Nadeo Gibran Erlangga berniat untuk melamar Arzela Kayzel Atharva, yang selama ini dia klaim sebagai jodohnya.
Namun Nadeo terpaksa harus mengubur impiannya itu demi membalas budi pada keluarga yang sudah merawat dan membesarkannya selama ini.
Nadeo harus menikah dengan Sabrina Eleazar menggantikan sang adik yang kabur di hari pernikahannya.
Arzela hancur dan patah hati, namun ia harus tetap mengikhlaskan cinta pertamanya itu menikahi Sabrina yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
Akankah Nadeo bertahan dengan pernikahannya setelah tahu kebenaran yang selama ini tersembunyi?
Ataukah justru takdir mempersatukan Nadeo dan Arzela kembali?
Sekuel Belenggu Cinta Pria Beristri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
"DANIA!"
Tidak lama setelah Sabrina ambruk, Dania mulai hilang keseimbangan, tubuhnya nyaris saja limbung karena tidak bisa lagi menahan dadanya yang kian terasa sesak. Beruntung saja seseorang datang dan menahan tubuh Dania tepat pada waktunya.
"Pak Rako, sebaiknya Anda urus Sabrina saja, bukankah dia sedang hamil?"
Rako mengepalkan tangannya, ia sangat shock dengan kehadiran seseorang yang sangat ia kenal. Niatnya yang ingin menolong Dania harus urung karena orang itu lebih dulu membantu Dania.
"Dokter Elang, kenapa Anda di sini?"
"Dania menghubungi ku, dia---"
"Dania? Kamu sedekat apa sama istri saya, sampai memanggilnya lancang begitu?"
Rako mengepalkan tangannya, berbagai kecurigaan mulai muncul dalam pikirannya. Sejak kapan Dania dan Elang dekat? Bahkan Dania sendiri yang menghubungi Elang dan memintanya untuk datang. Dan panggilan Elang untuk Dania semakin menambah kecurigaan Rako.
Sebenarnya Elang sedang dalam perjalanan menuju rumah Hazelle, ia akan menghadiri acara pertunangan Arzela dan Nadeo. Namun di tengah-tengah perjalanannya, Dania yang baru beberapa bulan ini menjadi pasiennya, menghubungi Elang dan memintanya untuk datang ke rumahnya.
Elang pun akhirnya menuruti keinginan Dania, karena istri Rako itu mengeluh soal kesehatannya. Sebagai dokter yang menangani Dania, tentu Elang merasa bertanggung jawab atas kesehatan Dania, apalagi harusnya Dania melakukan check-up rutin kemarin. Namun Dania harus absen karena sibuk mengumpul bukti perselingkuhan suaminya dan Sabrina.
"Apa Kamu tidak tahu? Dania adalah pasien saya. Dan lagian memangnya ada yang aneh dengan panggilan saya padanya? Namanya Dania, kan?"
Tidak ada yang aneh dengan panggilan Elang pada Dania. Dokter tampan itu hanya memanggilnya nama, namun tanpa embel-embel lain di depan namanya. Namun ternyata hal itu justru memantik kecurigaan Rako, yang menganggap ada sesuatu diantara keduanya.
"Sejak kapan Kamu menjadi dokter Dania? Kenapa aku tidak tahu?" Tanyanya pada Elang.
Jawaban Elang semakin menambah kecurigaan Rako, Setahunya Elang bukanlah dokter yang selama ini menangani istrinya. Rako jelas tahu karena setiap pengobatan istrinya, Rako yang selalu menemani Dania.
Namun akhir-akhir ini Rako memang tidak pernah lagi menemani Dania, alasannya karena pekerjaan. Padahal yang sebenarnya setiap Dania melakukan check-up, Rako justru sibuk menghabiskan waktunya bersama Sabrina.
Tatapan Rako kini beralih pada Dania yang sejak tadi tidak bersuara.
Sadar akan tatapan Rako, Dania pun mencoba menjelaskan, ia berusaha tetap sadar di tengah-tengah rasa sakit yang kian menderanya.
"Kenapa Kamu harus tahu? Setiap kali aku check-up, Kamu tidak pernah ada waktu untuk menemaniku," ucap Dania. Perkataan Dania itu menusuk tepat di relung hati Rako. "Alasanmu selalu saja pekerjaan, tapi sekarang aku tahu, sebenarnya Kamu sibuk mengadon anak haram-mu, kan?"
"Dania---"
"Cukup! Sebaiknya Kamu bawa Sabrina ke rumah sakit. Jangan sampai Kamu kehilangan anak yang gak pernah bisa aku kasih."
Rako baru sadar, ia melupakan Sabrina yang tergeletak di lantai.
...----------------...
Arzela dan Nadeo terlihat begitu bahagia karena terhitung sejak hari ini, keduanya resmi bertunangan. Dan tidak akan lama lagi, keduanya akan melangsungkan pernikahan.
Acara berlangsung dengan hangat, megah, namun tidak terlalu mewah. Karena tidak banyak yang mereka undang. Hanya keluarga, rekan kerja, dan sahabat dekat Arzela dan Nadeo saja yang hadir di acara ini.
"Hazelle, bukannya Arzela itu princess kesayangan kalian, kenapa acara pertunangannya biasa aja?" Harleya mulai mengeluarkan kata-kata mutiara yang sejak tadi berusaha ia tahan.
"Mom, please jangan bikin malu!" Gentala berbisik pada Harleya dengan penuh penekanan.
Gentala berusaha mati-matian menahan malu dengan kelakuan mommy-nya. Ia juga merasa tidak enak hati dengan Kaivan dan Hazelle karena ucapan mommy-nya itu pasti membuat om dan tantenya terluka.
