NovelToon NovelToon
Aku Memilih Menyerah, Mas!

Aku Memilih Menyerah, Mas!

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami
Popularitas:61.8k
Nilai: 5
Nama Author: devi oktavia_10

Arumi Larasati 24th, wanita cantik terlahir dari keluar sederhana, terpaksa menikah dengan Dion Erlangga 26th seorang pengusaha muda yang sangat sukses.

Mereka menikah karena perjodohan para kakek mereka, baik Arumi mau pun Dion tidak bisa menolak perjodohan tersebut.


Sikap Dion yang dingin dan acuh, bukan lah masalah untuk Arumi, Arumi tetap melayani suaminya itu dengan sepenuh hati, walau yang diperhatikan acuh tidak acuh kepadanya.

Hingga suatu hari Arumi mengetahui fakta, bahwa sikap dingin Dion itu hanya berlaku untuk dirinya, tidak untuk para sahabatnya.

Kini Arumi sadar, bahwa sang suami belum bisa menerima pernikahan mereka, dari pada menahan sakit lebih banyak lagi, Arumi memilih menyerah dalam pernikahannya.

Dan apakah Dion bisa menerima itu...?

Yukkk... kepoin cerita selanjutnya... ☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

"Tidak...! mas tidak akan menceraikan mu, kamu istri mas, kamu amat dari kakek, mas nggak akan pernah menceraikan mu." pekik Dion menahan amarah dan kesal.

Arumi hanya tersenyum miris mendengar ucapan suaminya itu, ternyata dia hanya sebuah amanat dari sang kakek yang harus di jaga, bukan bertahan karena sudah ada cinta, lalu untuk apa dia bertahan, lebih baik berpisah.

"Hanya sebuah amanat kan, mas. Sekarang kakek sudah nggak ada, jadi tolong lepaskan aku, lebih baik kita bercerai saja, mas bisa hidup bahagia bersama wanita yang mas cintai, tanpa harus kesakitan karena sebuah amanat." ujar Arumi menahan perih.

Dion menggelengkan kepala kuat, menatap tajam kepada sang istri.

"Mau mu apa hmm... Apa sudah ada laki laki lain di hati mu, makanya kamu ingin bercerai dengan ku, atau karena kamu marah karena mas bersikap baik sama wanita lain, iya." ujar Dion.

"Maaf mas, aku bukan wanita semurahan itu, aku masih punya otak untuk menjalin hubungan dengan laki laki lain, karena aku sadar aku sudah mempunyai suami, sedapat mungkin aku menjaga marahku sebagai seorang istri, aku menjaga diri ku, untuk suamiku, tapi apa yang ku dapat, tidak ada. suami ku bersikap dingin dengan ku, tapi bisa bercanda tawa dengan wanita di luar sana, suami ku sangat acuh kepada ku, nyatanya dia bisa perhatian dengan wanita di luar sana, istri yang mana yang tidak akan sakit hati." ucap Arumi panjang lebar, dengan kasar tangannya menghapus air matanya, yang sudah bercucuran di pipinya.

Dion bagai tertampar mendengar ucapan sang istri, rasa sesal mulai menjalar di hatinya, melihat sang istri bercucuran air mata, Dion mendekat ingin menghapus air mata sang istri, namun baru saja tangannya terangkat sang istri mundur menjauhinya, sakit sungguh sakit hati Dion mendapat penolakan dari istrinya itu.

"Jangan menghindar Arumi, mas ini suami mu, dosa loh klau istri tidak menurut sama suami." ucap Dion, agar istrinya mau luluh kepadanya.

Arumi hanya terkekeh sinis.

"Suami yang mana dulu yang harus aku patuhi, aku ini hanya berstatus istri karena amanat dan suami yang pantas di patuhi dan di turuti yaitu suami yang bisa menyanyangi dan membahagiakan istrinya, bukan yang acuh dan bersikap dingin sama istri, tapi perempuan lain yang hanya berstatus teman dia bisa berbuat lembut, dan bisa dia manjakan, tapi sama istrinya tidak." sarkas Arumi yang tidak akan ingin goyah, cukup tiga tahun dia menahan ini, tidak untuk sekarang dan seterusnya.

