NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Izinkan Aku...

***

Tiba di apartemen...

Devan membaringkan tubuh lemah Sherin di

atas tempat tidur dengan sangat hati-hati. Dia

menatap wajah pucat Sherin yang terlihat tak

berdaya itu. Rahangnya mengeras, dia tidak

menyangka dirinya akan kecolongan begini

hingga semua ini bisa terjadi.

Roman dan Simon ikut masuk ke dalam kamar

karena ada hal yang harus mereka lakukan.

"Siapkan penawarnya sekarang.!"

Titah Devan sambil mengelus lembut rambut

Sherin yang tampak berantakan dengan tatapan

tidak lepas dari wajah istrinya itu yang kini sedang terlempar jauh ke alam bawah sadarnya karena

pengaruh obat yang telah di suntikan oleh Brian.

Pengaruh obat pelumpuh yang di suntikan oleh

Brian memilki efek yang akan membuatnya

tertidur dalam jangka waktu tertentu. Kemudian

pada saat dia terbangun, kondisi tubuhnya akan terkontaminasi oleh reaksi zat afrodisiak hingga

menyebabkan tubuh Sherin terserang gairah

bercinta yang sangat kuat.

"Tuan Muda..reaksi nya nanti akan tetap sama

setelah Nyonya sadar. Jadi Nyonya pasti akan

kaget pada saat itu terjadi."

"Hemm.. aku tahu, sudah siapkan saja.!"

"Baik Tuan. Untuk sekarang kita hanya akan

memberikan dosis pertama untuk pemulihan.

Nanti Tuan berikan lagi suntikan penetralisir

agar tidak terjadi syok berlebihan.!"

Sahut Roman sambil kemudian bergerak cepat menyiapkan semua yang dibutuhkan di bantu

oleh Simon. Mereka memasukan cairan kuning

ke dalam jarum suntik hingga memenuhi ukuran

yang di butuhkan. Setelah itu mengulurkannya

ke hadapan Devan.

Terpaksa, Devan membuka sedikit jas yang di

pakai menutupi lengan Sherin agar lebih mudah

melakukan proses injeksi. Kemudian dia mulai

melakukan penyuntikan cairan penawar tersebut.

Sherin tampak meringis kesakitan dan mendesah pelan saat rasa sakit yang dirasakannya masuk

mempengaruhi kinerja otaknya.

Devan menatap kembali wajah Sherin setelah

proses penyuntikan selesai. Dia menarik napas

berat sambil tak henti mengamati reaksi Sherin.

Wajahnya masih saja terlihat sangat dingin.

"Kalian sudah boleh keluar sekarang. Jangan

lupa, pantau terus perkembangan dunia maya.

Aku yakin, sesaat lagi akan ada ledakan besar

soal kedatangan ku ke tempat itu.!"

"Baik Tuan, laksanakan.! Kami permisi."

Roman dan Simon membungkuk hormat.Tidak

lama mereka berlalu keluar dari dalam kamar.

Devan bergerak, membuka jas yang menutupi

tubuh Sherin. Matanya menatap tajam seluruh

tubuh bagian atas Sherin yang terbuka, lalu

mengamatinya dengan seksama. Tangannya

terkepal kuat, tampang wajahnya terlihat

semakin kelam.

"Apa yang sudah di lakukan laki-laki brengsek

itu padamu Sherin.?!"

Desis Devan di penuhi perasaan yang tidak jelas.

Dia benar-benar tidak bisa terima semua ini.

Perlahan-lahan dia merapihkan kembali gaun itu.

Devan tidak berani mengganti pakaian Sherin.

Dia tidak akan sanggup melakukan nya, karena

seumur hidup, dia belum pernah melihat tubuh

polos orang lain, apalagi seorang wanita, meski

wanita ini adalah istrinya sendiri.

"Tidak...tidaakk.. ja-jangan Brian..lepaskan aku.

