NovelToon NovelToon
Selingkuhan Om Tiri

Selingkuhan Om Tiri

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat / Romansa-Tata susila
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Davina memergoki pacarnya bercinta dengan sahabatnya. Untuk membalas dendam, Davina sengaja berpakaian seksi dan pergi ke bar. Di sana dia bertemu dengan seorang Om tampan dan memintanya berpura-pura menjadi pacar barunya.

Awalnya Davina mengira tidak akan bertemu lagi dengan Om tersebut, tidak sangka dia malah menjadi pamannya!

Saat Davina menyadari hal ini, keduanya ternyata sudah saling jatuh cinta.Namun, Dave tidak pernah mau mengakui Davina sebagai pacarnya.

Hingga suatu hari Davina melihat seorang wanita cantik turun dari mobil Dave, dan fakta mengejutkan terkuak ternyata Dave sudah memiliki tunangan!

Jadi, selama ini Dave sengaja membohongi Davina atau ada hal lain yang disembunyikannya?

Davina dan Dave akhirnya membangun rumah tangga, tetapi beberapa hari setelah menikah, ayahnya menyuruh Davina untuk bercerai. Dia lebih memilih putrinya menjadi janda dari pada harus menjadi istri Dave?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Davina pov

"Kamu,,,"

Aku langsung memotong cepat ucapan om-om yang sedang ku gandeng tangannya.

"Kenalin sayang, mereka pasangan serasi yang aku ceritain kemarin,," Kataku sambil mencubit pelan tangannya untuk memberi kode agar mau bekerja sama denganku bersandiwara di depan Arga dan Bianca.

"Mantan pacar dan sahabatku yang luar biasa hebat dalam hal tipu-menipu dan berkhianat." Tak peduli dengan reaksi Arga dan Bianca, aku menekankan setiap kalimat dengan tatapan sinis.

Walaupun berhasil membuat Bianca cemburu, tapi rasanya belum puas untuk mengganggunya.

"Tutup mulut kamu Vin.! Terima saja kekalahan kamu.! Sadar kalau aku jauh lebih segalanya di banding kamu sampai Arga bisa berpaling." Seru Bianca penuh amarah.

Aku tak habis pikir, bagaimana bisa Bianca lebih marah dan kesal di bandingkan aku yang jelas-jelas sudah mereka khianati.

Sepertinya Bianca harus merasakan bagaimana rasanya di tinggalkan oleh Arga.

"Yang buat Arga berpaling bukan karna aku, tapi karna ada wanita yang minta untuk di tiduri.!" Benakku kesal. Tapi setelah itu aku langsung kebingungan seperti orang bodoh lantaran om-om itu melepaskan tangannya dari gandenganku dan pergi. begitu saja dengan wajah dinginnya.

Tak mau sandiwara ku di ketahui oleh Arga dan Bianca, aku bergegas pergi menyusul om-om itu.

"Sayang kamu mau kemana.?!" Teriakku, sengaja mengeraskan suara agar mereka dengar.

Jangan sampai mereka curiga, apalagi kalau sampai tau sebenarnya aku dan om-om itu tak saling kenal.

Aku setengah berlari mengejarnya. Rupanya dia naik ke lantai atas. Aku terpaksa mengikutinya karna Bianca masih menatapku dari kejauhan. Kalau aku keluar club, bisa-bisa Bianca akan tau kalau aku hanya pura-pura.

"Ngapain kamu masih ngikutin saya.?!" Suara ketus itu terdengar berat dan seksi. Dia mengeluarkan suara deepnya yang mampu membuat bulu kuduk meremang, benar-benar cool dan maskulin sekali.

"Dengar nggak kamu.?!" Tegurnya sembari menepuk tangan di depan wajahku.

Ah,, bagaimana bisa aku melamun karna kagum mendengar suaranya.

"Eh,, ii,,itu Om,,, aku,,,"

Entah harus bagaimana memulainya, aku bingung sendiri menjawab pertanyaan Om itu.

