KOK

“Tenang mas….. Jum bisa jelaskan…..”

Cok nggateli, bisa jelaskan ndasmu….

Aku masih shock dengan pengakuan jujurnya Jum, dan untungnya tadi kami belum melakukan hal yang tidak terpuji, dan untungnya si Jum ini tidak  menjebakku dalam urusan dengan syahwatnya.

Aku bisa menebak apa sebab mbak Jum berdandan layaknya wanita dengan ukuran dada yang tidak bisa dibilang kecil.. Aku bisa menebak apabila mbak Jum melakukan hal ini karena ada hubungannya dengan WIto.

“Jum tau apa yang sedang dipikirkan mas Parijik saat ini, Jum bisa menebak rasa penasaran mas parijik, tapi nanti akan Jum Jelaskan ketika kita jalan ke desa setelah hujan ini berhenti”

Aku masih nggak habis piker, ternyata dia lakik, lha teros dari tadi kuntilaku ngatjeng itu hanya untuk seorang lakik. Tapi nggak salah se, wong Jum ini memang bikin ngatjeng kok.

Huuf untungnya aku nggak disyilit sama si Jum ini, mana syilitku belum sembuh total…

Asyuuuu bukan karena syilitku saket, tapi aku masih normal, eh mbuh sih, aku bingung sama perkataanku dewe. Mentolo tak tekeg dewe guluku iki.

Perlu waktu beberapa detik agar aku bisa memahami apa yang sedang terjadi disini, aku sadar bahwa yang sedang aku hadapi ini adalah warior tercantik yang pernah aku temui.

“Gimana mas Parijik, mas udah tenang kan?”

“Ok mbak Jum, eh saya udah bisa menguasai diri kok…. Tenang aja mbak”

Terus terang aku suka sama warior, aku sering berburu dan kencan sama warior, biasanya yang antar aku cari warior itu si Antok, kalau celenk paling anti sama warior.

Sebenanya normal aja kalau aku suka sama warior, jaman sekarang mereka lebih cantek, lebih luwes, lebih hot kalok ngemot, pokoknya jangan tunjukan kuntilanya ke aku sih.

Hehehe apa aku ini punya kelainan suka sama warior, nggak sih…. aku normal aja kok. Jaman sekarang warior itu udah menyamai perempuan, bahkan tarif sekali kencan warior di kotaku bisa lebih mahal dari perempuwan fufufu.

“Eh mbak Jum, bisa kasih sedikit petunjuk dong…. Sedikit aja sebelum kita jalan ke desa, kenapa mbak Jum berdandan seperti ini, dan apakah ada hubunganya dengan Wito?”

“Ini nggak ada hubunganya langsung dengan Wito mas, tapi tetap ada hubungannya sih…. Tetapi ini ada hubunganya langsung dengan Wildan”

“Satu pertanyaan mbak Jum,  gimana caranya mbak Jum bisa secantik gini, terus itu dadanya mbak Jum bisa se wah gitu. Saya penasaran nih mbak”

“Nggak usah ngatjung mas, ayo dikondisikan dulu itu tolenya….”

Yancok… hehehe kuntilaku ngatjung cok, tapi ya wajar rek, lha wong yang tak hadapi ini warior tercantik jeh.

“Masih nggak percaya mas, mau Jum liatin tolenya Jum biar mas Parijik ini yakin hehehe?”

“Percaya Jum, saya percaya kok, kamu ini warior tercantik lho, tapi jelasin dong, itu dadanya kok bisa sebesar itu”

“Kalok urusan dada ini rahasia mas, tapi kalok mas Parik mau jadi bantji, nanti Jum ajarin…. Eh itu hujan sudah reda, kita pergi sekarang mas, akan Jum perlihatkan sesuatu yang diluar perkiraan mas Parijik”

“Dan semoga kita masih ada waktu untuk menyelamatkan teman mas Parijik”

“Lhoooo kenapa si Celenk mbak?”

“Nanti juga mas tau sendiri kenapanya mas, sekarang kita pergi ke desa sana dulu aja mas”

Apa yang terjadi dengan Celenk, bukannya dia tadi bersama WIldan, bukanya WIldan itu orang yang baik, bukanya yang jahat itu WIto.

Lakon baiknya harusnya WIldan, lakoh jahatnya harusnya si Wito. tapi barusan mbah Jum memberikan clue apabila Celenk dalam bahaya.

Dan satu lagi, mbak Jum berdandan seperti ini karena ada hubunganya dengan Wildan, sebenarnya apa sih yang terjadi dengan daerah disini.

*****

Hujan sudah sepenuhnya reda, langit yang tadinya penuh dengan mendung sekarang sudah cerah, cahaya remang bulan sudah menerangi daerah sini.

Aku dan Jum sedang berjalan sambil menghindari genangan air di sekitar jalan setapak menuju ke arah jembatan.

 Tapi tiba-tiba Jum berhenti ketika kami tinggal beberapa belas meter dari jembatan

“Kita nggak usah ngelewati jembatan yang di depan itu mas”

“Lho terus kita ke mana ini mbak Jum?”

“Kita putar balik saja ke jembatan yang dekat dengan warung jum, coba mas perhatikan…air sungai itu sedang membludak, jembatan yang didepan kita ini sudah rapuh, daripada bahaya lebih baik kita ke arah jembatan yang dekat dengan warung Jum saja mas”

Iya sih, tadi aku kok nggak perhatikan ya, air sungai itu penuh dan arusnya deras juga, lagipula jembatan yang itu posisinya rendah sekali, sehingga air sungai hampir menyentuh dasar jembatan.

Kami berbalik arah melewati rumah Jum, rumah yang benar-benar tanpa ada tetangga kiri dan kanannya. Sebenarnya enak jugak lho kalau hawa dingin gini terus kita nganu sambil jerit-jerit, pasti nggak ada tetangga yang dengar hehehe.

Mungkin sudah sekitar lima belas menit kami berjalan, hingga di depan ada belokan dengan pohon bambu yang sangat rimbun..….

“Sttt mas…itu ada nyala obor, kita sembunyi saja dulu mas” bisik Jum

Jum menarikku ke semak-semak yang ada di kiri kami. Dan benar, agak jauh di depan ada nyala obor dengan api yang meliuk liuk.

“Mas jangan takut, yang nanti kita lihat itu tidak seperti yang mas duga”

“Memangnya apa itu mbak Jum?” bisikku

“Sssst nanti kalau Jum suruh mas tahan nafas, segara tahan nafas, hingga Jum kasih tanda bisa bernafas lagi mas” bisik Jum

“Memangnya itu siapa mbak.. Mosok itu vampir yang di filem-fiem kungfu mbak?”

“Sssst diaaambh!”