih besar dari pada batu yang di pecahkan kakek Shin, menarik tangan kanannya kebelakang sambil mengambil nafas panjang Shin menghempaskan tangan kanannya ke arah batu itu, bukannya terbelah menjadi dua batu raksasa itu malah hancur berkeping, seperti hati pembaca.
"Luar biasa ternyata kau sudah bisa menghancurkan batu besar ya, hebat hebat, namun kekuatan bukan kunci dari segala nya, kau juga harus belajar cara mengendalikan kekuatan mu, jika kau tidak fokus kepada kekuatan mu maka ini lah yang akan terjadi, bayangkan jika kau melawan manusia atau pencuri, orang itu juga akan bernasib seperti batu ini. tujuan latihan ini agar kau dapat mengatur tenaga mu dan memfokuskan nya, jika kau fokus dengan kekuatan mu maka tenaga yang kau hasilkan akan jauh lebih ter arah dan ter ukur, ini bukan lah latihan yang mudah, teruskan sampai kau benar benar bisa membelah batu besar menjadi dua, dan untuk lebih mudah nya, untuk permulaan gunakan batu yang kecil terlebih dahulu" Ucap kakek Shin menjelaskan.
Kemudian Radit mencoba nya dengan batu yang lebih kecil terlebih dahulu namun batu itu tetap hancur berkeping-keping.
"gunakan saja ujung jari mu" kata kakek Shin.
walaupun Radit sudah menggunakan jari nya tetap saja batu itu hancur menjadi berkeping-keping.
"akhhh, ayolah kenapa sulit sekali membelah batu ini" ucap Radit kesal.
"jangan terlalu fokus dengan emosi mu nak, tapi gunakan perasaanmu, atur emosi mu agar menjadi lebih stabil" Ucap kakek Shin memberi nasehat kepada Radit.
Berulang ulang kali dia mencoba bahkan sampai hari sudah menjelang malam tapi Radit masih belum bisa membelah batu kecil itu menjadi dua, dia masih belum bisa mengendalikan kekuatan nya.
"sudah malam ayo kita tidur" ucap kakek Shin.
"tidak aku tidak akan tidur sampai aku berhasil membelah batu s*alan ini" ucap Radit kesal.
"jika kau masih menyimpan emosi di dalam hati mu sampai nenek-nenek bisa salto pun kau tidak akan bisa membelah batu itu, belajar lah menahan emosi mu, fokus kepada tenaga mu, gunakan perasaan mu, tahan amarah mu, maka kau akan mudah membelah batu kecil itu" Kakek Shin memberikan nasehat lalu bergerak pergi menuju gubuk kecil nya untuk beristirahat.
"baiklah akan ku teruskan latihan ku malam ini, aku akan begadang sampai pagi" ucap Radit penuh semangat.
to be continued...