Seorang istri yang mau nggak mau harus merelakan dirinya dimadu.
Namun ketidakadilan suaminya membuat dirinya harus berpaling dan mengakhiri hubungan yang menyakitkan tersebut dan menikah dengan seorang CEO yang tak lain adalah atasan dari suaminya.
Awalnya hubungannya dulu hanya sebuah sandiwara namun malah mereka saling jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acara di Malang
Keesokan harinya Rara bangun terlebih dahulu, meninggalkan Ilham yang masih berbalut selimut.
Seusai membersihkan diri Rara berkutat dengan perlengkapan masak dan juga beberapa bahan makanan yang siap diolah.
Rara memang suka sekali memasak, untuk soal makanan memang dia sedikit perhatian.
Bahkan Ilham sering sekali dimarahi jika tidak menurut padanya.
Selama kurang lebih sejam Rara menyelesaikan ritual masaknya. Berbagai macam makanan sudah tersaji di meja makan.
Ilham yang baru keluar dari kamar pun tersenyum melihat makanan yang beraneka ragam tersebut.
"Wah kelihatannya enak Ra" katanya dengan menelan slavina.
"Iya mas, silahkan dinikmati aku tinggal cuci baju dulu." timpal Rara lalu pergi kebelakang untuk mencuci baju.
Sedikit kecewa di raut wajah Ilham namun Ilham tetap melanjutkan keinginannya untuk makan.
Nasi, lauk serta sayur berpindah di piringnya kemudian dia melahapnya bahkan dia tambah lagi.
"Makananmu memang terbaik Ra" gumam Ilham dengan mulut penuh makanan.
Setelah sarapan Ilham menghampiri Rara yang asik sibuk mencuci di belakang.
"Ra, aku pamit dulu ya. Hati-hati di rumah." pamit Ilham lalu mengecup kening Rara.
Rara pun ingin mengelak namun dia kalah cepat dengan Ilham.
Setalah pamit Ilham berlalu namun dia kembali lagi.
"O ya Ra, nanti malam ada acara di kantor cabang kita yang di Malang, kita harus berangkat ke sana. Jadi bersiap ya" kata Ilham lalu berangkat.
Sebenarnya Rara malas untuk ikut namun kalau nggak ikut pasti Ilham akan marah.
Seusai mencuci baju Rara masuk kamarnya, di bukanya lemari baju untuk mencari baju yang cocok.
"Pakai baju mana ya" gumamnya dengan memilah-milah baju di lemari.
Karena tidak menemukan yang cocok Rara berniat untuk membeli baju di mall.
Dia berias dan memesan taxi online tak lupa dia juga mengirim pesan pada Ilham.
Kurang dari satu jam dia sudah sampai di mall terbesar kota Surabaya.
Dia naik ke lantai lima untuk melihat-lihat baju.
Lama mencari-cari baju yang cocok akhirnya pilihannya jatuh pada dress selutut dengan warna merah maron.
Puas berbelanja Rara pun istirahat sebentar di salah satu resto yang ada di dalam mall tersebut. Saat menunggu makanan serta minumannya Rara melihat seseorang yang tersenyum padanya.
"Pak Leo" gumamnya dengan membalas senyuman pak Leo.
Ya, Leo adalah atasan Ilham di kantor. Mesti tidak akrab namun Rara dan Leo beberapa kali bertemu saat dia diajak Ilham untuk menghadiri acara kantor.
Leo menghampiri Rara dan menawarkan diri untuk bergabung.
"Boleh saya bergabung nona Rara?" tanya Leo dengan tersenyum.
"Boleh pak, silahkan duduk." Jawab Rara mempersilahkan Leo duduk.
"Terima kasih" ujar Leo lalu mengambil kursi dan duduk.
"Bapak pesan apa, biar saya pesankan?" tanya Rara dengan menatap Leo yang duduk berseberangan dengannya.
" Tidak usah, kebetulan saya sudah memesan minuman" tolak Leo
Setelah makanan mereka datang, mereka melahap makanan mereka dengan mengobrol ringan.
"Nanti kamu ikut menghadiri acara di Malang kan?" tanya pak Leo lalu memasukan makanan ringannya ke dalam mulut.
"Insha Allah ikut pak" jawab Rara dengan tersenyum.
Cukup lama mengobrol akhirnya Rara pamit untuk pulang karena hari sudah semakin siang.
Bagaimana kalau saya antar nona Rara?" tanya Leo mencoba memberi tumpangan pada Rara.
"Nggak usah pak, biar saya naik taxi saja. Terima kasih tawarannya, permisi." tolak Rara lalu segera berlalu.