Selama ini suaminya taunya Arumi adalah istri penurut, dan penyabar, dia tidak tau saja, dulunya istrinya sangat bar bar, sekarang Dion membangunkan sikap bar bar sang istri.

"Maaf." ucap Dion penuh sesal.

"Maafmu sudah terlambat, seharusnya mas lakukan sejak tiga tahun lalu, bukan sudah kepergok dan aku memilih menyerah mas baru minta maaf." Arumi teguh pada pendiriannya.

"A-r-umi... Tolong jangan uji kesabaran mas, jangan sampai mas lepas kendali." gumam Dion menatap Arumi dengan mata yang tajam.

Arumi hanya terkekeh dan tersenyum sinis.

"Siapa yang menguji kesabaran mas, bukannya itu terbalik, mas yang sudah menguji kesabaran ku selama tiga tahun ini dengan sikap mas itu, dan sekarang akulah yang sudah kehilangan kesabaran, lepaskan aku secara baik baik." tegas Arumi benar benar tidak ingin mengalah.

Sungguh Dion baru kali ini melihat sikap keras kepala istrinya, dia tidak menyangkan sang istri klau sudah marah tidak bisa dia kendalikan, bahkan setiap ucapannya selalu mendapat balasan dari sang istri.

Dada Dion bergemuruh menahan gejolak amarah, tanpa banyak kata lagi, dia berjalan cepat kearah sang istri, dan memanggul sang istri naik ke lantai dua menuju kamar mereka.

"Aakkggg.... Mas, apa apaan kamu, turunin aku! " pekik Arumi memukul mukul punggung sang suami, karena kepalanya terasa pusing sebab suaminya memanggulnya seperti karung beras.

Dion masa bodo dengan teriakan sang istri, dia tetap berjalan menuju lantai atas.

"Ada apa ya mbak, kok bu Arumi teriak teriak, aku baru kali ini mendengar dia berbicara lantang." ucap bi Atun kepada bi Minah.

"Sepertinya bu Arumi sudah mulai kehabisan kesabarannya menghadapi bapak, lagian bapak juga sih salah, punya istri cantik, patuh dan penurut, bukannya di sayang, malah di cuekin, ya salah sendiri, aku sih, yeesss.. Klau mereka bercerai, kasian bu Arumi masa depannya masih panjang, ngapain harus terbelenggu sama rumah tangga yang tidak sehat ini." ucap bi Minah membela Arumi.

"Husss.... Nggak boleh mendo'akan yang jelek ih..." omel bi Atun.

"Ihhh... Aku nggak mendo'akan yang jelek ya, aku justru ingin ibu hidup bahagia, dari pada tekanan batin setiap hari hanya melihat muka kulkas si bapak." bela bi Aminah yang tidak mau di salahkan, dan beranggapan ucapannya yang paling benar.

Bi Atun hanya geleng geleng kepala melihat tingkah bi Aminah itu, percuma saja dia akan memberi nasehat, klau sikap keras kepala Aminah lagi kumat kaya gini.

Bukk...

"Awww.... Apa apaan sih mas." pekik Arumi kaget di jatuhkan ke atas kasur empuk di kamar mereka.

Dion tidak menjawab ucapan sang istri, tapi dia membuka seluruh pakaiannya di depan sang istri.

Arumi melotot melihat tingkah suaminya itu, dia mulai ketakutan.

"Mas, mau apa kamu, jangan macam macam ya." pekik Arumi panik dan bergeser mundur menjauh dari jangkauan suaminya itu.

Dion menyeringai melihat sang istri yang ketakutan.

"Jangan lari, sayang. Mas akan kasih tau kamu, walau mas dekat sama wanita di luar sana, tapi ini, tubuh mas ini hanya milik kamu seorang, mas nggak pernah melakukan hal di luar batas." ucap Dion menyergap tubuh Arumi.

Arumi meronta dan melawan sekuat tenaga, dia sudah tidak sudi lagi melayani suami jahatnya itu.

