Nova Spire, seorang ahli medis dan racun jenius, tewas tragis dalam ledakan laboratorium saat mencoba menciptakan obat penyembuh paling ampuh di dunia. Tapi kematian bukan akhir baginya—melainkan awal dari kehidupan baru.
Ia terbangun dalam tubuh Kaira Frost, seorang gadis buta berusia 18 tahun yang baru saja meregang nyawa karena dibully di sekolahnya. Kaira bukan siapa-siapa, hanya istri muda dari seorang CEO dingin yang menikahinya demi tanggung jawab karena membuat Kaira buta.
Namun kini, Kaira bukan lagi gadis lemah yang bisa diinjak seenaknya. Dengan kecerdasan dan ilmu Nova yang mematikan, ia akan membuka mata, menguak kebusukan, dan menuntut balas. Dunia bisnis, sekolah elit, hingga keluarga suaminya yang penuh tipu daya—semua akan merasakan racun manis dari Kaira yang baru.
Karena ketika racun berubah menjadi senjata … tak ada yang bisa menebak siapa korban berikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkelahian
Pelukan antara Sky dan Kaira masih bertahan dalam keheningan penuh emosi. Namun, suasana syahdu itu seketika berubah menjadi tegang saat sebuah tangan menarik paksa tubuh keduanya.
"Lepaskan dia!" seru Leonel dengan suara dingin bercampur amarah.
Bugh!
Grep!
Tanpa aba-aba, Leonel mengayunkan tinjunya ke arah Sky. Namun Sky, meski tengah larut dalam kerinduan, tidak kehilangan kewaspadaan. Dengan cepat, ia menangkap pergelangan tangan Leonel dan memelintirnya ke belakang.
"Jangan menyentuhku sembarangan, Leonel," ucap Sky tajam, suaranya rendah namun mengandung bahaya.
Bugh!
Leonel melayangkan pukulan lain dengan tangan bebasnya, membuat Sky terpaksa melepaskan cengkeramannya dan membalas pukulan itu.
Bakk!
Bugh!
Bugh!
Seketika aula dansa yang megah itu berubah menjadi medan pertarungan dua pria muda penuh dendam dan ego.
Tamu-tamu langsung mundur, membentuk lingkaran kosong di sekitar mereka.
"Leonel! Sky! Hentikan ini!" teriak Nathan, mencoba maju bersama Jerico untuk melerai.
Namun keduanya tak menggubris. Tinju dan tendangan saling melayang. Pukulan Sky mengenai rahang Leonel, namun Leonel membalas dengan menghantam perut sepupunya itu. Keduanya tersengal, tapi tidak berhenti.
Bugh!
Caleb Frost yang sedang berdansa dengan Maura pun menghentikan langkahnya. Maura sendiri menatap dengan mata melebar, terkejut sekaligus kesal. "Itu seharusnya aku yang diperjuangkan, bukan dia!" desisnya pelan.
Sementara itu, tuan besar Frost yang duduk di kursi kehormatan kembali menekan dadanya.
"Astaga, jantungku! Tidak bisakah mereka bertingkah seperti bangsawan sejati?!"
Nyonya Selina menjerit panik. "Sky! Berhenti! Itu sepupumu! Kau bisa melukainya!"
Namun di sisi lain, Nyonya Claudia bersorak kecil sambil tersenyum. "Ayo Sky! Perjuangkan cintamu. Akhirnya, Sky bergerak untuk sesuatu ... dan wanita itu sepertinya pantas." gumamnya lirih, namun cukup terdengar oleh istri Jacob yang berdiri di sebelahnya dan menatap heran.
Sementara itu, Kaira berdiri di tengah-tengah, mencoba bersikap tenang, meski wajahnya jelas menunjukkan kejengkelan.
"Dua pria dewasa bertarung seperti bocah karena seorang wanita buta ... sungguh lucu," katanya dengan nada datar, namun tajam.
Jerico akhirnya berhasil memisahkan Leonel, sedangkan Nathan menahan Sky.
"Cukup! Ini pesta keluarga! Bukan arena adu jotos!" hardik Nathan.
Leonel menatap Sky dengan napas memburu.
"Dia istriku!"
Sky membalas dengan tatapan tak kalah tajam. "Kau tidak pantas mendapatkannya."
Kaira hanya menghela napas panjang, lalu berbalik. "Aku akan duduk dan menikmati cemilan. Jika kalian masih ingin bertingkah seperti anak-anak, silakan lanjutkan."
Dengan langkah anggun, meski dengan tongkat, Kaira berjalan meninggalkan lingkaran pertempuran, meninggalkan dua pria yang saling menatap penuh amarah dan gengsi.
"Lepaskan aku Nathan! Aku ingin menghajar bajingan itu!" seru Leonel mencoba memberontak.
Leonel berhasil melepaskan diri dari cengkeraman Jericho. Dengan tatapan membara, ia kembali menghampiri Sky, lalu melayangkan pukulan keras ke arah wajah sepupunya.
Bugh!
"Kau tidak tahu batas, Sky!" geram Leonel.
Namun kali ini Sky tidak lagi menahan diri. Dengan tenang, ia menghindari serangan itu dan memberikan satu pukulan telak ke perut Leonel, lalu satu lagi ke dagunya.
Bugh!
Dugh!
