NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Ditentang Takdir

Ketika Cinta Ditentang Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Persahabatan / Angst / Romansa / Roh Supernatural / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

Bayu, seorang penyanyi kafe, menemukan cinta sejatinya pada Larasati. Namun, orang tua Laras menolaknya karena statusnya yang sederhana.

Saat berjuang membuktikan diri, Bayu tertabrak mobil di depan Laras dan koma. Jiwanya yang terlepas hanya bisa menyaksikan Laras yang setia menunggunya, sementara hidup terus berjalan tanpa dirinya.

Ketika Bayu sadar dari koma, dunia yang ia tinggalkan tak lagi sama. Yang pertama ia lihat bukanlah senyum bahagia Laras, melainkan pemandangan yang menghantam dadanya—Laras duduk di pelaminan, tetapi bukan dengannya.

Dan yang lebih menyakitkan, bukan hanya kenyataan bahwa Laras telah menikah dengan pria lain, tetapi juga karena pernikahan itu terpaksa demi melunasi hutang keluarga. Laras terjebak dalam ikatan tanpa cinta dan dikhianati suaminya.

Kini, Bayu harus memilih—merebut kembali cintanya atau menyerah pada takdir yang terus memisahkan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Negosiasi

Boni berjalan cepat menuju kantor polisi, diikuti oleh roh Bayu. Ia ingin tahu apa yang akan dilakukan Boni setelah melihat tagihan rumah sakit yang begitu besar nyaris membuat sahabatnya putus asa.

Boni melangkah masuk ke kantor polisi dengan wajah tegang dan amarah yang ditahan. Tangannya mengepal erat, menyembunyikan rasa frustrasi yang sudah hampir meledak. Matanya langsung mencari Edwin.

Boni menemukan Edwin. Dengan santai pria itu duduk di kursi sambil memainkan ponselnya. Seolah tak ada yang perlu ia cemaskan, meski baru saja ia menabrak seseorang hingga koma. Dada Boni terasa semakin sesak.

Meski emosinya memuncak, Boni masih cukup sadar untuk mulai merekam dan menyelipkan ponselnya ke dalam saku. Ia tahu dirinya tak punya kekuasaan untuk menghadapi Edwin, yang dari penampilannya saja sudah jelas berasal dari kalangan berada. Karena itu, ia harus mengantisipasi segala kemungkinan.

Tanpa basa-basi, Boni mendekat berdiri di hadapan Edwin dan menatapnya tajam. "Gue mau lo tanggung jawab." Suaranya rendah, namun penuh ancaman.

Edwin mendongak, menatap Boni dengan ekspresi malas. "Gue udah di sini, ditahan polisi. Itu nggak cukup buat lo?" katanya, nada suaranya penuh ejekan.

Boni menghela napas panjang, berusaha menahan amarahnya. "Lo pikir lo korban? Lo nabrak Bayu sampai koma, dan lo pikir cukup cuma duduk di sini? Bayu masih hidup, dan dia butuh perawatan. Rumah sakit nggak gratis, Bangsat!"

Edwin mendengus. "Itu masalah lo, bukan masalah gue."

Boni mengepalkan tangannya, tapi sebelum bisa meledak, seorang polisi mendekat, mencoba meredam ketegangan. "Saudara Edwin, sebagai pihak yang menyebabkan kecelakaan, Anda memiliki kewajiban untuk menanggung biaya pengobatan korban."

Edwin tertawa kecil, "Tanggung jawab? Gue juga korban di sini. Kecelakaan itu nggak gue sengaja."

"BRAK"

Boni menggebrak meja di hadapannya, membuat beberapa polisi di sekitar mereka menoleh. "Lo yang nyetir sambil ngawur! Lo yang lalai! Lo yang bikin sahabat gue sekarang sekarat di ICU! Itu bukan kecelakaan biasa, itu kelalaian lo!"

Polisi kembali menengahi. "Saudara Edwin, jika Anda menolak membayar biaya pengobatan korban, maka pihak korban berhak menuntut Anda secara perdata. Jika gugatan diterima pengadilan, Anda tetap harus membayar biaya rumah sakit, bahkan kompensasi tambahan."

Edwin terkekeh pelan. "Gue bisa nolak, 'kan? Gue punya pengacara, dan proses kayak gini nggak bakal sebentar. Gue rasa sebelum pengadilan mutusin, korban udah mati duluan."