"Lepas mas, aku nggak mau." pekik Arumi meronta ronta.

"Diam sayang, nikmati saja, hari ini masa subur mu bukan, mari kita bikin dedek, biar kamu nggak minta pisah sama mas." ucap Dion yang terus mengungkung sang istri, hanya itu salah satu cara yang terpikir dalam kepalanya saat ini, andai istrinya hamil pasti tidak akan mau berpisah darinya.

Arumi hanya tersenyum miris, selama ini suaminya bilang belum siap punya anak, tapi hari ini karena dia minta pisah, malah suaminya ingin mereka punya anak, suaminya hanya ingin menahannya karena seorang anak, oohhh.. tidak akan bisa ferguso, tekadnya sudah bulat, dia akan tetap melanjutkan perceraiannya, ada atau pun tidak ada anak, bertahan dengan laki laki egois ini bukanlah suatu pilihan, masih banyak cita cita yang ingin dia raih sebelum di jodohkan, tapi semua sirna begitu saja, sekarang dia akan kembali meraih cita citanya, dan melepas pernikahan tidak sehat ini.

Arumi melayani keinginan suaminya itu untuk terakhir kalinya, dia sudah menyusun rencana dengan matang.

"Tidur lah, kamu pasti kecapean." ucap Dion dengan suara lembut, baru kali ini suara lembut itu terucap dari bibirnya untuk sang istri.

Mungkin klau dulu dia berlaku lembut seperti ini, pasti Arumi akan terbang melayang, tapi dia lakukan saat Arumi sudah menyerah, yang ada Arumi merasa jijik mendengar suara lembut suaminya itu.

Setelah mendaratkan banyak kecupan di seluruh wajah sang istri, Regan masuk ke dalam kamar mandi.

Arumi yang tadi berpura pura tidur, kini kembali membuka mata.

"Anggap saja pelayanan terkhir sebelum kita berpisah." gumam Arumi menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup dari dalam.

Setelah berucap seperti itu, Arumi kembali menutup mata, mengistirahatkan tubuhnya yang kehabisan tenaga.

Bersambung....

Haii.... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘

1
Kasih Bonda
next thor semangat
Bak Mis
di tunggu lagi lanjutannya OK 💪💪💪🤗
Bak Mis
dengerin tuh omongan suami nya
Bak Mis
lanjut
🌷💚SITI.R💚🌷
Alhamdulillah..semuay bahagia smg tdk ada lg kesulitan yg akan mereka hadapi yg membust meeeka berpisah kemvali..smg arumi hamil lg dan si kembar dapat ade
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Bak Mis
lanjut
partini
kalau pelakor kan dah sering dah biasa dah umum di dunia pernovelan ,,kalau pembinor
seru ini Thor jarang jarang ada
boleh dong di munculin karakter baru yg suka ma Arumi biar Dion merasakan rasanya ada ganguan kecil
Bak Mis
emang bukan salah Arumi tp salah anak nya itu, orang lain tau apa paling taunya seorang Dion kaya raya
Bak Mis
semoga mereka sekeluarga slalu bahagia
Bak Mis
nah dia lupa sama ulahnya yg mau jodoin Dion sm anak temannya itu 😇😇😇😇
Bak Mis
udah baikan aja kasian anak "nya,
Azahra Rahma
semoga selalu bahagia keluarga Arumi dan Dion
Bak Mis
ibu satu hobby banget ya cari masalah, orang anaknya aja belum cerai kenapa di cariin jodoh kenapa gak Doni aja' tuh 😇😇😇
Bak Mis
semoga secepatnya mereka bertemu dgn Daddy nya
Bak Mis
cerita nya di persingkat ya thor
Bak Mis
makanya jgn belagu jadi orang
Maharani Rani
lanjutt kak
Teh Euis Tea
ya ampun aku ngakak loh part ini kelakuan absur di kembar sm om dan op nya

pak darmawan hrs trs ngawasi wulan biar ga jg ulet bulu gara" pengaruh istrimu
sutiasih kasih
nyeselmu itu g ada gunanya dion...
salah sndiri... bego dipiara...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!