NovelToon NovelToon
Deritamu Bukan Deritaku

Deritamu Bukan Deritaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Saudara palsu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Osmanthus

Perjalanan hidup sebuah nyawa yang awalnya tidak diinginkan, tapi akhirnya ada yang merawatnya. Sayang, nyawa ini bahkan tidak berterimakasih, malah semakin menjadi-jadi. NPD biang kerok nya, tapi kelabilan jiwa juga mempengaruhinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Osmanthus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertengkaran pertama

"Sayang, bagaimana kalau Nita kita kembalikan saja kepada Emma lagi?" tanya pak Guntur setelah memikirkan berkali-kali.

"Ha? Kok malah dipulangkan?" tanya bu Tere kaget.

"Kita kesusahan membesarkan Nita sayang. Kondisi kita yang begini jelas tidak mungkin membesarkan 1 anak lagi" ujar pak Guntur.

"Kan aku akan berusaha jualan sayang. Aku yakin pasti cukup kok" ujar bu Tere teguh.

"Berapa sih dari jualan mu itu? Kalau kemarin kondisi kita ada tempat tinggal ya nda masalah. Sekarang kita harus membangun lagi rumah, berapa biaya yang diperlukan?" jawab pak Guntur masih tetap tenang.

"Ya, kan kita bisa menabung dulu sayang" jawab bu Tere mulai ragu.

"Berapa lama? Kamu mau menumpang disini lama?" lempar pak Guntur

"Ya, ngga mau juga lama disini. Karena ngga nyaman juga kita merepotkan ibu" ujar bu Tere lesu.

"Nah, itu tau. Tapi kalau kamu bersikeras juga menjaga Nita ya aku juga ngga bisa larang. Hanya kondisi kita begini. Kita perlu perhitungkan juga keuangan kita" ujar pak Guntur masih tetap tenang.

"Aku juga sempat terpikir, apa anak ini memang ngga jodoh sama kita" ujar pak Guntur.

"Loh, kamu yang paling ngga percaya tahayul kok sekarang malah berpikir begitu?" tanya bu Tere

"Karena sebelum kebakaran inipun sebenarnya aku juga menghadapi banyak masalah. Dan itu semua sejak Nita diambil." jelas pak Guntur.

"Memang aku tidak percaya tahayul, tapi kejadian demi kejadian silih berganti. Yang pertama sekali saat Nita dibawa pulang, barang toko hilang. Padahal selama ini semua barang dibawah pengawasanku tidak pernah ada yang hilang, akhirnya aku mengganti rugi." Cerita pak Guntur.

"Ha? Kok kamu tidak cerita sayang?" bu Tere kaget.

"Ya hanya masalah kecil lagian kamu sedang bergembira" ujar pak Guntur.

"Lalu ada lagi aku hampir kecelakaan di tempat kerja. Bisa-bisanya lemari penyimpanan ambruk" jelas oak Guntur.

"Apa?? Astaga, inipun kamu baru bilang sekarang?" tanya bu Tere panik

"Ya, aku sempat dihimpit sama lemari itu, beruntung aku bisa berteriak dan meminta tolong" cerita pak Guntur.

"Perihal kebakaran itu, 3 hari setelah tertimpa tangga ada orang yang mau membeli tanah rumah kita itu, karena yang punya bilang ngga mau jual alasannya kita masih ngontrak di tanah dia. Orang itu bilang dia bisa membuat kita segera keluar dari sana" cerita pak Guntur lagi.

"Apa? Kamu dapat berita dari mana?" tanya bu Tere sangat terkejut.

"Lah, kan om Yono pemilik tanah teman ibu" jawab pak Guntur santai.

"Dia cerita ke ibu setelah kebakaran itu. Dia berpendapat sepertinya ulang orang itu. Tapi dia tetap tidak mau menjual tanah itu, karena dia tau kita masih butuh tempat tinggal" ujar pak Guntur lagi.

"Dalam 1 bulan ini, memang beruntun kemalangan yang kita alami. Aku awalnya mengacuhkannya. Tapi ketika ibu berkata bahwa bisa saja Nita memang tidak berjodoh dengan kita. Aku jadi berpikir ulang" jawab pak Guntur.

"Anak ini kan ngga tau apa-apa. Bukan dia juga yang menyebabkan barang di toko hilang, lemari jatuh, apalagi masalah rumah kebakaran. Memang nasib kita saja yang apes" jawab bu Tere kesal.

"Aku kan memberi saran, bukan memaksa memulangkan dia ke Ema" ujar pak Guntur.

"Tapi kan dari cerita mu itu, membuat seakan-akan ya harus dipulangkan. Karena bencana beruntun menyerang mu" ujar bu Tere sedikit kesal.

"Yah alasan utamanya kan bukan itu saja sayang. Tapi kondisi ekonomi kita ini loh. Masa anak kita jadi korban demi Nita?" tanya pak Guntur.

"Jadi dimata mu Nita ini tetap anak orang kan?" tanya bu Tere.

