NovelToon NovelToon
Cinta VS Gengsi

Cinta VS Gengsi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: my pinkys

Alana Adhisty dan Darel Arya adalah dua siswa terpintar di SMA Angkasa yang selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Alana, gadis ambisius yang tak pernah kalah, merasa dunianya jungkir balik ketika Darel akhirnya merebut posisi peringkat satu darinya. Persaingan mereka semakin memanas ketika keduanya dipaksa bekerja sama dalam sebuah proyek sekolah.

Di balik gengsi dan sikap saling menantang, Alana mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam hubungannya dengan Darel. Apakah ini masih tentang persaingan, atau ada perasaan lain yang diam-diam tumbuh di antara mereka?

Saat gengsi bertarung dengan cinta, siapa yang akan menang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my pinkys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari terakhir di korea

Setelah kejadian sakit gigi semalam, Alana akhirnya bisa tidur nyenyak setelah diberi obat oleh Mommy Liliana. Pagi harinya, ia bangun dengan perasaan lebih baik, meskipun masih sedikit ngilu jika menggigit sesuatu.

Menyiksa sekali sakit gigi'batin Alana'

Alana janji tak akan makan banyak makanan manis lagi, sudah kapok ia sakit gigi.

Shasa yang tidur di sebelahnya menggeliat pelan dan membuka matanya. "Pagi, Alana... Bimana gigimu, apa sudah lebih baik?"

Alana memegang pipinya dan mengerjap. "Udah mendingan sih, tapi masih agak nyeri sedikit hehe."

Shasa tersenyum simpul. "Makanya, jangan terlalu banyak makan manis!"

Alana meringis. "Iya, iya… Aku menyesal."

"Lagian kmau di bilangin pacar nggak nurut sih"

"Aku malas, Darel selalu melarang makanan kesukaan ku tau Sha"ucap Alana sambil merengut kesal.

" Dari pada kamu pagi-pagi marah-marah nggak jelas gini, mending mandi sana. Bau"ucap Shasa.

"Heh! Bau.. Bau..., bercermin lah wahai kawan, kamu juga belum mandi" balas Alana..

"Siapa juga yang bilang aku udah mandi" ucap Shasa yang membuat Alana kesal.

"Lebih baik aku mandi, daripada tambah kesal berbicara sama kamu" ucap Alana sebelum berlalu masuk kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Alana selesai mandi dan bergantian Shasa giliran mandi.

Setelah Alanadan Shasa selesai bersiap-siap, mereka turun ke ruang makan di mana semua orang sudah berkumpul untuk sarapan. Darel, Kavin, Alvaro, Mommy Liliana, Daddy Atharrazka, serta Bunda Eleanor duduk di meja besar dengan hidangan khas Korea yang sudah tersaji.

Darel melirik Alana yang berjalan mendekat. "Masih sakit, gigi nya?"

Alana mengangguk pelan. "Dikit."

Alvaro tertawa kecil. "Jangan sampai makan manis lagi hari ini, ya.Kakak nggak mau lihat kamu merengek lagi seperti semalam."

Alana mendengus. "Aku kan sudah menyesal! Janji deh nggak akan makan manis bnayak-banyak lagi"

Mereka semua tertawa kecil, menikmati sarapan terakhir sebelum akhirnya harus kembali ke negara asal mereka.

Setelah selesai makan, mereka bersiap untuk jalan-jalan terakhir di Korea sebelum pulang. Kali ini, mereka memutuskan untuk mengunjungi salah satu kuil terkenal yang juga menjadi destinasi wisata. Alana dan Shasa masih semangat berfoto dengan Hanbok, sementara Darel dan Kavin hanya bisa mengikuti dari belakang sambil mengawasi mereka.

Saat berjalan-jalan di sekitar kuil, tiba-tiba nenek Darel datang bersama beberapa pengawal.

"Alana," panggilnya dengan suara lembut.

Alana menoleh dan tersenyum. "Oma Darel! Apa kabar?"

Oma Darel tersenyum hangat dan menggenggam tangan Alana. "Terima kasih karena waktu itu sudah menyelamatka Oma, Sayang."

Alana tersipu. "Ah, itu... Alana hanya refleks saja,Oma."

Darel yang melihat kedekatan mereka hanya bisa menghela napas. Ia sudah menduga Omanya akan semakin menyukai Alana setelah kejadian itu.Dan kalau itu saat Opa Darel datang hari itu juga Oma dan Opa pulang ke mansion nya.

Setelah berbincang sejenak, mereka melanjutkan perjalanan ke salah satu pusat perbelanjaan untuk membeli oleh-oleh. Alana dan Shasa, tentu saja, mereka kembali kalap saat melihat berbagai pernak-pernik lucu dan makanan khas Korea yang bisa dibawa pulang.