Kau.. tidak bisa melakukan ini padaku...!!"

Sherin mengigau hebat dalam tidurnya sambil

menggelengkan kepalanya kuat dan berkeringat

dingin. Mata Devan kembali berkilat hebat, dia

mengelus wajah Sherin yang tidak juga tenang.

Wajahnya terlihat begitu panik dan ketakutan.

Dia mencengkram kemeja Devan yang terpaksa

merunduk dan mendekat.

"Sherin..hei..Sherin aku disini.! Kau sudah

aman sekarang. Aku ada di sini bersamamu.!"

Bisik Devan sambil menempelkan bibirnya di

telinga Sherin dan membisikan kata-kata tadi

hingga perlahan mampu membuat Sherin mulai

terlihat lebih tenang. Tapi tangan Sherin masih mencengkram erat kerah kemeja Devan hingga

mau tidak mau wajah mereka mendekat, dan

hampir tidak berjarak.

Nafas Devan mulai tidak beraturan mendapati

bibir merah delima Sherin ada di hadapannya.

Sekuat tenaga dia mencoba menahan gejolak

hasrat yang tiba-tiba datang menerjang. Devan memejamkan mata, lalu bergerak menjauhkan wajahnya dengan susah payah.

"Dev...maafkan aku..aku sudah tercemar..Aku

tidak bisa menjaga diri dan kehormatan ku.."

Deg !

Jantung Devan rasanya seperti tercabut dari

tempatnya. Ada yang menghantam ulu hatinya

saat ini sampai rasanya begitu sakit. Dia kini

membuka mata, menatap dalam-dalam wajah

Sherin. Dia tahu Brian belum sempat memiliki

Sherin, namun entah apa yang sudah pria itu

perbuat tadi.

"Apakah benar, aku hanya di takdirkan Tuhan

mendapatkan sisa orang lain. Kalau itu sudah

menjadi bagian hidupku, aku akan menerimanya

Sherin. Tapi untuk saat ini, aku belum siap untuk

menerima kenyataan itu. Aku tidak akan bisa.!"

Gumam Devan sambil melepaskan cengkraman tangan Sherin di kerah kemeja nya. Tapi tangan

Sherin berpindah memegang tangannya dengan

kuat. Devan kembali menarik nafas dalam-dalam.

Dia semakin merasa gelisah. Otaknya di penuhi

berbagai praduga tidak jelas hingga membuat

jiwanya semakin terasa tersiksa.

Sial ! Wanita ini membuat dirinya tidak mampu mengendalikan segala rasa kecewanya. Padahal

dari awal dia sudah tahu bahwa wanita yang di nikahinya ini adalah wanita yang penuh dengan

skandal serta di dera berbagai masalah pelik.

Devan melepas pegangan tangan Sherin, lalu

beranjak menuju balkon. Dia berdiri di pinggir

balkon, mencoba mengontrol segala amarah

sekaligus kekecewaan nya. Namun tampaknya

Dev gagal mengendalikan diri, dia menjatuhkan

tinjunya di reling balkon, hingga menimbulkan

getaran hebat pada bangunan megah itu

seolah terkena gempa bumi.

Devan terus menjatuhkan tinjunya berkali-kali

meluapkan segala kegelisahannya. Bayangan

saat mengingat Brian sempat menyentuh tubuh

Sherin terus saja mengganggu pikirannya.

Hatinya terasa panas, terbakar oleh api yang

membara dan menghanguskan jiwanya.

"Aargh... Sherin.. kenapa ini harus terjadi...!"

Dev berteriak keras sambil menjambak rambut

dan mengacaknya, dia benar-benar frustasi.

Tapi kenapa harus sampai seperti ini.? mereka

tidak memiliki perasaan apapun yang mengikat.

Lalu kenapa jiwanya harus tersiksa seperti ini.?

Bruk.!