Leo pun tersenyum atas penolakan Rara, mata Leo terus saja memandangi punggung Rara yang semakin tak terlihat.
Waktu berlalu dengan cepat. Ilham dan Rara sudah bersiap untuk menuju kota Malang.
Wajah Ilham sangat berseri tidak seperti biasanya. Rara yang merasa ada yang aneh dengan Ilham pun bertanya
"Wajah kamu kok ceria sekali mas" tanya Rara dengan menatap Ilham yang sedang menyetir.
"Kan kita mau menghadiri acara di kantor Malang Ra, jadi harus ceria. Dan aku ada surprise buat kamu" jawab Ilham dengan tersenyum.
Sebenarnya Ilham ingin memperkenalkan Vera kepada Rara, karena kebetulan Vera juga bekerja di kantor cabang Malang, yang akan mereka kunjungi.
Membutuhkan waktu tiga jam untuk sampai di kota Malang. Banyak para petinggi perusahaan yang hadir begitu pula dengan Vera.
Mata Vera tertuju pada Ilham yang datang dengan
menggandeng Rara. Vera sudah mengetahui wajah Rara dari foto yang diperlihatkan Ilham. Dan baru kali ini bertemu langsung dengannya.
Ilham yang mengetahui Vera menatapnya melepaskan gandengan tangannya lalu mendekati Vera tentu dengan Rara yang mengekor di belakang.
"Dia siapa mas?" tanya Rara saat Ilham mendekati Vera.
"Ini Vera bagian keuangan di kantor ini" jawab Ilham dengan tersenyum kecut.
Vera menginjak kaki Ilham sehingga Ilham menahan sakit akibat ulah Vera.
Rara tersenyum pada Vera begitu pula Vera, mereka pun saling menjabat.
Rara bersikap biasa pada Vera namun berbeda dengan Vera yang bersikap tidak tenang.
Ilham pamit pada Vera dan juga Rara untuk ke toilet sebentar, tak selang berapa lama Vera menyusul Ilham ke toilet.
"Mas, aku minta kamu bicara pada istrimu kalau kita telah menikah, aku nggak mau malam ini kamu dengannya, sudah dua malam kamu bersamanya kini gantian jatahku!" seru Vera dengan bibir yang maju ke depan.
Melihat bibir Vera yang maju ke depan membuat Ilham langsung menyambarnya lama berpaut akhirnya mereka menyudahinya sebelum ada orang yang melihat.
"Nanti aku akan bicara padanya setelah acara ini usai, aku takut kalau Rara histeris dan membuat kacau acara ini." kata Ilham yang membuat Vera mengangguk.
"Iya mas, aku sangat merindukan mu mas" ucap Rara dengan memeluk Ilham.
Setelah puas melepas rindu mereka kembali lagi ke depan.
"Ke toiletnya kok lama sih mas" tanya Rara dengan raut wajah cemberut
"Perut mulas sekali sayang" jawab Ilham beralasan sambil terkekeh.
Rara hanya menatapnya sekilas lalu menggandeng tangan Ilham mengajaknya untuk mencari tempat duduk.
Vera menjadi kesal, pasalnya Rara lebih menguasai Ilham ketimbang dirinya padahal malam ini adalah jadwal bersamanya.
Ilham serba bingung, di sisi lain Rara memintanya untuk menemaninya sedangkan di sisi lain Vera juga ingin di temani.
Satu pesan pun diterima.
"Kamu temui aku sekarang atau aku kesana dan memberitahu Rara hubungan kita" pesan dari Vera
Ilham memasukan kembali ponselnya dan memikirkan alasan apa yang tepat untuk Rara.
Beberapa menit berfikir akhirnya dia menemukan juga ide untuk pergi dari Rara dan menemui Vera
"Ra, aku harus menemui pak Leo sebentar, Beliau memanggilku" alasan Ilham supaya diijinkan pergi oleh Rara
"Silahkan mas namun jangan lama- lama ya" kata Rara dengan tersenyum.
"Siap sayang" ujar Ilham lalu mengecup Rara sekilas.
Ilham segera menemui Vera di gudang kosong yang terletak di belakang kantor.
Lebih baik kita ke rumah saja mas, aku sangat merindukanmu. Setelah itu baru kembali ke sini. Bilang saja pada Rara ada tugas mendadak dari pak Leo." kata Vera yang mendapat senyuman serta anggukan dari Ilham.
"Good idea" timpal Ilham lalu mereka keluar kantor meninggalkan Rara sendirian.
Dua jam berlalu orang-orang sudah banyak yang pulang sedangkan Rara masih setia di tempat duduknya menunggu Ilham kembali.
Jadikn masalalumu pelajaran Ra ojok karepe dewe