"Siapa yang bikin malu, sih? Apa yang mommy katakan itu memang benar, Arzela itu putri kesayangan mereka, kan? Salahnya di mana?"
Tidak ada yang salah dengan ucapan Harleya, hanya saja semua orang juga tahu niat Harleya mengatakan itu untuk menghina Hazelle, bahkan mungkin untuk merendahkan sahabat sekaligus iparnya itu.
"Maaf Leya, mungkin menurutmu ini biasa saja. Tapi menurutku ini spesial." Hazelle menjawab pertanyaan Harleya sambil menyunggingkan senyumnya. "Ada rekan, sahabat, keluarga ada juga anak-anak panti asuhan. Mereka semua hadir untuk mendoakan kebahagiaan Arzela dan Nadeo. Menurutku ini istimewa. Iya kan, Mas?"
Hazelle menggenggam tangan Kaivan, Hazelle tahu suaminya itu sedang berusaha keras menahan kekesalannya pada Harleya. Hazelle mencoba menenangkannya, ia tidak ingin Kaivan terbawa emosi yang akhirnya akan merusak acara pertunangan putrinya.
Kaivan menganggukkan kepalanya. Pria yang masih gagah di usianya yang sudah tidak muda lagi itu, selalu bangga dengan pemikiran dewasa istrinya yang selalu menyikapi permasalahan dengan tenang.
"Tentu, Sayang."
Kaivan tersenyum pada Hazelle, ia berusaha sebaik mungkin untuk menyembunyikan kemarahannya.
"𝘑𝘢𝘥𝘪, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘬𝘢𝘱𝘰𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘳𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘭.
Kaivan menatap tajam Harleya, namun entah mendapat keberanian dari mana, wanita itu kembali mengatakan sesuatu yang membuat kesabaran Kaivan benar-benar habis.
"Tapi sepertinya alasannya bukan itu," ucap Harleya. Bibirnya menyeringai tipis, kekecemburuan nya pada Hazelle sudah mencapai batasnya. Harleya bahkan melupakan tujuannya yang ingin memperbaiki hubungannya dengan Nadeo, hanya karena melihat Hazelle yang terlihat begitu cantik di usianya yang sekarang.
Tujuan Harleya datang ke acara ini sebenarnya, untuk memperbaiki hubungannya dengan Nadeo. Harleya ingin terlihat baik di depan Nadeo, dengan begitu Nadeo tidak akan sungkan memberikan apa pun yang Harleya inginkan.
Namun rencana yang sudah Harleya susun itu buyar seketika saat melihat penampilan Hazelle yang begitu cantik dan terlihat bahagia. Rasa iri kembali menguasai hati dan pikiran wanita itu.
"Maksud Kamu apa?" Tanya Hazelle sambil mengernyitkan keningnya.
"Aku tahu Hazelle, sebenarnya Kamu sengaja mengadakan acara pertunangan ini dengan sederhana," ucap Harleya dengan seringai penuh ejekan di wajahnya. "Karena Kamu malu jika semua orang tahu, Arzela menjadi perebut suami orang, sama sepertimu."
Kaivan nyaris meledakkan amarahnya, namun lagi-lagi Hazelle menggenggam erat tangan suaminya itu. Hazelle menggelengkan kepalanya sebagai isyarat, supaya Kaivan tidak mengikuti emosinya.
"Arzela bukan pelakor, dan semua orang juga tahu itu." Hazelle masih bersikap tenang. Ia sudah hafal cara menghadapi Harleya. "Kamu selalu mengingatkan siapa aku. Ya, dulu aku memang pelakor, aku juga bukan wanita baik. Lalu, bagaimana dengan Kamu? Bukankah Kamu juga pelakor, Harleya?"
"𝘒𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢𝘳!"
Harleya kehilangan kata-katanya, ia tidak menyangka Hazelle yang biasanya diam akan mengulitinya seperti ini.
"Maaf aku terlambat."
Suara Elang berhasil memecah suasana tegang yang tengah terjadi. Pria itu menghampiri Nadeo dan Arzela, lalu memeluk keduanya bergantian.
"Selamat untuk kalian, semoga kalian selalu bahagia."
Nadeo dan Arzela mengangguk sambil menyunggingkan senyumnya pada Elang.
"Kamu dari mana dulu, Mas? Bukannya Kamu berangkat duluan dari rumah? Kenapa baru datang sekarang?"
Harleya menatap Elang penuh selidik. Lagi-lagi ketakukan Elang akan menduakannya kembali menghantuinya.
"Kamu tidak menduakan aku kan, Mas?" Bisik Harleya penuh penekanan.
Walau bagaimanapun juga Harleya tidak ingin orang-orang mendengar pertengkarannya dengan Elang.
"Kalau Kamu seperti ini terus, aku pastikan ketakutanmu itu akan terjadi."
Deg
Sementara itu di sudut ruangan tak jauh dari Harleya dan Elang berdiri, seorang wanita menyeringai tipis melihat kedua pasangan suami istri yang tengah bersitegang itu.
"𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘋𝘰𝘬𝘵𝘦𝘳 𝘌𝘭𝘢𝘯𝘨."
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
eeehhh....tp kya'nya dia knal y???
td mah biarin aj mati bundir dari pd jahat
Siapa ya kira2 /Slight/
udh nykitin bnyk orng,trmsuk emaknya sndri....tp msih aja ngeyel....bkannya sdar,mlah mkin gila aja....tp ykin bgt kl orng jht,tar jg blik k dia sndri....
Btw....slmt buat pngntin baru....tp mp'ny udh dluan y....🤭🤭🤭