Dev menolehkan kepalanya ke asal suara. Dia

segera masuk ke dalam ruangan. Matanya kini menatap tajam sosok Sherin yang terjatuh dari

atas tempat tidur. Dan..saat ini Sherin sedang mencoba menyeret langkah nya yang terseok-

seok menuju kamar mandi. Kelihatannya dia

masih terserang lemas.

"Sherin...! Mau kemana kamu..?"

Dev mengejarnya dan berusaha menangkap

tubuh nya yang terlihat limbung tak terkontrol.

"Stop.! Jangan sentuh aku Dev..! Tubuhku ini

kotor. Kau tidak pantas menyentuhkan tangan

mu di tubuhku.! Aku sangat menjijikkan.!"

Cegah Sherin sambil mengangkat tangannya

membuat Devan membeku, tapi tatapannya

semakin tajam. Sherin merayap melangkah ke

arah kamar mandi, namun kepalanya tiba-tiba

terserang pusing yang hebat. Aneh.! dia juga

mulai merasakan gelagat aneh menyerang

tubuhnya. Panaass...dan..ahhh entah apalagi

ini. Tidak, dia butuh mendinginkan tubuh nya

sekarang juga. Ada gelombang hasrat aneh

yang kini menerjang tubuh nya.

"Sherin..!!"

Dalam gerakan cepat Devan menyambar tubuh

Sherin yang tampak limbung dan akan terjatuh.

Kini tubuh Sherin ada dalam rangkulan Devan

pada posisi yang sangat intim dan romantis.

Mata mereka saling menatap. Tubuh Sherin

kini seolah tersengat aliran listrik. Dia bergetar,

ada dorongan hebat yang membuat dia seolah

menginginkan sentuhan lebih dari pria ini.

Perlahan tangannya bergerak meraih rahang

kokoh Devan yang menatapnya dengan sorot

mata yang terlihat sekali sedang menguatkan

dirinya. Tatapan Sherin yang kini berubah lembut

dan mendamba, membuat tubuh Devan semakin

bergetar, dia tahu obat itu mulai beraksi. Dasar

Brian brengsek.! jadi ini yang di inginkannya.!

"Dev... apa yang terjadi dengan tubuh ku..?

Aku kepanasan.. tolong..aku.. aku..harus mendinginkannya sekarang."

Lirih Sherin dengan suara yang sangat lembut

dan bergetar sambil mendekatkan wajahnya

ke wajah Devan yang sama-sama bergetar.

Devan membawa tubuh Sherin untuk berdiri,

tapi tangan Sherin tidak terlepas dari dada pria

itu, tubuh mereka kini merapat, hal itu membuat

Devan semakin tidak bisa mengontrol dirinya.

"Kau.. kau dalam pengaruh obat Sherin.. kau

harus segera mendapat penawar keduanya."

"Obat.? kenapa jadi begini Dev.. tolong..bawa

aku ke kamar mandi. Aku harus mendinginkan

dan membersihkan tubuh kotor ini.!"

"Sherin.. aku harus memberikan suntikan yang

kedua ke tubuhmu sekarang juga.!"

Ucap Devan sambil mengangkat tubuh Sherin

ke dalam pangkuannya. Sherin mengalungkan

tangannya di leher Devan dengan tatapan yang

semakin mendalam. Rasa panas yang mulai

membakar tubuhnya kini seakan tersiram salju

lembut saat bersentuhan langsung dengan

pria yang notabenenya adalah suaminya itu.

Tatapan mereka kini saling mengunci. Namun

dorongan hasrat aneh itu kini semakin menjadi, menyerang dan membuat Sherin menginginkan sentuhan lebih dari suaminya ini, dia benar-benar

mulai kehilangan kontrol dirinya. Tangannya

bergerak mengelus lembut wajah Devan yang menatapnya dengan sorot mata berat.

"Aku tidak butuh suntikan obat Dev..aku hanya

membutuhkan mu.! tolong.. bawa aku kembali

pada kenormalan. Aku tidak akan sanggup

melewati semua ini tanpa bantuan mu.."