"Kalau belum punya pacar baru, nggak usah sok-sokan pamer depan mantan.!"

"Nyusahin orang aja kamu.! Masih untung tadi saya diam. Coba kalau saya bilang nggak kenal sama kamu, apa nggak makin menyedihkan kamu,,?"

Tuturnya dengan nada mengomel. Aku di buat melongo, Om ini sampai tau detail permasalahanku, padahal dia tak mendengarkan cerita apapun dariku.

"Hehe,, Maaf ya Om, habisnya tadi nggak ada cowok yang lebih ganteng lagi selain Om." Aku hanya bisa menyengir kuda sembari memberikan asalan. Bisa di bilang aku beruntung karna saat itu dia muncul di sana. Penampilan dan fisiknya yang sempurna, membuat Arga dan Bianca terlihat tak percaya kalau aku dan Om itu berpacaran.

"Ckk,,! Masih kecil pandai merayu.!" Cibirnya dengan senyum smirk yang menawan. Aku langsung meradang karna disebut anak kecil.

"Kecil apanya sih Om.?! Nggak liat apa segede ini.!" Geramku sembari membusungkan dada di depannya. Ukurannya bahkan jauh lebih besar dari pada Bianca. Beberapa kali Arga ingin menyentuhnya namun aku selalu menolak. Dan belakangan ini Arga tak pernah lagi tertarik, rupanya karna Bianca sudah menyodorkan miliknya pada Arga.

"Om mau tau nggak ukurannya.?!" Seruku kesal.

"Dasar bocah sinting.!" Dia malah mencibirku dan berlalu begitu saja. Sedikitpun tidak ada ketertarikan dari tatapan matanya saat aku membusungkan dada. Padahal dress yang kenakan memiliki belahan yang sangat rendah dan sedikit menonjolkan milikku.

Apa aku benar-benar tidak menarik sama sekali.? Tapi beberapa laki-laki disini menatapku dengan tatapan mata yang seolah bisa tembus pandang.

"Cari siapa cantik.?" Tanya laki-laki yang datang menghampiriku. Dia bahkan tak segan menyentuh lengan dengan gerakan sedikit mengusap.

Tak butuh waktu lama untuk menepis tangannya.

Aku melotot kesal, jijik rasanya bersentuhan dengan laki-laki yang tidak aku kenal. Apa lagi dengan tampangnya yang terlihat arogan dan sok tampan.

"Galak banget sih,," Protesnya dengan senyum smirk penuh arti. Bisa dilihat bagaimana isi kepalanya saat ini, dia seolah ingin memangsa ku.

"Open BO nggak.? Start berapa.? Aku berani bayar mahal." Ucapannya tanpa basa-basi.

Tanganku reflek mengepal, ingin rasanya melemparkan tinjuan ke wajahnya yang biasa saja.

"Aku rasa uang kamu nggak akan cukup.! Jadi jangan coba-coba menawar.!" Sahutku penuhilah penekanan. Aku bergegas pergi, tak mau menanggapi laki-laki sejenis macam Arga.

"Sombong banget kamu.!" Bentaknya. Dia mencekal erat pergelangan tanganku, manik matanya menatap tajam dengan wajah yang memerah. Rupanya dia tidak terima dengan ucapan ku.

"Jangan sok jual mahal kalau udah biasa tidur sama om-om hidung belang.!"

"Aku bisa telanjangi kamu di sini kalau kamu mau.!" Ancamannya. Aku sadar ucapannya tidak main-main, dia langsung memegangi kedua bahuku dan berusaha menarik ku dalam dekapan.

"Lepas.! Jangan macam-macam.!" Aku berteriak sembari memukulinya.

"Minggir.! Saya sudah bayar dia.!"

Aku tertegun melihat om-om tadi menghampiriku, dan menyingkirkan tangan laki-laki itu. Kini giliran tangannya yang merangkul pundakku dengan erat.

"Sorry bang, aku nggak tau kalau dia punya abang."

