Naya menjadi wisudawan terbaik di hari itu. Tapi siapa sangka, ternyata Papanya sudah menikahkan Dia dengan anak temannya sendiri secara diam-diam tanpa sepengetahuan Naya.
Lantas apakah Naya akan terpaksa melanjutkan rumah tangga barunya atau lari dari kenyataan?
Simak terus updatenya di TERJEBAK PERNIKAHAN RAHASIA DI HARI WISUDA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 04 Kembali
Pukul 00.30 Alfath baru sampai di rumah Naya. Mama Papa Naya masih terjaga. Menunggu Alfath. Mamanya sudah menyiapkan makan malam sejak tadi. Berharap Naya segera pulang.
Alfath datang dengan muka yang sudah kusut, rambutnya berantakan. Karena sejak pagi full acara. Di tambah harus mencari Naya yang kabur akibat di jodohkan secara diam-diam.
“Maaf Om, belum bisa menemukan Naya”. Sambil menyandarkan punggungnya di sofa. Mereka bertiga berkumpul di ruang santai.
“Kok Kamu masih panggil Om sih, panggil Papa dong. Padahal dari tadi udah panggil Papa”.
“Eh iya Pa, maaf lupa”.
“Papa percaya kok sama Naya. Dia sudah dewasa pasti bisa menjaga dirinya. Dia juga anak baik-baik meskipun sangat cerewet. Mungkin sekarang Dia masih butuh waktu untuk bisa menerima semuanya.”
“Nah ini yang paling Mama khawatirkan sejak awal Pa, dengan keputusan Papa menikahkan Dia secara diam-diam Mama takut Dia akan tertekan. Apalagi kalau Dia sampai nggak mau pulang ke rumah ini lagi Pa. Mama takut_”. Mamanya mulai berkaca-kaca.
“Nggak Ma, Naya baik-baik aja kok. Dia hanya butuh waktu saja untuk bisa menerima. Justru kalau Kita tidak begini sama Naya, Papa takut Dia akan salah memilih pasangan hidupnya”.
“Ya udah Fath, Kamu bersih-bersih dulu habis itu makan. Kasihan masakan Mama udah nunggu dari tadi. Terus Kamu langsung bisa istirahat di Kamar Naya”.
“Baik Pa, Ma Aku naik ke atas dulu”
“Iya Nak”
...****************...
Pagi-pagi sekali, habis shubuh. Naya melihat rumahnya dari kejauhan. Memastikan agar Pak Komar belum berjaga di depan gerbang rumahnya. Dia mendekati pagar rumahnya.
“Aman”. Naya tersenyum penuh kemenangan. Dia mulai memanjat gerbang setinggi lima meter itu dengan lincah.
“Yes, berhasil...! ”
Dia berjalan pelan-pelan agar tidak mengeluarkan suara. Melihat ke arah balkon kamarnya yang ada di lantai dua. Dia ingat kalau di sana ada tali yang menjulur ke bawah. Dia sengaja memasang itu yang di gunakan Pak Komar untuk mengirim paket-paket hasil checkout dari toko online agar tidak perlu naik ke lantai dua. Dia memegang tali itu kemudian naik sedikit demi sedikit. Talinya cukup kuat sehingga Naya tidak khawatir jika tali itu akan putus. Dia juga sangat lihai dengan hal-hal seperti ini.
“Yes_, berhasil”. Sekali lagi Dia berseru ketika sudah sampai di balkon kamarnya. “Aku akan sembunyi di dalam kamar sampai berhari-hari. Biar Papa sama Si Bodong bingung mencariku”.
Dia tersenyum penuh kemenangan. Kemudian melangkah ke depan pintu yang biasanya Dia kunci dari dalam. Saat ini, Dia sudah menyiapkan berbagai macam alat untuk membuka pintu tersebut.
Ceklek...
“Loh kok pintunya Nggak kuncian ya? ”. Naya terkejut tapi_
“Oh iya... kemarin Aku lupa menguncinya karena buru-buru pergi ke salon”. Dia menepuk jidatnya lantas masuk ke dalam kamarnya dengan situasi lampu yang remang-remang. Dia lelah, semalaman terjaga, tidak bisa tidur. Dan sebenarnya Dia tidak pergi kemana-mana. Melainkan hanya bersembunyi di rumah tetangganya sampai subuh. Dia memilih bersembunyi disana karena tau, tidak akan perlu banyak alasan karena tetangganya itu memiliki anak yang usianya tidak jauh beda dengan Naya. Dia hanya bilang hanya ingin merayakan kelulusannya lantas pura-pura mengantuk dan ingin tidur disana saja. Kemudian habis subuh Dia langsung pamitan untuk kembali ke rumah agar tetangganya itu tidak mencurigai sesuatu.