(Revisi)
Demi menggagalkan rencana jahat ibu tirinya, Zahira terpaksa mendaftarkan diri pada sebuah aplikasi biro jodoh, dimana dirinya akan menjadi Pengantin Pesanan.
"Aku tidak menyangka pengantin pria nya mirip Tarzan"-- Zahira Malika Maheswari.
"Kenapa fotomu beda dengan wajah aslimu. Jawab aku, Nona Zahira!"-- Louis Abraham Smith.
Bagaimana jadinya jika keduanya terikat kontrak pernikahan, hingga terkuat rahasia Louis yang dapat menghancurkan kontrak pernikahan keduanya.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Pengantin Pesanan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Pengantin Pesanan
Louis membuka pintu ruang perawatan ayahnya. Kemudian ia mempersilahkan Zahira masuk. Namun Zahira tampak ragu untuk masuk ke dalam, dengan cepat Louis menarik tangannya.
Tampak semua orang yang berada di ruangan itu sontak mengalihkan pandangannya kearah mereka, yang mana dalam ruangan itu ada orang tua Louis dan Oma tersayangnya.
Tuan Smith menatap putranya dengan penuh tanya tanya, pasalnya baru kali ini putranya membawa seorang wanita muda di hadapannya.
"Louis, Siapa wanita cantik yang kau bawa?" tanya Nyonya Natalie pura-pura tidak mengetahui pernikahan rahasia yang sedang dijalani oleh putranya.
Padahal Nyonya Natalie sudah mengetahuinya sebulan yang lalu pasca Oma Margaretha keceplosan dan berbicara tanpa filter bahwa Louis sudah memiliki istri.
Zahira hanya mampu tersenyum kikuk dan semakin gugup saja menjadi pusat perhatian di ruangan itu, apalagi wanita paruh baya yang tampak cantik dan awet muda sedang menanyakan dirinya. Dia sangat yakin wanita paruh baya itu adalah ibunya Louis.
"Baiklah, aku akan mengatakan sejujurnya. Ma, pa, wanita yang berdiri di samping ku adalah istriku!. Namanya Zahira" ucap Louis kepada orang tuanya.
Tuan Smith tampak terkejut mendengar ucapan putranya, namun tak berselang lama sebuah senyuman menghiasi wajah pucatnya, sementara Nyonya Natalie sudah bergerak menghampirinya.
"Dasar anak nakal, harusnya kamu bawa langsung gadis cantik ini dihadapan mama dan papa, terus minta restu sebelum menikahinya, karena jelas kami akan merestui hubungan kalian. Kenapa malah menyembunyikan sih..iih anak ini benar-benar bikin darah tinggi" ucap Nyonya Natalie sambil menjewer telinga putranya.
"Aawww, ampun ma" ucap Louis meringis sambil minta ampun kepada ibunya.
"Itu hukuman untuk anak nakal sepertimu" omel Nyonya Natalie kemudian menghentikan aksinya. Tidak mungkin dia akan menyakiti putra kesayangannya.
Zahira hanya mampu tersenyum tipis melihat tingkah mereka. Bagaimana jadinya jika orang tua Louis tahu kalau dia cuma pengantin pesanan yang dibeli lewat aplikasi biro. Bisa-bisa orang tua Louis kecewa berat kepada anak yang dibanggakannya.
Tunggu, sepertinya ada yang salah, bagaimana mungkin ruang perawatan ayahnya ruang perawatan VVIP. Bukannya dulu Louis bercerita bahwa ia hanya berasal dari kalangan menengah dan mata pencahariannya hanya berburu dan kadang bekerja keluar kota kalau mendapatkan panggilan darurat dari bosnya Sean. Tapi sekarang mengapa yang ku lihat seakan berbeda. Bahkan pakaian yang dikenakan ibunya saat ini berasal dari brand ternama. Batin Zahira mengamati keluarga Louis.
Louis lalu berhambur memeluk ibunya dengan penuh kasih sayang, sedang ibunya sangat bahagia membalas pelukannya, akhirnya wanita paruh baya itu bisa memeluk kembali putranya yang jarang pulang ke rumah.
"Sini sayang, jangan malu-malu. Mama sangat bahagia punya mantu cantik. Keresahan mama selama ini terpatahkan sudah bahwa Louis tetaplah pria normal." ucap Nyonya Natalie receh diiringi gelak tawa.
Zahira hanya mampu tersenyum ramah lalu menyalami semua orang yang berada di ruangan tersebut dan terlihat begitu sopan mencium punggung tangan ibu mertua, ayah mertuanya dan Oma Margaretha secara bergantian.
"Bagaimana kabar Om, tante?" tanya Zahira lemah lembut.
"Loh kenapa panggil Om dan Tante. Sayang, mama ralat kembali ucapan mu ya. Sekarang panggil kami mama dan papa, karena kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kami" ucap Nyonya Natalie memberitahunya disertai bujukan.
"Baik tan...eh maksud saya mama dan papa" ucap Zahira terbata-bata dan lidahnya masih terasa belibet memanggil orang tua Louis mama dan papa.