Darel dan Kavin hanya bisa menggeleng-geleng melihat tingkah pacar mereka.

"Kita nggak akan cukup bawa koper kalau mereka terus belanja seperti ini," gumam Kavin.

Darel menatap tumpukan barang di tangan Alana dan menghela napas. "Kayaknya gue harus nyiapin koper tambahan."

Alana yang mendengar itu hanya tersenyum manis. "Terima kasih, Sayang!"

Darel mencubit hidungnya pelan. "Dasar, kamu memang selalu memanfaatkanku."

Setelah puas berbelanja, mereka akhirnya kembali ke vila untuk bersiap-siap pulang. Meskipun liburan ini penuh kejadian tak terduga, mereka semua tetap menikmatinya.

Namun, mereka tahu bahwa sesampainya di negara asal, mereka akan kembali menghadapi berbagai hal yang mungkin lebih sulit daripada sekadar sakit gigi atau insiden kecil lainnya.

Tapi bagi Alana sakit gigi itu lebih sulit dan menyakitkan dari pada ia menghadapi mak Lampir di sekolah.

Setelah puas berbelanja dan menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan dalam waktuyang bisa di bilang tak lama bagi perempuan tapi bagi laki-laki sudah seperti dia puluh empat jam itu, akhirnya mereka kembali ke vila untuk mulai mengemas barang-barang yang akan di bawa pulang. Suasana di dalam vila terasa lebih tenang dibandingkan hari-hari sebelumnya, mungkin karena mereka semua sudah merasa sedikit lelah setelah liburan panjang di Korea.

Lelah berbelanja'itu Alan dan Shasa!'

Alana duduk di lantai kamar sambil memilih oleh-oleh yang baru saja ia beli yang–sangat banyak di hadapan nya. “Sha, koperku kayaknya nggak muat deh...” keluh Alana sambil melihat tumpukan barang yang hampir menutupi tempat tidurnya.

Shasa, yang juga sedang mengemas barang, tertawa kecil. “Aku sudah bilang jangan terlalu kalap, kan?”

Alana cemberut. “Tapi semua ini lucu dan berguna...”

"Liat nih, mana ada di Indonesia ya kan"ucap Alana memegang Toppoki dan beberapa mie instan Korea. Ya memang makanan ini belum ada di Indonesia makanannya karna ada kesempatan jadi Alana membeli agak banyak untuk stok di apartemen Darel nanti.

Shasa menggeleng sambil tersenyum. “Darel pasti udah nyiapin koper tambahan buat kamu.”

Alana menoleh ke arah koper Darel yang sudah rapi di sudut ruangan. Ia mengembungkan pipinya. “Aku nggak mau terus-terusan ngrepotin Darel.”

“Memangnya ada yang keberatan?”

Suara Darel tiba-tiba terdengar dari ambang pintu. Ia bersandar dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celana, ekspresinya santai.

Alana langsung menatapnya. “Aku nggak mau terus menyusahin kamu melulu.”

Darel berjalan mendekat dan duduk di tepi tempat tidur, menatap Alana dengan mata tajamnya. “Dengar, Alana. Aku lebih suka kalau kau nyusahin aku daripada nyusahin orang lain. Jadi, jangan ragu untuk meminta bantuanku.”

Pipi Alana langsung merona. Ia menggigit bibirnya dan mengangguk pelan. “Ya sudah... Kalau begitu, tolong bantu aku masukin barang-barang ini ke koper tambahan ya.”

Darel tersenyum tipis. “Itu baru pacarku.”

Shasa yang melihat interaksi mereka hanya bisa memutar bola matanya. “Astaga, kalian ini... bisa nggak jangan terlalu mesra di depan orang lain?”

"Berasa jadi obat nyamuk gue"

Alana hanya tertawa kecil, sementara Darel membantu menyusun barang-barang ke dalam koper tambahan.

Setelah semua barang selesai dikemas, mereka berkumpul di ruang tamu untuk menikmati malam terakhir di Korea. Mommy Liliana dan Daddy Atharrazka menyiapkan makan malam spesial, sementara Bunda Eleanor dan Oma Darel juga ikut serta dalam obrolan hangat mereka.

“Jadi, kapan kita bisa datang ke Korea lagi?” tanya Kavin sambil menyantap makanannya.

Daddy Atharrazka tertawa. “Kalau kalian ingin datang lagi, tinggal atur waktu. Oma Darel pasti dengan senang hati menyambut kalian.”

Oma Darel mengangguk. “Tentu saja. Kalian semua sudah seperti cucuku sendiri.Jadi harus sering-sering ke korea”

Alana tersenyum.“Terima kasih,Oma.”

