Aku Bukan Wanita Penggoda
“Mana ****** itu? Tunjukkan ruangannya padaku, akan aku jambak rambutnya, aku cakar wajahnya.” Teriak seorang wanita cantik dengan pakaian yang serba branded melekat di tubuhnya.
Matanya berapi-api, ingin rasanya ia mengobrak ngabrik seluruh penjuru gedung ini. Dia adalah Kiara Aditama, adik dari pria sukses yang bernama Kenan Aditama, yang memiliki perusahaan terbesar di bidang properti dan tambak udang terbesar yang di eksport ke beberapa negara besar.
Kiara terus berteriak, hingga menjadi pusat perhatian para karyawan yang ada di gedung itu. Gedung yang cukup besar dan mewah yang berada di daerah kuningan. Kebetulan wanita yang Kiara cari bekerja di salah satu perusahaan yang menyewa di salah satu lantai gedung ini.
“Ibu cari siapa?” Tanya resepsionis itu dengan ramah, walau Kiara terus berteriak dan menyebutnya bodoh.
“Wanita itu telah merebut suamiku. Mana dia?” Kiara malah balik bertanya pada gadis resepsionis itu. Namun gadis resepsionis itu tidak mengerti siapa wanita yang di maksud Kiara karena di gedung ini ada ribuan karyawan dari perusahaan yang berbeda.
Tring
Tiba-tiba lift terbuka tepat di lobby. Semua orang berhamburan keluar, karena saat ini waktunya untuk istirahat dan makan siang. Seorang wanita berjalan santai menuju keluar dan hendak melewati meja resepesionis. Kiara mengedarkan pandangannya dan menemukan sosok wanita yang ia cari.
“Nah, itu dia. Iya itu dia orangnya. Dasar ******!” Dengan langkah cepat, Kiara menghampiri seorang gadis yang sedang berjalan santai sambil memainkan ponsel.
“Dasar ******!” Kiara langsung menjambak rambut wanita itu, hingga wanita itu terkejut dan belum siap menerima aterjangan itu. ponsel yang sedang di pegang wanita itu pun langsung melayang ke udara dan terbanting.
“Aaa.. tolong.” Teriak wanita itu.
Wanita itu adalah Hanin, seorang karyawan dari perusahaan yang bergerak di bidang digital media advertising bagian staf keuangan. Hanin tida menyangka pacarnya yang bernama Gunawan adalah pria beristri. Satu tahun Hanin berpacaran dengan Gunawan, tapi tak ada tanda-tanda bahwa pria itu adalah pria beristri. Hanin dan Gunawan bertemu di Bandara. Kala itu, Gunawan hendak berangkat ke Singapura untuk bertemu investor, sedangkan Hanin bersama kedua temannya memang sengaja hendak ke negara itu untuk menonton konser Maroon 5. Tak di sengaja, di konser itu pun Hanin bertemu lagi dengan Gunawan, hingga akhirnya mereka bertukar nomor telepon dan menjalin kasih hingga kini.
Banyak orang yang menolong Hanin, karena di gedung itu Hanin cukup populer, mengingat Hanin adalah gadis periang dan mudah bergaul.
“Stop, Bu. Jangan seperti ini!” Ucap kedua pria berseragam keamanan memegangi kedua lengan Kiara.
“Lepaskan! Lepas!” Kiara terus memberontak, agar ia bisa menjambak dan mencakar Hanin lagi.
Hanin pun di pegangi oleh beberapa orang yang membantunya. Ia tampak berantakan, di tambah air mata yang terus mengalir, membuat wajahnya semakin berantakan.
“Aku tidak tahu, kalau dia suamimu.” Teriak Hanin.
“Cih, Dasar memang kau wanita penggoda, pelakor. Mendekati pria kaya agar bisa kau poroti uangnya.”
“Diam, aku tidak seperti itu.”
Lama Kiara dan Hanin beradu mulut.
“Han. Lu ngga apa-apa?” Tanya Lani dan Tio bersamaan. Mereka adalah teman satu kantor Hanin.
Hanin mengangguk dan mengusap lutut juga siku tangannya yang kotor karena ia sempat tersungkur di lantai akibat kebrutalan Kiara yang langsung menerjangnya tadi.
“Sudah, bu, mari kita selesaikan masalah ini baik-baik di ruangan. Dari pada menjadi pusat perhatian.” Ucap salah satu petugas keamanan yang berada di sisi kiri Kiara.