"Lah, pada kenyataannya kan memang iya sayang. Dia bukan darah daging kita. Hanya karena kita kasihan mau menyelamatkan dia dan Ema. Kalau kondisi kita seperti sebelum kebakaran, aku juga tidak mempermasalahkan" ujar pak Guntur.

"Lihatlah sekarang, kamu mati-matian bekerja. Padahal kalau ada Joni dan Doni kamu masih bisa santai. Bagaimana aku bisa menepati janjiku kepada almarhum ayahmu jika kamu begini terus kesusahan berjualan?" sambung pak Guntur lagi.

"Kalau kamu sayang sama aku, biarkan aku berusaha untuk Nita. Tidak perlu ingat janji mu kepada almarhum ayahku. Toh, ayah juga tidak lihat lagi" jawab bu Tere ketus.

"Lagian kalau dia diantar ke Ema, sama saja. Ema juga belum ada penghasilan. Bagaimana mau membesarkan anak ini." jawab bu Tere lagi.

"Minimal mereka ada tempat tinggal sendiri dan tidak ada anak lain yang dibesarkan. Hanya Nita sendiri" jawab pak Guntur berlogika.

"Tidak, aku tidak akan memulangkan Nita. Aku sudah mengambilnya dan aku akan bertanggung jawab. Jika kamu tidak mau membiayai, ya sudah. Biar aku yang membiayai nya" jawab bu Tere kesal.

"Aduh, bukan begitu sayang. Jangan malah marah dulu. Aku ungkapkan ini kan demi kebaikan mu juga sayang" ujar pak Guntur.

"Demi kebaikan ku atau karena kamu mulai terbeban?" jawab bu Tere kesal.

"Aku tau, sejak aku mengambil Nita memang engkau tidak terlalu setuju. Tapi engkau memilih diam dan membisu" jawab bu Tere lagi.

"Ya, apa gunanya aku cegah? Toh kamu memang begitu merindukan anak perempuan. Aku bisa apa Tere?" jawab pak Guntur

"Asal kamu bahagia, makanya aku menerima Nita. " jawab pak Guntur mulai sedikit emosi.

"Aku juga ngga mengharapkan kondisi kita seperti ini. Tapi kalau anak kita juga jadi korban karena kita harus memenuhi kebutuhan Nita? Sedangkan Ema di luar sana sudah melenggang dengan santai. Dia kerja di toko perabot sekarang. Apakah kau tahu?" Tanya pak Guntur

"Ha? Bukankah dia mau melanjutkan sekolah?" bu Tere kaget.

"Dia tidak mau lagi sekolah. Dan setiap hari ada laki-laki yang menjemputnya. Pria muda dengan tampilan berandalan" ujar pak Guntur.

Bu Tere terdiam lama. Dan menarik nafas.

"Padahal dia dulu anak yang baik dan sopan. Kenapa jadi begitu?" gumam bu Tere.

"Zaman kanak-kanak tidak sama dengan zaman remaja Tere. Mungkin dia dulu anak baik, tapi jika pergaulannya tidak baik? Dia tidak bisa menahan diri?" tanya pak Guntur.

"Aku juga cemas dengan Nita nantinya. Jika ibunya begitu, bagaimana dengan anaknya? Apalagi anak ini lahir di luar ikatan pernikahan yang sakral." ujar pak Guntur akhirnya mengutarakan isi hati nya.

"Bisa saja dia berbeda sayang." jawab bu Tere dengan ada nada sedikit keraguan

"Hubungan darah lebih kental daripada apapun Tere. Tapi ya kalau kamu berkeras ya terserah kamu" ujar pak Guntur.

"Perasaan ku berkata Ema sudah jadi gadis nakal. Bisa jadi dia juga gonta ganti pacar. Makanya dia santai saja ketika Nita diambil kan. Masa seorang ibu bisa begitu?" pak Guntur melanjutkan perkataannya.

1
gaby
Badai besar apakah itu??? Apakah konfliknya berat ka??? Karena bny kejadian perselingkuhan ayah tiri & anak perempuannya. Atau anak tiri di perkosa ayah tirinya.
gaby
Aq baru gabung ka, kayanya sih bagus. Mudah2an selalu bagus sampe ending. Upnya yg rajin ka & yg paling penting jgn hiatus d tengah jalan. Mau rating atau jumlah like ga memenuhi ekspektasi, yg namanya sudah memulai, maka harus di akhiri pula. Jgn putus d tengah jalan, ksian kami para reader setia yg kecewa
OSM: Terimakasih. Akan diusahakan tetap jalan terus karyanya. karena saya sendiri suka membaca juga.
total 1 replies
Renji Abarai
Ceritanya seru banget sampai aku lembur nge-baca, hehehe. 👍
OSM: Terimakasih kak🙏🏻😊
total 1 replies
Shoot2Kill
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
OSM: Terimakasih atas komennya yang pertama. Baru kali ini saya coba2 buat novel
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!