Setelah makan malam selesai, mereka duduk di ruang tamu sambil menikmati teh hangat.

“Kalian sudah siap kembali ke sekolah?” tanya Mommy Liliana sambil menatap mereka satu per satu.

"Ah, Mommy... jangan ngomongin sekolah dulu dong, Shasa belum siap" keluh Shasa yang mendapat tawa renyah dari Oma Darel dan yang lainnya

Shasa mendesah. “Aku belum siappp...”

Kavin terkekeh. “Aku juga. Rasanya masih ingin liburan.”

Alana menghela napas. “Aku juga,kenapa ada sekolah sih di dunia ini"

Darel yang sejak tadi diam akhirnya berbicara. “Setelah kembali, kita harus lebih waspada.”

Semua orang langsung menoleh ke arahnya.

Daddy Atharrazka mengangguk. “Aku setuju. Keamanan harus lebih diperketat, terutama untuk Alana.”

Alana mengernyit. “Kenapa aku?”

Darel menatapnya tajam. “Setelah kejadian di pesta ulang tahunmu dan insiden di Korea, aku yakin musuh kita tidak akan diam saja.”

Alana menggigit bibirnya. Ia tahu ada banyak bahaya yang mengintai, tetapi ia tidak menyangka akan sebesar ini.

Kok suasananya jadi tegang gini sih perasaan tadi nggak gini-gini amat'batin Alana'

Bunda Eleanor menepuk punggungnya pelan. “Jangan khawatir, Sayang. Kami semua akan melindungimu.”

Alana tersenyum kecil. “Terima kasih, Bunda.”

Malam itu, mereka berbincang hingga larut sebelum akhirnya kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.

___

>>KEESOKAN HARINYA<<

Pagi-pagi buta di korea, mereka sudah bersiap menuju bandara. Darel dan Kavin membantu membawa koper-koper yang banyaknya melebihi orang nya,Darel membantu bodyguard menata koper mereka ke  mobil yang isi nya nanti koper semua, sementara Shasa dan Alana berpamitan dengan para orang tua.

“Jaga diri baik-baik, ya,” pesan Oma Darel sambil memeluk Alana.

Alana mengangguk. “Iya,Oma. Terima kasih buat semuanya.”

Setelah berpamitan, mereka berangkat ke bandara. Perjalanan dari vila ke bandara memakan waktu sekitar satu jam. Di dalam mobil, suasana cukup hening, mungkin karena mereka semua masih merasa sedikit mengantuk.

Begitu sampai di bandara, mereka langsung melakukan check-in dan menuju ruang tunggu.

“Kita akan duduk bersebelahan di pesawat, kan?” tanya Alana pada Darel.

Darel mengangguk. “Tentu.”

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya mereka dipanggil untuk boarding. Mereka berjalan menuju pesawat dan mengambil tempat duduk masing-masing.

Alana duduk di samping Darel, sementara Shasa dan Kavin duduk di belakang mereka.

Saat pesawat mulai lepas landas, Alana menyandarkan kepalanya ke bahu Darel.

“Aku akan merindukan Korea,” gumamnya.

"Kenapa harus sekolah sih, males tau..."gerutu Alana.

Darel menatapnya sekilas sebelum meraih tangannya dan menggenggamnya erat. “Kita bisa kembali kapan saja,lagian sekolah tinggal beberapa bulan lagi Alana.”

Alana tersenyum kecil. “Iya, semoga saja,”

Mana bisa... Ia rasanya sudah muak dengan kehidupan sekolah selepas ia tak tinggal lagi dengan ayahnya. Ah, iya soal ayahnya... Bagaimana ya kabar ayahnya sekarang?.

Darel menatap jendela pesawat, matanya menangkap kota Korea dari atas.

Darel melirik Alana yang tengah mengemil kripik kentang"Alana, liat sini"

Alana menolehkan kepalanya pada Darel yang menunjuk jendela"Nggak mau ah, takut"tolak Alana.

"Liat dulu Alana...korea dari sini bagus bagus banget" ujar Darel, dan perlahan kepala Alana melogok ke jendela pesawat menatap bawah yang terdapat hamparan bangunan dan sungai-sungai di korea.

"Wah.... bagus banget Darel!" ujar Alana senang.

"Aku pindah deket jendela ya"pinta Alana.

" Iya"

Darel dan Alana akhirnya berpindah tempat duduk.

1
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Jhylara_Anfi
semangat up ny kk😊 kalu berkenan boleh mampir juga di cerita aku😁🙏
Jhylara_Anfi
butterfly era nya mulai berasa😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!