Wanita Bayaran
Jasmin, seorang wanita mandiri yang rela membanting tulang bekerja mengumpulkan pundi - pundi uang, untuk bertahan hidup, dan untuk membiayai perawatan anaknya yang sedang sakit.
Tiap hari Jasmin selalu bekerja tak henti - hentinya untuk biaya hidup dan biaya operasi sang anak yang akan di jadwal kan bulan depan. Untung nya, selalu ada Tyas sang sahabat yang selalu saja ada saat Jasmin membutuhkan bantuan untuk menjaga anaknya kala Jasmin sedang bekerja mengumpulkan uang.
"Aku butuh uang yang banyak Tyas, untuk biaya operasi anak ku." Ucap Jamsin sambil membereskan permainan anaknya.
"Aku punya tabungan. Kamu bisa menggunakan nya."
Jasmin menatap wajah sahabatnya.. "Terima kasih Tyas, tapi aku sudah terlalu banyak merepotkan mu. Kamu rela menjaga Ryan untuk ku itu sudah cukup bagiku. Simpan lah uangmu, aku tahu kamu juga saat ini sedang membutuhkan uang."
"Tapi Jasmin."
Jasmin mendekat ke arah Tyas lalu memegang kedua bahu Tyas. "Kamu sahabat terbaik ku, kamu sudah seperti saudaraku. Aku sangat bersyukur bisa mengenal dirimu di kota ini, di mana tak ada satupun orang yang mau menerima ku, tapi kamu dengan baiknya datang mengulurkan tangan mu untuk ku."
Tyas tersenyum mendengar ucapan Jasmin..
"Aku akan bekerja lebih giat lagi. Karna uang yang aku butuhkan sangat banyak, untuk biaya operasi Ryan anak ku."
"Seberapa banyak itu Jasmin?"
"100jt lebih. Yah itulah jumlah uang yang saat ini aku butuhkan. Dan jika dalam sebulan ini aku tidak mendapatkan uang, maka dokter akan angkat tangan mengenai Ryan." Ucap Jasmin sambil menundukkan kepalanya, tak terasa air bening jatuh membasahi pipinya..
Ia mengingat hidupnya dulu. 100jt bukan lah hal yang susah baginya. Tapi ia tinggalkan semua itu karna hatinya tidak rela tinggal dengan seseorang yang pernah menyakiti hatinya..
"Aku bangga padamu, walau pun Ryan bukan anak kandung mu tapi kamu rela membanting tulang, tak kenal lelah, panas dan hujan. Kamu tetap bekerja untuk Ryan."
"Ryan harta satu - satunya yang aku miliki saat ini. Dan aku tidak ingin kehilangan dirinya. Ryan adalah sumber kebahagian ku, bahagia nya Ryan adalah bahagia ku, tangis nya Ryan adalah tangis ku. Dan aku ibunya tidak akan membiarkan anak ku merasakan sakit." Jelas Jasmin.
"Aku berharap ada keajaiban dan semoga kau bisa mendapatkan uang agar Ryan bisa segera melakukan operasi."
"Amin." Jawab Jasmin.
"Kalau begitu aku aku pamit dulu Tyas, ingat nanti jam 11 jangan lupa jemput Ryan yah. Karna mungkin nanti aku akan sibuk karna ada kunjungan pemilik perusahaan datang."
"Siap. Soal Ryan serahkan semuanya padaku." Ucap Tyas sambil mengedipkan matanya.
"Aku pamit kak."
"Hati - hati di jalan."
...🍃🍃🍃🍃...
"Apa semua sudah siap?" Tanya Dave pada asisten nya Rifqi.
"Sudah tuan. Sekarang kita akan pergi ke anak perusahaan kita."
"Oke." Ucapnya sambil duduk di kursi belakang mobil dan membuka ponsel miliknya mengecek pekerjaan nya.
Rifqi mengendari mobilnya menuju kantor yang berada di kota C untuk mengadakan kunjungan dadakan..
****
"Kalian tahu ngak, nanti ada pemilik perusahaan yang akan berkunjung." Ucap salah satu karyawan yang bernama Lisa.
"Aku dengar dia pria yang arrogant." Timpal yang lain nya..
"Tapi yang aku dengar dia orang nya sangat tampan." Ucap Lisa lagi membayangkan wajah pemilik perusahaan.. "Aku jadi tidak sabar untuk melihat dirinya."
Jasmin yang sibuk bekerja, hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar perbincangan para teman - teman nya..
"Jasmin, kenapa diam saja? kau tidak penasaran dengan pemimpin utama kantor kita?" Tanya Lisa mulai mendekat ke meja kerja Jasmin.
"Kenapa harus penasaran." Jawab nya tanpa menoleh sedikit pun ke hadapan Lisa..
"Ihh, aku tuh heran yah sama kamu Jas, kamu itu terlalu tertutup."
Jasmin hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Lisa..
Stengah jam kemudian..
Fandi berjalan dengan cepat menghampiri Jasmin dan beberapa temanya..
"Ayo siap - siap, pimpinam sudah berada di lantai bawah." Ucap Fandi sambil mengatur nafasnya, karna capek berjalan..
Jasmin, Lisa, dan Nona yang berada di satu ruangan yang sama, langsung berdiri dari duduknya dan merapikan posisi bajunya.
Lisa dengan sigap mengambil lipstik dari dalam tas nya dan memakai nya langsung ke bibir nya.. "Semoga pimpinan itu bisa melirik ku." Gumam nya yang masih dapat di dengar oleh teman nya yang lain.
"Jangan GR, aku lah yang akan di lirik oleh pimpinan kita." Timpal Nona sambil mengoleskan bedak di wajahnya.
"Kamu dan kamu." Tunjuk Fandi pada Lisa dan Nona secara bergantian.. "Aku yakin tak ada satupun yang akan di lirik oleh pimpinan." Ucap nya..
"Kura*ng ajar loh." Ucap Nona sambil melempar pulpen ke hadapan Fandi.
"Kam*pret kamu Fan." Ucap Lisa yang juga melempar pulpen ke hadapan Fandi..
Prok prok prok... Tiba - tiba terdengar suara tepuk tangan dari arah pintu ruangan mereka.. Srentak mereka menoleh ke arah pintu.
"Ouh, jadi begini kerja kalian, haa???" Bentak Dave dengan tatapan yang dingin.
"Maaf pak." Ucap mereka serentak dan menundukkan kepalanya..
"Kau!!" tunjuk Dave pada Jasmin.. "Kenapa kau tidak minta maaf? Dan kenapa kau tidak menundukkan kepalamu?"
"Maaf pak." Ucap Jasmin lalu menundukkan kepalanya..
"Telat!!, sekarang juga kau ikut aku ke ruangan ku." Titah Dave yang tak ingin di bantahkan..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Wy Ky
k
2024-10-11
0
Syahna Amira sy
aneh itu si bos... Jasmine nggak ngapa-ngapain malah ditegur dan dsruh dtng ke ruangan'a.....ada sesuatu kah?!??
2024-10-01
0
Anonymous
k
2024-08-29
0