Wajah Devan langsung bereaksi aneh, dengan

cepat dia memalingkan wajahnya. Tidak, dia tak

akan melakukan hal itu sekarang, dia tidak akan

sanggup menerima kenyataan. Dengan tampang

wajah aneh, Devan melangkah membawa Sherin

menuju kamar mandi.

"Tunggu di sini.. aku akan membawakan apa

yang kau butuhkan sekarang.!"

Devan menurunkan tubuh Sherin di dalam ruang shower, kemudian dia berbalik, tapi langkahnya terhenti saat tangannya di tarik dan di genggam

kuat oleh Sherin. Devan menoleh, jantung nya terguncang saat matanya bertemu tatap dengan

mata cantik Sherin yang sudah di selimuti oleh

kabut gairah yang membara.

"Apa kau begitu jijik pada tubuh ku ini Dev..?

Aku tidak butuh obat itu. Biarkan aku berjuang

sendiri untuk keluar dari kondisi ini.!"

Lirih Sherin bergetar pelan sambil melepaskan

pegangan tangan nya. Dev memalingkan wajah,

tangannya terkepal kuat, dia segera berbalik dan melangkah keluar. Sherin semakin tidak bisa mengontrol dirinya, reaksi obat ini terlalu kuat. Brengsek kau Brian..!! Sherin terus mengumpat

pria itu penuh kebencian.

Dengan gemetaran dia melucuti pakaiannya

kemudian berdiri di bawah guyuran air shower

bersuhu dingin. Tubuhnya semakin menggigil.

Tapi bukan karena kedinginan, sekuat tenaga

dia menahan segala terjangan hasrat aneh

yang kini telah menguasai dirinya seluruhnya.

Ya Allah... bagaimana ini.. tolong kuatkan aku

melewati semua siksaan ini..

Lirih Sherin sambil memejamkan matanya dan

memeluk dadanya sambil menengadah untuk

mengguyur wajahnya berharap semua siksaan

ini bisa segera di redam nya.

Dev membeku di tempat, darah nya tiba-tiba

mendidih begitu dia masuk kembali ke dalam

kamar mandi sambil membawa jarum suntik

kedua. Di depan matanya kini, sesosok tubuh

indah nan menggiurkan tengah berdiri dalam

keadaan setengah polos di bawah guyuran air

shower, hanya tertutup pakaian dalam saja,

itupun dengan model yang sangat minim.

"D-Dev... kau..kau kenapa kesini lagi.?"

Sherin yang tidak kalah terkejutnya tergagap.

Dia mundur ke dinding ruangan shower. Mata

mereka saling menatap kuat dengan sorot mata

yang sama-sama aneh. Tubuh mereka terbakar

seketika. Perlahan Dev melangkah, jarum suntik

yang ada di tangan nya terjatuh begitu saja.

Mana mungkin dia bisa bertahan menyaksikan

tubuh molek yang teramat sempurna itu tersaji

dan terpampang nyata di depan matanya.

"Dev.. kau..mau apa.? jangan mendekat.!"

Suara Sherin semakin bergetar saat Dev maju

ke hadapan nya. Pria itu menarik kemeja yang

di kenakkan nya dan melemparnya asal. Tubuh gagahnya kini ikut terguyur, basah..nampak

begitu menggoda membuat Sherin semakin

tidak bisa mengontrol dirinya.

Dalam satu gerakan cepat Dev mengangkat

tubuh Sherin ke dalam pangkuannya, kemudian

menyeretnya ke dinding ruangan. Mata mereka

semakin terpaut dalam dengan nafas yang

sudah sama-sama semakin berat. Kaki Sherin

kini melingkar erat di pinggang Devan, sedang

tangannya di lilitkan di leher kokoh suaminya itu.

