Sungguh suatu keajaiban aku bangkit dari kematian setelah aku mati diracuni oleh mertuaku sendiri.
tubuh tak bernyawa ku di buang ke rawa-rawa yang letaknya jauh di pelosok yang terpencil.
Namun Tuhan berkehendak lain, beberapa petir menyambar di area sekitarku, hingga membuat jantungku yang tadinya berhenti berdetak kembali berdetak.
dengan tubuh lemah aku berusaha keluar dari rawa-rawa, entah sudah berapa banyak tanaman berduri yang aku injak, aku tidak perduli, satu tekadku harus keluar dari tempat itu, hingga langkah kakiku terhenti di sebuah jalan beraspal, lalu tubuhku ambruk tak sadarkan diri.
Ketika ku sadar sudah berada di rumah sakit, dan betapa mengejutkannya aku ternyata pria yang menyelamatkanku yang juga seorang dokter mengatakan aku sedang hamil!!!!!!
Inilah kisah hidupku....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desire pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melahirkan
Petir menyambar-nyambar disertai angin kencang, seolah alam murka melihat apa yang terjadi di muka bumi.
Nampak seorang pemuda memanggul sesuatu berbungkus sprei, lalu memasukannya ke dalam bagasi mobil, lalu menyalahkan mobilnya meninggalkan halaman sebuah rumah megah.
Di sebuah jendela kamar yang terdapat pada rumah megah itu, nampak sepasang matanya menatap tajam dari balik kaca jendela kamar, memperhatikan apa yang sedang terjadi di bawah sana, hingga akhirnya mobil itu meninggalkan kediaman tersebut.
Mata tua itu terlihat terpejam sesaat, ia kemudian berjalan menuju ruang kerja, senyum licik terselip di wajah tuanya yang masih terlihat cantik.
Ia melihat beberapa foto di tangannya, lalu kembali memasukkannya dan menyimpannya di laci meja kerjanya, wajah tuanya yang masih cantik dengan perilaku yang halus, berbanding terbalik dengan sifatnya yang kejam, dia adalah Deswita, nyonya besar di kediaman yang megah ini.
Sementara di tempat lain
Sebuah mobil hitam melesat di tengah hujan badai, tak perduli kencangnya petir dan Guntur yang saling bersautan, pria itu memacu kendaraannya membelah malam yang mencekam, hanya suara burung gagak yang terus mengikuti mereka.
Lima jam tanpa henti ia terus melajukan kendaraannya, hingga ia berhenti di sebuah tempat yang sepi dan tersembunyi, letaknya yang di pelosok terpencil dan jarang orang yang melewatinya, membuat rencananya sempurna.
Pemuda ini sangat mengenal daerah ini, karena di tempat inilah dulu ia di buang oleh orangtuanya, orang menyebutnya "Rawa kematian"
Membuat tempat sepi dan terkesan angker, banyak orang yang enggan melewati tempat ini, orang lebih suka memutar sedikit jauh daripada melewatinya.
Setelah mengamati situasi, dan dirasa aman, pemuda itu menurunkan sesuatu dari bagasi mobilnya, ia terlihat membopong sesuatu yang tak lain adalah tubuh Ayudia yang sudah tak bernyawa, sekali lagi ia membuka kain sprei yang di gunakan untuk membungkus jasad tak bernyawa Ayudia, menempelkan telunjuknya ke hidung Ayudia
"Sungguh sudah mati, wanita itu benar-benar sangat kejam, dia tega meracuni menantunya sendiri.
Maafkan aku nona, Aku tak bisa menolak karena aku butuh uang untuk pengobatan orangtuaku.
Jangan benci dan mencari ku !!! Sayang sekali kamu harus mati muda dan tragis, semoga Arwah mu tenang di alam baka" ucap pemuda yang tak lain adalah Parno, tukang kebun di kediaman Orangtua suaminya
Setelah menggali cukup dalam, Parno lalu meletakkan tubuh tak bernyawa Ayudia, ia mengubur tubuh Ayudia dengan lumpur dan menutupinya dengan tumbuhan rawa, eceng gondok.
Namun telinganya mendengar seseorang mendekat, dengan cepat ia keluar dari rawa dan masuk ke dalam mobil, meninggalkan tubuh Ayudia yang masih belum terkubur sempurna.
Angin kencang,di sertai petir menyambar-nyambar membuat suasana mencekam malam itu.
Tiba-tiba Petir dan kilat bersautan, menyambar di daerah sekitar jasad Ayudia dikubur, petir beberapa kali menyambar area yang sama membuat daerah itu terang beberapa saat.
"Dimana aku??? kenapa gelap sekali???
ah ada cahaya di sana”
Ayudia melangkah menuju cahaya, setelah dekat ia melihat sebuah taman begitu indah, banyak bunga bermekaran , bunga Lily putih, bunga kesukaan almarhum mamanya
Seorang wanita sedang duduk dengan seorang anak kecil terdengar gelak tawa keduanya
Ayudia melangkahkan kakinya mendekati wanita tersebut yang membelakanginya, ketika wanita itu menoleh, Ayudia terkejut
wanita itu, wanita yang selama ini ia rindukan, tiba-tiba Ayudia berlari mendekati wanita itu memeluknya erat, dan wanita itu membelai lembut rambut Ayudia
”Anakku sayang, kamu sudah tumbuh menjadi anak yang sangat cantik"
"Mama aku rindu padamu" ucap Ayudia menangis
”Mama juga rindu kamu sayang, tapi tidak seharusnya kamu Disni, mama disini tidak kesepian,ada kakakmu yang menemani mama"tunjuk Eldrea pada anak kecil disebelahnya.
Sebelum mengandung Ayudia, Eldrea pernah mengandung, namun ia keguguran.