“Iya, Bu. Malu di sini jadi bahan tontonan.” Ucap salah satu petugas ke amanan yang berada di sisi kanan Kiara.
Kiara menoleh ke arah kedua petugas keamanan itu.
“Tidak sudi, saya bicara baik-baik dengan wanita ****** ini. Dia bukan levelku.” Kiara menunjuk ke arah Hanin.
Hanin menunduk, hari ini benar-benar hari tersial dalam hidupnya. Ia sungguh malu, malu dengan predikat pelakor dan ****** yang sering disebut Kiara tadi. Padahal hal ini tidak sepenuhnya salah Hanin, karena ia tidak tahu dengan status pacarnya yang sudah memiliki istri. Ia juga bodoh karena terlalu percaya dengan Gunawan, mengingat ini adalah kali pertama ia menjalin kasih dengan lawan jenis, membuatnya tidak bisa membedakan mana pria beristri dan mana yang bukan.
“Kamu tidak tahu siapa saya? Hah! Awas kalian!” Kiara meunjuk ke arah semua orang di sana, karena semua orang di sana seolah-olah membeli Hanin.
Ia pun langsung membalikkan tubuhnya dan keluar dari gedung itu dengan perasaan yang masih membara. Walau ia cukup puas memaki Hanin, menjambak, dan mecakar lengan juga wajahnya.
“Aku akan memisahkan kalian, dasar ******. Gunawan itu suamiku dan aku adalah satu-satunya wanita yang dia cintai.” Guman Kiara saat berada di dalam mobil. Lalu, supir Kiara membawa majikannya ke kantor sang kakak untuk meminta bantuan.
Di gedung tadi, kedua petugas keamanan itu membubarkan orang-orang yang menonton live kisah rumah tangga yang sering ada di serial tivi ikan terbang. Namun, bedanya biasanya di serial tivi itu si istri yang di tindas oleh pelakor, tapi di sini si pelakorlah yang tidak berdaya.
“Han, kok bisa sih lu ngga tau kalo Gunawan iu punya istri?” Tanya Lani, teman dekat Hanin di kantor ini.
Lani dan Tio menarik Hanin ke pantry dan mengobati luka-luka yang di akibatkan cakaran kuku panjang Kiara pada Hanin.
“Aku ngga tau, Lan. Kalo tau juga ngga bakal aku mau jadi pacarnya. Aww.. sss..” Hanin meringis saat Lani memberikan alkohol pada lukanya.
“Gila itu si ibu, kukunya sepanjang apa coba, badan lu pada besot-besot gini.” Sahut Tio, lelaki tapi gemulai seperti wanita.
“Eh dia kayanya belom ibu-ibu deh, masih cantik kok.” Kata Lani.
“Iya, sih tapi tetep cantikan lu dong, Han.” Sahut Tio.
“Aww.. udah Lan.” Hanin masih meringis merasakan perih akibat cakaran kuku Kiara.
“Ini satu lagi belum, tahan Han. Lu cemen amat. Kalo kukunya itu ibu rabies gimana?”
“Emang di kata gug gug. Aaauuuuu...” Sahut Tio meregakan anj*ng yang tengah melolong.
“Awww.. Ngggrrr..” Lani menirukan gaya kucing liar, membuat Tio tertawa dan Hanin pun tidak menahan untuk tidak tersenyum.
Dret.. Dret.. Dret..
Tiba-tiba ponsel Hanin bergetar dan menampilkan nama Gunawan.
Lani dan Tio melirik dan Hanin hanya melihat ponsenya yang retak pada layar depan, tapi masih bisa berfungsi.
“Angkat, Han!” Kata Lani dengan menunjuk ke layar ponsel Hanin yang bergetar.
Hanin hanya menggeleng.
Sudah dua kali Kiara melabrak Hanin. Yang pertama di sebuah restoran, tapi saat itu Kiara tidak sebrutal ini melabraknya.
Hampir setiap jam, setiap hari, Gunawan menelepon Hanin. Namun, Hanin enggan menanggapi, padahal mereka belum putus secara resmi, tapi Hanin malas untuk bertemu pria itu lagi.
********
Hai, readers yang baik ... salam kenal. saya mau memperkenalkan karya saya yang baru. Mampir ya, insyaAllah ngga kalah seru. Terima kasih 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Winterbear
ini plot hole, bukan? klo bukan berarti beneran pelakor /Doge/
2024-11-17
0
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу᭄
.
2024-10-09
0
Inooy
pantauan d mulaiiiii....😁
2024-10-08
1