Tanpa perlawanan sedikitpun, laki-laki itu pergi begitu saja. Dia seperti ketakutan dengan pria dewasa yang ada di sampingku ini.

"Pulang sana.! Ngapain disini kalau nggak terima di gangguin laki-laki." Ujarnya sembari melepaskan rangkulannya.

"Lain kali ajak temen kalau baru pertama kali datang ke tempat ini." Tuturnya lagi sembari berlalu. Walaupun sudah di peringatkan untuk pulang dan tak nyaman dengan para laki-laki nakal disini, aku sama sekali enggan beranjak. Justru berjalan membuntutinya, seakan ada magnet yang menarik ku untuk lebih dekat dengannya.

"Om, mau nggak nemenin aku.?" Tanyaku dengan nada sedikit merengek. Aku enggan pergi dari club, tapi butuh seseorang orang bisa menjaga dan melindungiku dari para lelaki yang hobi memburu kepuasan. Pria dewasa ini adalah orang yang tepat untuk menemaniku, karna sedikitpun tak tertarik untuk melirik, apalagi menyentuhku lebih jauh.

Dia hanya menoleh dengan lirikan datar. Tak memberikan respon apapun dan terus berjalan sampai menghentikan langkah di depan pintu.

Aku langsung masuk ke dalam setelah dia membuka pintu. Entah apa yang ada di pikiranku saat itu sampai tak berfikir panjang masuk kedalam ruangan yang ternyata sebuah kamar lengkap dengan fasilitas untuk karaoke.

Aku di buat terkejut melihat 3 wanita dewasa dengan pakaian seksi berada di sana. Ketiga tengah duduk di sofa panjang dan nampak santai meminum alkohol.

"Siapa yang ngijinin kamu masuk.?!" Tegurnya ketus.

"Tuan Dave, siapa anak kecil itu.?" Tanya salah satu dari mereka. Ketiganya bahkan melihatku dari ujung kaki sampai kepala.

Lagi-lagi aku di anggap anak kecil. Sepertinya wajahku tak bisa membohongimu usia walaupun postur tubuhku terbilang proporsional seperti wanita dewasa.

"Om,, bilangin sama mereka, aku bukan anak kecil." Bisikku.

Aku langsung menyengir kuda saat mendapat tatapan tajam darinya.

"Kalian bertiga boleh keluar. Ambil saja bayaran kalian.!" Titahnya tegas. Dia menyuruh ketiga wanita itu untuk keluar dari kamar.

"Tapi Tuan Dave, kita belum,,,

"Apa aku harus mengulangi ucapanku.?!" Ketusnya.

Ketiganya langsung beranjak, terlihat mengambil segepok uang di atas meja dan keluar kamar dengan raut wajah kecewa.

Entah apa yang sebenarnya akan mereka lakukan di dalam kamar. Satu orang laki-laki dengan 3 wanita.

Kini hanya ada aku dan pria dewasa itu, Pria yang ternyata bernama Dave.

1
Visencia Alingga
Lumayan
Ratniatin Ginoga
thor itu cerita si Aditya dan aurelia kapan di upnya
Sopiah Azzahra
Lumayan
Arma Dwi
suka bgt dg karakter dave😍
pejuang rupiah😶‍🌫️
Luar biasa
Sri Noviawati
Biasa
Hesti Pramuni
diiih..yg polooss...😣😣
Mei Prw
luar biasa
Thiva ShiRegarr II
Luar biasa
mama fia
quote yg bagus Devina..
mama fia
udah baca berulang ulang..
mama fia
Kecewa
sashi kirana
Luar biasa
Christy Ling
sangat bagus
Diedie
Luar biasa
aryuu
bener gitu orang orang di club malam sebangsat itu??
aryuu
suka sama ceritanya ya cuman agak sedikit kecewa sama karakter utamanya ... polos polos murahan gitu
aryuu
ni cewe polos tapi kok ga kapok ya diselingkuhi
Nieno Pay
Luar biasa
3sna
farel gk tau gimn rsny diposisi daviana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!