"Dimana laki-laki baj*ng*n itu menyentuhmu.?

Aku akan menghapus jejaknya sekarang juga.!"

Desis Devan dengan suara yang sangat parau,

terdesak hasrat yang kini semakin menggedor

dan menguasai dirinya. Tapi masih ada amarah

dan kekecewaan yang tersirat dari nada suara

nya serta wajahnya yang dingin. Sherin kini tak

peduli apapun lagi, dia memang membutuhkan

pria ini untuk melepaskan dirinya dari kondisi

panas yang menyiksa tubuhnya sekarang ini.

"Aku tidak tahu sampai dimana orang itu telah

menyentuhkan tangannya. Oleh karena itu, aku

harus membersihkan tubuhku ini dari jejaknya.!"

"Kau tidak boleh lagi tersentuh tangan-tangan

kotor seperti bajingan itu.! Selama kau menjadi

istriku, hanya aku yang berhak menyentuh mu

Sherinda.!"

Geram Devan sambil mendekatkan wajahnya

yang membuat Sherin memejamkan matanya

sambil menengadahkan wajahnya dan hal itu

membuat gairah Devan semakin tak terkendali.

"Kalau begitu..tolong bantu aku untuk keluar

dari kondisi ini. Kau akan tahu sampai dimana

keraguan mu dapat kau tuntaskan.!"

Lirih Sherin sambil kembali menatap lekat wajah Devan dengan sorot mata penuh damba. Dan

tanpa aba-aba, dia langsung menyambar bibir

Devan yang terkejut sesaat. Ciuman Sherin kini semakin terasa panas dan memaksa membuat

Devan tidak mampu bertahan. Dia membalas

dengan lebih ganas lagi. Keduanya larut dalam

panasnya permainan lidah yang panas membara.

Masih dalam keadaan saling bertautan bibir,

tubuh Sherin turun dari pangkuan Devan. Kini

mereka berdiri di bawah guyuran air shower,

dan perlahan namun pasti Devan melepaskan

seluruh kain yang menempel di tubuh mereka. Tangannya menarik tubuh polos Sherin agar

merapat hingga tubuh mereka kini menempel

satu sama lain membuat Sherin mendesah

pelan dalam ciumannya saat menyadari inti

tubuh milik Devan menekan miliknya.

Devan menggeram dalam ciumannya begitu

miliknya bersentuhan dengan inti tubuh milik

Sherin yang menimbulkan sensasi nikmat asing

yang baru pertama kali di rasakan nya. Mereka

mengerang dan menggila, tapi pertautan bibir

itu tidak jua bisa terlepas, malah semakin buas.

Tangan Devan kini semakin menjalar, menyisir

bagian-bagian sensitif tubuh Sherin. Mulai dari

punggung sehalus sutera nya, turun ke bagian

bokong super istimewa nya dan meremasnya

kuat hingga erangan panjang lolos dari mulut

Sherin. Tubuh inti mereka kini semakin tidak

mampu bertahan, mencoba merangsek masuk

dan saling menekan lebih dalam. Tangan Devan

beralih ke depan, meremas dan memainkan dua

bukit kembar istrinya itu yang memilki bentuk sempurna dengan ukuran yang sangat..sangat

memuaskan.

Gairah mereka kini semakin tidak terbendung.

Mereka tidak mampu bertahan lebih lama lagi. Pelepasan pertama akhirnya keluar dari inti

tubuh milik Sherin membuat dia melepaskan

ciumannya. Sherin mundur dengan tubuh yang bergetar hebat di serang ketegangan begitu

menyadari kini tubuh mereka sudah sama-sama dalam keadaan polos tak tertutupi sehelai

benangpun.

Mata mereka kembali saling menatap dengan

ritme nafas naik turun tidak teratur. Keduanya

saling memandangi tubuh mereka yang sama-

sama sempurna itu. Sherin bergidik ngeri saat

melihat inti tubuh Devan yang super perkasa itu

tampak sudah berdiri tegak dan gagah, bersiap

untuk tempur. Pantas saja tadi dia merasakan

seakan di tekan benda yang sangat keras.