"Bangsat! Jaga omongan lo!" Boni langsung mencengkeram kerah baju Edwin, matanya berkilat marah. Roh Bayu yang berdiri di dekat Boni hanya bisa mengepalkan tangan, rahangnya mengeras saat mendengar betapa dinginnya Edwin membicarakan nyawanya. Amarah dan ketidakberdayaan bercampur dalam dirinya, membuat tubuhnya bergetar hebat.

Polisi buru-buru melerai mereka. "Saudara Boni, tolong tenang. Jika Anda melakukan kekerasan, Anda bisa terkena masalah juga."

Boni melepaskan cengkeramannya dengan kasar, mengusap wajahnya yang memanas karena amarah. "Oke… Lo nggak mau bayar? Gue bakal gugat lo. Dan kalau lo mikir nama lo bakal aman, lo salah besar."

Edwin menyipitkan mata. "Lo mau ngapain?"

Boni merogoh sakunya, menarik ponsel dan dengan tenang membalikkan kamera, menampilkan layar yang sejak tadi merekam. Kini, wajah Edwin terpampang jelas di layar.

"Gue udah mulai rekam sebelum gue nyamperin lo," suara Boni terdengar tajam. "Semua yang lo omongin barusan udah terekam di sini. Gue pastiin semua orang tahu siapa lo sebenarnya. Gue pastiin mereka lihat muka lo dan dengar omongan lo barusan."

Ekspresi Edwin langsung menegang, untuk pertama kalinya ketenangannya goyah. "H-hapus rekaman itu!" Ia buru-buru mencoba meraih ponsel Boni, tapi Boni dengan sigap menghindar.

Senyum dingin terukir di wajah Boni. "Lo kira duit bisa bikin lo lolos dari tanggung jawab?" Ia menatap Edwin tajam. "Kita lihat aja nanti."

Edwin tahu, jika video itu menyebar, reputasinya akan hancur. Ia bisa menang di pengadilan, tapi jika nama baiknya hancur duluan, semuanya percuma.

Polisi menatap Edwin serius. "Saya sarankan Anda mempertimbangkan ini baik-baik. Jika Saudara Boni menggugat Anda, kasus ini bisa berlarut-larut dan bisa merugikan Anda lebih banyak."

Edwin menghela napas panjang, rahangnya mengeras. Ia menatap Boni dengan tatapan penuh kebencian, tapi ia tahu ia tak punya pilihan lain.

Dengan enggan, ia menatap polisi. "Oke," katanya akhirnya. "Kita bisa bahas ini lebih lanjut… soal biaya rumah sakit itu."

Polisi mengangguk, "Baik, kalau begitu kita lakukan mediasi lebih lanjut. Anda harus segera menentukan keputusan, Saudara Edwin."

Boni menatap Edwin penuh kebencian, tapi juga kepuasan kecil karena akhirnya pria itu mulai merasa terpojok. Namun, ini belum selesai—ia harus memastikan Bayu mendapat apa yang seharusnya.

Sementara itu, Bayu hanya bisa berdiri diam, dadanya terasa sesak. Ia ingin bicara, ingin mengatakan sesuatu—tapi bahkan tak ada yang bisa melihat kehadirannya apalagi mendengar suaranya. Yang bisa ia lakukan hanya menyaksikan bagaimana Boni berjuang untuknya, sementara pria yang bertanggung jawab atas kondisinya justru memperlakukan nyawanya seolah tak ada artinya.

***

Di sebuah ruangan kecil di kantor polisi, Edwin duduk dengan ekspresi percaya diri, sementara Boni berdiri di depannya dengan tangan mengepal, matanya tajam menusuk pria di hadapannya. Roh Bayu ada di sampingnya.

"Gue mau kita berdamai," kata Edwin santai, menyandarkan punggungnya ke kursi. "Lo cabut laporan, gue bayar biaya rumah sakit Bayu, selesai urusan."

Boni menatapnya tajam. "Nggak semudah itu."

Edwin mengangkat alis, seolah tidak terkejut. "Maksud lo?"

"Gue mau semua biaya rumah sakit Bayu sampai dia keluar. Bukan cuma sekarang, tapi sampai dia sembuh. Gue nggak tahu kapan dia bakal sadar, berapa lama dia harus dirawat, dan gue nggak mau ambil risiko." Boni menyandarkan kedua tangannya ke meja, menatap Edwin tanpa berkedip. "Dan gue juga mau uang kompensasi."