"Kondisi papa semakin membaik dan mengalami peningkatan, mungkin dua atau tiga hari sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Apalagi mendengar kabar baik dari kalian semakin memberikan pengaruh besar terhadap kesembuhan papa." ucap Nyonya Natalie dengan mata berkaca-kaca dan begitu senang melihat putra dan menantunya datang menjenguknya.
"Iya nak Zahira, betul yang dikatakan Natalie. Tolong ya bujuk Louis untuk pulang ke rumah utama" timpal Oma Margaretha dengan raut wajah bahagia.
"Ba-baik Oma" ucap Zahira tersenyum. Jelas dia sedikit tahu perihal masalah yang dihadapi oleh Louis dan ayah mertuanya.
Perang dingin masih nampak jelas diantara ayah dan anak itu. Karena sejak berada di ruangan tersebut, tuan Smith tak kunjung bicara, hanya memasang ekspresi wajah datar dan tak terbaca. Begitupun dengan Louis yang malah diam di sampingnya.
"Ya sudah, mari duduk sayang. Banyak hal yang ingin mama bicarakan bersama kamu." ucap Nyonya Natalie dengan antusiasnya membawa Zahira duduk bersamanya di sofa, sedangkan Louis yang jelas putranya sendiri malah di cuekin.
Merekapun mengobrol bersama dengan suasana bahagia di ruangan tersebut. Zahira mulai berbaur dengan keluarga Louis. Awalnya merasa gugup dan deg-degan bertemu dengan orang tua Louis. Sekarang semuanya mengalir dengan baik.
"Cepat sembuh ya pa. Louis dan Zahira bakal jenguk lagi papa besok" ucap Zahira tersenyum hangat berpamitan pada ayah mertuanya.
"Iya, terima kasih Zahira, terima kasih Louis" sahut tuan Smith dengan suara parau. Bahkan terlihat kedua matanya berkaca-kaca.
"Aku pamit pulang dulu" ucap Louis lalu menarik tangan Zahira untuk membawanya keluar dari ruangan tersebut. Sedangkan Zahira merasa kesal dengan tingkah Louis yang seolah menariknya secara paksa dan itu sangat keterlaluan menurutnya.
Nyonya Natalie dan Oma Margaretha hanya mampu melambaikan tangannya menatap kepergian anak dan menantunya.
"Aku harap Louis dan Zahira segera memberikan kabar baik untuk kita. Karena sudah waktunya kita memiliki cucu di usia seperti ini." ucap Nyonya Natalie tertawa kecil.
"Betul sekali Natalie, mama bahkan sudah menantikan cicit dari mereka" ucap Oma Margaretha ikut tertawa.
Sementara Louis dan Zahira yang sedang berada di depan pintu lift tampak berdebat lagi.
"Tak usah memegangi tanganku seperti tadi." ucap Zahira dengan ketusnya dan bergerak cepat masuk ke dalam lift.
Louis tampak mengusap rambutnya ke belakang lalu ikut masuk ke dalam lift. Jujur Louis merasa pusing memikirkan ucapan Zahira semalam. Bagaimana tidak, Zahira ingin kembali bekerja di perusahaan, bahkan mengajaknya untuk tinggal bersama di rumah nya.
Flashback on
"Louis"
"Hemm"
"Aku ingin kembali bekerja di perusahaan ku" ucap Zahira hati-hati sambil mengelus lengan kekar Louis yang sedang memeluknya dari belakang.
Sedangkan Louis tidak menggubris ucapannya, pria itu hanya diam membisu.
"Bagaimana? Apa kau mengizinkan ku?" tanya Zahira takut-takut, mengigat tak ada sahutan dari pria itu.
"Tenang saja, setelah kau mengizinkan ku bekerja, kita akan tinggal bersama di rumah ku saja. Soalnya aku juga akan merekrut mu sebagai bodyguard ku. Jadi, kau bisa menjaga ku selama berada di luar. Jangan khawatir aku pasti akan menggajimu tenang saja. Hitung-hitung gajimu setara dengan hasil berburu mu di hutan selama dua bulan. Louis, pikirkan ya ucapan ku. Aku tunggu jawabannya besok" ucap Zahira panjang lebar.
Sementara Louis hanya menghela nafas tanpa menimpali ucapan istrinya.
"Louis, bagaimana pendapatmu!" ucap Zahira sambil menoleh menatap wajah Louis, bukannya mendapatkan jawaban, dia malah mendapatkan ciuman panas dari Louis.
Flashback off
"Zahira, kau benar-benar ingin bekerja" ucap Louis sambil menyudutkan tubuh Zahira di dinding lift.
"I-iya, aku ingin kembali bekerja" sahut Zahira dengan gelagapan mendongak menatap wajah datar Louis.
"Baiklah, aku akan mengizinkan mu bekerja, dengan satu syarat!" ucap Louis dengan seringai licik diwajahnya.
"Apa syaratnya Louis?" tanya Zahira cepat.
"Jadilah istriku seutuhnya!" jawab Louis dengan entengnya membuat Zahira langsung membulatkan matanya mendengar jawabannya.
Bersambung....