Bagaimana jadinya jika wanita yang telah ia rebut suaminya menikahi Ayahnya?
Ya, Dia adalah Maya, Wanita yang rumah tangganya di hancurkan oleh Vanya Adiyaksa Abrisam, Membalas perbuatan sang pelakor dengan balasan yang tidak pernah Vanya bayangkan sebelumnya.
Dengan bermain cantik, Maya diam-diam mendekati Adiyaksa Abrisam yang tak lain adalah Ayah dari Vanya sang pelakor hingga berhasil menikahinya.
Lalu bagaimana kisah mereka setelah menjadi satu keluarga?
Ikuti keseruan pembalasan istri sah terhadap pelakor yang akan tersaji dalam Novel "Menikahi Ayah Pelakor"
Karya : Noor Hidayati
Add FB : I'tsmenoor
Instagram @_itsmenoor
Tiktok @itsmenoor12
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terungkap
"Ayah..." Vanya langsung mendekati Ayahnya dan menceritakan jika Alvin dan Maya berduaan di dalam kamar, Ketika mereka berdua tidak ada di rumah. Vanya juga menambahkan sedikit cerita untuk membuat Alvin dan Maya bersalah di mata Ayahnya. Namun Abrisam nampak terdiam dingin mendengarkan ocehan putri kesayangannya tersebut.
"Apa kamu sudah selesai bicara?" tanya Abrisam.
"Ayah... Ada apa, Kenapa Ayah..."
"Cukup Vanya! Sudah cukup kamu membohongi Ayah dan memfitnah ibu Maya!"
Vanya di buat tercengang oleh ucapan Ayahnya yang terlihat begitu marah. Begitupun dengan Maya dan Alvin yang nampak bingung dengan perubahan Abrisam.
"Aku sudah mengetahui semuanya, Jadi jangan pernah lagi mengarang cerita, Apa lagi memfitnah ibu Maya, Istri Ayah!" teriak Abrisam dengan kedua mata yang membulat sempurna.
Kemarahan yang belum pernah Vanya lihat dari Ayahnya membuat Vanya gemetar ketakutan.
"A-apa... A... Pa yang Ayah ketahui?" tanya Vanya terbata-bata.
"Semuanya! Kebohongan mu, Perbuatan tak terpuji mu semua telah Ayah ketahui!"
"Kebohongan apa Ayah, A-aku..."
"Cukup Vanya! Ayah tidak ingin mendengar kebohongan apapun lagi, Sekarang keluar dari kamar Ayah sebelum Ayah menjadi semakin marah dan mengusir mu seperti Ayah mengusir ibu mu keluar dari rumah ini!"
Tanpa bisa membantah lagi, Vanya menuruti perintah Ayahnya.
Alvin pun yang melihat kemarahan Ayah mertuanya melangkah mengikuti Vanya. Namun Abrisam segera menghentikannya.
"Alvin!"
Dengan menundukkan kepalanya Alvin kembali melangkah ke hadapan Ayah mertuanya.
"Jangan pernah berrrani mendekati istri ku dengan alasan apapun, Jika kamu masih berrrani melakukannya maka bersiaplah hidup di jalanan!"
Alvin hanya bisa menggeleng pelan dan meninggalkan kamar mertuanya.
Kini tinggal Abrisam dan Maya. Saling menatap dengan canggung. Bermacam pertanyaan pun bermain di benak pikiran masing-masing.
Perlahan Abrisam mendekati Maya dan duduk di tepi ranjang.
Ia meraih tangan Maya dan mengecupnya dengan hangat.
"Maafkan Aku jika Aku sudah meragukan mu," ucap Abrisam membuka pembicaraan.
"Mas sudah tau semuanya?"
Abrisam hanya mengangguk dan terlihat penyesalan di wajahnya.
"Darimana Mas tau?" tanya Maya penasaran.
"Maya, Kamu masih memiliki orang tua yang lengkap untuk membela mu, Kenapa kamu tidak datang pada mereka dan meminta mereka menjelaskan semuanya pada ku?"
"Aku... Aku tidak ingin melibatkan mereka, Aku juga tidak ingin Mas Adi mempercayai ku hanya karena ucapan orang lain. Aku ingin Mas Adi mempercayai ku sepenuhnya karena keyakinan Mas Adi sendiri, Bukan karena ucapan siapapun."
"Aku di hadapkan pada dua pilihan yang sulit. Di sisi lain ada istri ku dan sisi lainnya ada putriku, Aku tidak bisa mengambil keputusan begitu saja tanpa menyelidiki terlebih dahulu."
"Dan Mas telah menyelidikinya?"
"Ya."
"Apa Mas tau dari kedua orang tua ku?"
"Ya dan bukan mereka saja, Bahkan staf kantor menjadi saksi atas kejadian dua tahun lalu, Dimana Vanya menghancurkan rumah tangga mu hingga Alvin menceraikan mu dan menikah dengan putri ku."
Maya menghelai nafas lega, Akhirnya ia tidak perlu susah-susah menjelaskan apa yang terjadi. Karena Abrisam telah mencari tahu kebenarannya sendiri.
"Aku memang bodoh Maya, Selama ini Aku sibuk mengurus perusahaan di kota lain dan mempercayakan semuanya pada Vanya, Hingga kejadian seperti ini dan telah menjadi rahasia umum, Aku tidak mengetahuinya sama sekali, Aku merasa malu pada mu Maya, Aku benar-benar merasa gagal mendidik putri ku menjadi wanita yang baik."
"Tidak Mas... Dalam hal ini Aku juga bersalah, Karena rasa sakit hati ku kepada mereka, Aku menggunakan Mas untuk mencapai tujuan ku. Membalas dendam atas apa yang telah mereka berdua lakukan kepada ku."
"Lalu apakah sekarang kamu masih ingin membalas dendam terhadap mereka, Dan tidak ada perasaan cinta terhadap ku?"
Seketika Maya terdiam. Ia memalingkan wajahnya seolah mencari tau apa yang ia rasakan dalam hatinya.
"Baiklah tidak masalah, Anggap saja ini hukuman untuk ku atas perbuatan putriku terhadap mu," ucap Abrisam yang kemudian pergi meninggalkan kamar.
Maya melihat punggung suaminya hingga menghilang di balik pintu.
Rasa sakit yang pernah ia rasakan sebelumnya seolah menjadi trauma tersendiri untuk menerima Abrisam sepenuhnya.
Bersambung...