Edwin terkekeh sinis. "Kompensasi? Lo pikir gue mesin uang?"

"Lo pikir gue meras lo?" Boni membalas dengan nada rendah, berbahaya. "Kalau nggak sanggup ya udah, terserah. Silakan nikmati hidup lo di penjara."

Edwin mengepalkan tangannya di bawah meja. "Hukumannya nggak seberapa, paling beberapa tahun."

Boni menyeringai dingin. "Beberapa tahun di penjara cukup buat ngancurin hidup lo. Tapi lo tahu apa yang lebih buruk?"

Ia mengeluarkan ponselnya, layarnya menyala, memperlihatkan rekaman yang masih berjalan. "Gue juga punya rekaman percakapan kita di kantor polisi ini. Rekaman saat lo dengan santainya bilang, 'Itu cuma beberapa detik.' Ditambah rekaman ini dan tadi—semua bukti udah gue kumpulin."

Boni menatap Edwin tajam. "Lo pikir orang-orang bakal diam aja kalau tahu betapa cueknya lo setelah nabrak orang? Lo pikir netizen nggak bakal ngerusak hidup lo habis-habisan kalau mereka tahu semua kebusukan lo?"

Wajah Edwin sedikit menegang. "Lo nggak mungkin berani—"

Boni mendekat, memperlihatkan layar ponselnya. "Gambar di video ini memang goyang, tapi suara lo jelas. Jelas banget."

Edwin mulai kehilangan kesabaran. "Brengsek! Lo pikir lo siapa mau ngancam gue?"

"Gue seseorang yang nggak akan biarin sahabat gue mati sia-sia." Boni menyeringai tipis. "Sekarang pilihan ada di tangan lo. Bayar semua biaya rumah sakit Bayu, kasih kompensasi yang cukup besar, atau… gue buat lo terkenal dengan cara yang nggak lo inginkan."

Edwin menggeram, menatap Boni dengan tatapan penuh kebencian. Namun, ia tahu dirinya terpojok. Opsi penjara atau kehancuran nama baiknya?

Boni menunggu, tanpa takut, tanpa ragu.

Hening beberapa saat.

"Berapa yang lo mau?" suara Edwin terdengar serak menahan amarah.

Boni tersenyum tipis. "Kalau begini, baru kita bisa bicara. Kita buat ini sederhana aja, Edwin,”

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
abimasta
selamatka laras dar keegoisan ortunya bayyuu dan habisi edward yg sudah menabrakmu
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
selamatkan laras, Bayu
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
yes bayu kembali... 😭😭😭😭😭... selamatkan juga laras dari kejahatan Edward & Sherin, bayu...
syisya
ayo bay muncullah
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
apakah Edward memang se maha Kuasa itu? tak adakah hukum untuknya? bisa semena-mena begitu?
Ranasartika Lacony
lsg viralin aja Bon, si Edwin
Ranasartika Lacony
lsg viralin aja Bon, si Beni
abimasta
laras lagi yang jadi korban
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
apa yg laras khawatirkan pun terjadi. lekaslah sembuh bayuuu... boni & laras butuh hadirmuuuu
Dek Sri
lanjut
syisya
belum tau aja tu darma&wati kalau calon mantu yg selama ini kalian tidak restui itu adalah pewaris tunggal, bos besar..hidup laras nantinya akan bahagia tanpa dia tau perjuangan hubungan mereka selama ini tidak sia" bahwa bayu sebenarnya adalah anak orang kaya..sabar ya bon sebentar lagi semoga semua perbuatan baikmu akan dibalas oleh bayu karna dia tidak akan benar" meninggalkanmu yg sudah dianggap seperti saudara
Vincen Party
tenanglah....Bayu psti akan DTG genti membantumu
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
bagus laras. ayo bayu, cari solusi. semangat!
Vincen Party
jujur.....maaf TPI q GK suka cerita Edwar terlalu byk Thor.....tlng fokus ke bayu dan boni
abimasta
jangan sampai laras jatuh ke tangan edward
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
bayu, kenapa kau tak meminta papamu mempertemukanmu dengan boni & laras?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semoga laras berhasil menyelamatkan adiknya. semangat laras
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ini bukan naif tapi tamak. mereka akan terjebak edward
syisya
dasar matre, nanti kalau habis manis sepah dibuang baru nangis" kau sherin 🤭
syisya
sudah jatuh tertimpa tangga ya bon, semoga Bayu cepat pulih agar bisa membantu keadaan Boni🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!