"Aku tidak bisa menunda nya lagi sekarang..

Malam ini akan menjadi malam panjang kita.."

Desis Devan sambil kemudian meraih bathrobe

yang ada di dekat dinding ruangan. Setelah itu

dengan sedikit bergetar dan terburu-buru dia menyelimuti tubuh Sherin yang sudah tegang

akut itu, lalu melilitkan handuk di tubuh bagian

bawah nya. Dengan gerakan ringan dan cepat,

dia meraih tubuh Sherin ke dalam pangkuannya kemudian melangkah keluar dari kamar mandi.

"Dev... apa kau yakin untuk ini.? Aku takut kau

akan kecewa setelah nya.. aku.."

"Aku sudah tidak mungkin mundur lagi Sherin.

Bara di tubuh kita harus di padamkan..!"

Debat Devan sambil menatap kuat wajah Sherin

yang kini sudah benar-benar memerah. Selama

berjalan menuju tempat tidur, mata mereka tidak

pernah berpaling, saling memandang dengan

kabut gairah yang sudah sama-sama mencapai

puncaknya.

Perlahan.. Devan membaringkan tubuh Sherin

di atas tempat tidur besar nan mewah bernuansa

putih silver itu. Devan mengurung tubuh Sherin

yang kini terlihat pasrah karena desakan hasrat

itu sudah tidak mampu lagi membuat dia keluar

dan kembali pada kenormalan.

Keduanya kembali saling menatap kuat seolah

meyakinkan diri untuk malam ini. Devan tidak

mampu mempertahankan keangkuhan jiwanya.

Dia harus melewati malam ini dengan memiliki

istrinya ini seutuhnya, walau nantinya dia harus

menelan kekecewaan, tapi dia pastikan akan menerimanya dengan Ikhlas...

Devan mendekatkan wajahnya, menempelkan

bibirnya di telinga Sherin yang memejamkan

matanya kuat sambil menguatkan dirinya..

"Ijinkan aku memiliki dirimu seutuhnya malam

ini..istriku sayang..."

Ada cairan bening yang keluar dari sudut mata

cantik Sherin. Dia mencengkram seprai dengan

kuat.. Tuhan..apakah memang laki-laki ini yang

akan menjadi pemilik kehormatannya.??

***

Bersambung....

1
zena
nama ku itu thor😅
Dewi Shandra
😆😆😆😆
✨rielz✨
baca lagi..🤩
Nunnamin_shaqi
Bisa dibayangkan 😭🥰🥰
anninayah karim karim
devan kerjaan nya ikutin Sherin 😂😂
Amang Firmansyah
love u 2 othor kesayangankuuu...ditunggu karya2 berikutnya
Dewi Shandra
baca lagi setelah khatam berpuluh-puluh kali 😂
Amang Firmansyah
Lumayan
Tri Arrum
Luar biasa
Rohayani Faisal
udh baca ke 3x nya...ngga bosen bosen

d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
Irma herfiana
kak kapan up lagi hampir 4thn ini nunggu
Rohayani Faisal
kaka ...ditunggu karyamu selanjutnya
Hetty Marawemay
Pamela jahat bangat
Annsyi
Kak, hadirlah dengan karya barumuuu..... Kutunggu ceritamu selanjutnya.....

ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Muh Asrul
Author aku tunggu karya barumu.
Muh Asrul
entah sudah berapa kali membaca novel ini, author kemana engkau berada aku menunggu karya barumu suda 4 tahun tidak ad kabar
PJ92
Kecantikan sherin kyanya melebihi maharaya sma mayra deh
PJ92
Cusss thor bikin novel kisah little queen
Nurhawathy
/Good/
Fisca vis vis
baguuusss bngeettt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!