"Kau bukan tandinganku, Leonel," ucap Sky dingin sebelum menendang dada sepupunya.
Pyarr!
Brugh!
Tubuh Leonel terlempar ke belakang dan menghantam meja makanan. Piring-piring mewah, gelas kristal, serta tumpukan kudapan jatuh berantakan bersamanya. Suara dentingan kaca pecah menggema di seluruh aula, diikuti jeritan kecil dari para tamu.
Suasana pesta seketika berubah menjadi kekacauan. Para pelayan panik, tamu-tamu menyingkir, dan keluarga besar Frost terpaku tak percaya.
Sementara itu, di sisi ruangan, Kaira yang semula duduk santai sambil menikmati cemilannya, hanya bisa mendesah panjang.
Dengan nada tenang namun sarat kejengkelan, ia bergumam pelan, "Baru saja aku ingin mengambil éclair favoritku ...."
Kaira berdiri, menatap Leonel yang kini berlumuran krim kue dan saus. Ia mengangkat alis, lalu berkata lantang,
"Kalau kau ingin mencari perhatian, Leonel, setidaknya jangan rusak meja makanan. Aku sedang menikmati ketenangan."
Leonel yang masih terbaring di atas meja hanya mampu memandangi Kaira dengan wajah penuh amarah dan malu.
Sky, berdiri tegak dengan pakaian rapi yang nyaris tak berantakan, hanya menyeka sudut bibirnya dan berkata dingin,
"Kau yang memulai ini. Jangan salahkan siapa pun jika akhirnya kau kalah."
Tuan besar Frost hampir berdiri dari kursinya, wajahnya merah padam.
"Cukup! Aku tidak ingin melihat tinju di pesta ulang tahunku! Kalian mempermalukan nama keluarga!"
Nyonya Claudia, meski mencoba menahan tawa, segera menghampiri putranya dan berbisik pelan, "Setidaknya pukulanmu tepat, sayang."
Sementara Nyonya Selina terlihat ingin pingsan, memegangi dada sambil berkata,
"Ini ... ini memalukan! Leonel! Bangun dan bersihkan dirimu!"
Kaira hanya menggeleng pelan. Dengan suara datar, ia menambahkan,
"Seharusnya kalian berdua berlatih bela diri di gym, bukan di pesta ulang tahun."
Clarissa yang baru saja dari toilet tidak tahu apa-apa hanya terkejut melihat pesta yang telah kacau balau.
🍃🍃🍃🍃
Malam mulai larut. Setelah pesta keluarga Frost yang penuh kekacauan itu, mobil mewah berwarna hitam berhenti perlahan di depan gerbang mansion Frost.
Di dalam mobil, suasana terasa hening, hanya diisi oleh suara lembut pendingin udara dan detak jam digital di dashboard. Kaira bersiap membuka pintu, namun sebelum sempat turun, tangan lembut namun kuat menggenggam pergelangan tangannya.
"Tunggu," ucap Sky pelan, tapi cukup tegas untuk membuat Kaira menoleh.
Kaira mengangkat alis. "Ada apa lagi, Tuan Sky?"
Sky menatapnya serius. Mata tajamnya menyiratkan kesungguhan yang sulit untuk diabaikan.
"Kapan kau akan bercerai dengan Leonel?" tanyanya langsung, tanpa basa-basi.
Kaira terdiam sesaat, menimbang kalimatnya. Dengan nada tenang namun jelas, ia menjawab, "Tidak lama lagi. Kenapa?"
Sky mengangguk sekali, lalu berkata dengan suara rendah namun mantap, "Kalau begitu, aku akan melamar setelah itu."
Kaira membelalakkan matanya sedikit, sebelum akhirnya mendecih pelan. Ia menoleh sepenuhnya menghadap Sky, lalu berkata tajam,
"Apa kau sedang mabuk? Atau masih pusing karena kena pukul oleh Leonel tadi?"
Sky justru tersenyum tipis, seolah tidak tersinggung sedikit pun. "Aku tidak mabuk. Justru untuk pertama kalinya, aku merasa sadar sepenuhnya."
Kaira menarik napas, lalu menepis perlahan tangannya dari genggaman Sky. "Kau terlalu cepat, Tuan Langit. Dunia belum selesai membicarakan pesta tadi, dan kau sudah bicara tentang lamaran?"
"Aku sudah menunggu cukup lama. Saat tahu kau adalah Nova, aku tahu aku tidak boleh menunggu lebih lama lagi," ujar Sky dengan suara dalam.
Kaira menatapnya sejenak, lalu membuka pintu mobil.
"Kita lihat nanti, Sky," ucapnya sebelum turun dan berjalan memasuki mansion dengan langkah tenang.
Sky tetap duduk di dalam mobil, menatap punggung wanita itu menjauh. Di bibirnya terukir senyum samar—senyum penuh tekad.
"Aku akan menunggu, Nova. Tapi tidak akan lama-lama. Jerry, siapkan acara pernikahan untukku."
Perintah Sky langsung membuat Jerry sang asisten tersedak.
seirinh wktu berjlan kira2 kpn keira akan bis melihat yaaa
ya panaslah masa enggak kaira tinggl di rumah keluarga fros aja panas padahal tau kalo kaira di sana tidak di anggap,apa lagi ini bukan cuma panas tapi MELEDAK,,,,,,