"Pergilah sekarang, percayalah mama selalu di hatimu, percayalah, kebahagian yang besar telah menantimu nak, berusaha lah menggapainya"ucap Eldrea mendorong kencang putrinya
Ayudia terkejut, ia merasa tubuhnya terdorong ke lubang hitam, terdengar suara petir bersaut-sautan , tiba-tiba Ayudia merasa tubuhnya sangat sakit, bercahaya ia melihat tubuhnya bercahaya dan*....
"Ugh uhuk uhuk uhuk"
Ayudia tiba-tiba terbangun dan mendapati dirinya sudah berada di sebuah rawa-rawa, tubuh dan kakinya terkubur, beruntung kepalanya tidak terkubur, walau demikian ia sangat lemah dan sulit keluar dari rawa.
bunyi jangkrik dan katak saling bersautan, ingatannya kembali berputar saat ia makan bubur dan ...
Ia sudah mati dan di buang oleh orang suruhan mertuanya, Mereka membuang Ayudia ke rawa-rawa.
Bagaimana ia bisa hidup kembali?????
Ayudia mengedarkan pandangan, sejauh mata memandang hanya gelap yang tertangkap matanya, petir menyambar ke sekitar tubuhnya, ia bisa melihat jika pohon eceng gondok di sekitarnya hangus terbakar.
Dengan susah payah Ayudia berusaha keluar dari rawa-rawa, entah berapa banyak tanaman berduri yang ia injak, namun Ayudia tak perduli, dalam pikirannya hanya satu, harus segera keluar dari tempat itu,
Ia tak mau menyia-nyiakan nyawa yang sudah Allah beri kembali padanya.
Ayudia berjalan tertatih menahan sakit di kakinya, kakinya mengeluarkan banyak darah, ia mencabut duri yang menanam di kakinya, Ayu berteriak setiap kali ia mencabut duri di kakinya, dengan terseok-seok Ayudia berjalan , ia terus berjalan untuk menemukan jalan setapak, hingga akhirnya ia berada di tepi jalan.
Ayudia tersenyum lega lalu tubuhnya Ambruk tak sadarkan diri
Sebuah motor matik melintas dengan kecepatan tinggi, lalu motor itu mengerem mendadak menghindari tubuh Ayudia yang tergelatak di sisi jalan, motor itu terpental lumayan kencang, dan membuat pengemudinya jatuh.
Dengan pincang pemuda itu menghampiri Ayudia, ia segera berteriak minta tolong, tak lama warga datang dan membantu membawa mereka ke rumah sakit.
Pemuda itu juga yang memeriksa Ayudia dan menjahit luka di kaki dan tangan Ayudia.
Setelah semua selesai, ia baru merawat lukanya.
Satu jam kemudian Ayu baru tersadar, ia merasa sangat pusing, pandangannya menelusuri ruangan tersebut, ia masih hidup, ada selang infus dan selang transfusi darah di kanan dan kiri ya
"Alhamdulillah, kamu sudah siuman, apa yang kamu rasakan? tanya dokter muda itu sambil menempelkan stetoskop, memeriksa kondisi Ayudia.
"Oh ya, kamu sedang hamil empat minggu.
Dimana kamu tinggal, biar aku hubungi orangtuamu untuk mengabarkan keadaanmu" ucap dokter Adrian membuat Ayu shock, otaknya membeku mendengar ucapan Adrian.
Dia hamil???Bagaimana mungkin dia hamil hanya dalam sekali berhubungan??? Anak pria yang telah memperkosanya.
"Mungkin kamu belum mau bicara, sebaiknya kmu istirahat" ucap Adrian mau pergi, namun Ayu menarik tangan Adrian, ia harus melihat keadaan rumahnya, apa yang mereka lakukan setelah dia menghilang.
Keeseokan paginya dokter Adrian mengantar Ayudia ke kediamannya, namun ia terkejut melihat bendera kuning dan rangkaian bunga bertulis namanya, mereka sudah menganggap Ayu mati, dan menurut info yang Adrian peroleh ia nyatakan mati karena kecelakaan saat kabur dengan kekasihnya.
Ayudia juga mengikuti prosesi pemakamannya dari kejauhan, saat jasat orang yang dianggap dirinya di kebumikan, sejak itu pula ia sudah mati bagi semua orang, di kejauhan ia melihat papanya yang terpukul akan kepergiannya, namun ia harus kuat, ia harus menghilang sementara waktu demi nyawa dirinya dan anak dalam kandungannya.
Ayudia bertekad akan membalas semua perbuatan mereka satu persatu
Ayudia kembali ke desa, ia mengganti namanya menjadi Jovanka larasati, diambil dari nama keluarga Mamanya dan nama belakangnya dan ia kemudian menjadi asisten dokter Adrian, dokter yang telah menyelamatkannya.
Atas bantuan dokter Adrian juga ia memperoleh ijasah S1 nya
Beruntung sekali Ayudia diselamatkan oleh Adrian, Bagi ayu , Adrian adalah dewa penolong baginya.
Setelah kandungan Jovanka sembilan bulan , Jovanka melahirkan tiga bayi kembar, dua laki-laki dan satu perempuan, Ia memberikan nama si sulung Daffa, putra keduanya Daffi dan si bungsu Davina
Semua tokoh diceritakan saru satu
Banyak komflik juga..
Ada kocak
Ada nalar
Ada diluar nalar
Ada juga typo
Untuk typo, saya bisa maklumi, paling saya komen ngingetin typonya..
Saya maklumi, karena saya pribadi ga bisa bikin novel, bisanya baca dan nikmati..
Terimakasih atas karyanya ya thor..
Sukses selalu
2. saudara dan saudarinya
Tetap semangat thor😊
mungkin begitu ya thor..