NovelToon NovelToon
Mempelai Pengganti

Mempelai Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sablah

aku berdiri kaku di atas pelaminan, masih mengenakan jas pengantin yang kini terasa lebih berat dari sebelumnya. tamu-tamu mulai berbisik, musik pernikahan yang semula mengiringi momen bahagia kini terdengar hampa bahkan justru menyakitkan. semua mata tertuju padaku, seolah menegaskan 'pengantin pria yang ditinggalkan di hari paling sakral dalam hidupnya'

'calon istriku,,,,, kabur' batinku seraya menelan kenyataan pahit ini dalam-dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sablah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pengakuan cinta alda

Setelah berjalan mengelilingi area bazar, Alda yang sejak tadi sibuk memperhatikan berbagai stand akhirnya berhenti di salah satu stand kelas yang menjual aneka dimsum. matanya berbinar, jelas sekali ia sangat tertarik.

melihat istrinya tampak antusias, Rama ikut berhenti dan bergabung untuk melihat lebih dekat. namun, rupanya kedatangan Rama langsung disambut dengan suka cita oleh para siswi yang kebetulan berjaga di stand tersebut.

"wah, kakak yang tadi ya? akhirnya kita ketemu lagi kak setelah acara penyambutan. mana sekarang langsung lebih deket lagi. makin jelas dong ganteng nya, xixi" salah satu siswi langsung berucap dengan semangat.

beberapa di antara mereka bahkan mulai berbisik-bisik, saling menyikut satu sama lain seolah-olah menemukan sesuatu yang menarik. bahkan ada yang dengan terang-terangan bersikap lebih centil, mencoba menarik perhatian Rama.

"eh, eh, siapa tuh?" bisik salah satu siswi dengan suara pelan tapi cukup jelas untuk didengar.

"ganteng juga," timpal yang lain sambil menyenggol temannya.

salah satu dari mereka yang tampak lebih berani langsung menyapa dengan ceria, "kakak siapa ya? baru pertama kali lihat, deh!"

Rama yang sejak tadi hanya tersenyum akhirnya menjawab dengan tenang, "nama saya Rama"

namun, para siswi tampaknya masih belum puas.

"wah, nama yang keren, kak! kakak alumni sekolah sini atau siapa?"

Alda yang berdiri di sebelah rama hanya mengangkat alis, tapi ia memilih diam dan membiarkan Rama menghadapi gadis-gadis ini sendiri.

"iya, iya! tinggal di mana, kak? kok bisa datang ke sini?" siswi lain ikut menimpali dengan mata berbinar.

"bukan alumni," jawab Rama santai. "cuma kebetulan saya di sini"

"serius, kak? kok aku nggak pernah lihat?"

beberapa dari mereka mulai menatap Rama dengan lebih antusias. ada yang sibuk membetulkan rambutnya, ada yang tiba-tiba bersikap lebih manis, bahkan ada yang diam-diam memeriksa pantulan dirinya di layar ponsel.

"kak Rama udah punya pacar belum?" tiba-tiba salah satu siswi bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.

beberapa temannya langsung menoleh tajam ke arah siswi tersebut, sementara yang lain tampak menunggu jawaban dengan penuh harap.

Rama masih tetap tersenyum, tapi ia belum menjawab.

"kalau belum punya, kakak suka tipe cewek yang kayak gimana?" kali ini pertanyaannya lebih menggoda.

Alda yang mendengar semua ini hanya bisa menahan tawa. ia cukup terhibur melihat bagaimana para siswi nya ini terang-terangan mencoba menarik perhatian Rama.

"iya, kak! siapa tahu jodoh kakak ada di antara kami," celetuk salah satu siswi dengan percaya diri.

teman-temannya langsung tertawa, tapi juga menunggu jawaban Rama.

rama akhirnya menanggapi dengan santai, "hmmm… tipe ya? saya suka yang manis dan baik hati."

"lah, itu aku banget!" seorang siswi langsung berseru dengan percaya diri.

yang lain tertawa dan langsung menggoda temannya. "ih, pede banget, woy!"

pertanyaan demi pertanyaan meluncur tanpa jeda, dan Rama masih menanggapi dengan santai. namun, situasi mulai sedikit memanas ketika salah satu siswi tiba-tiba dengan polosnya bertanya, "kak, boleh minta nomor whatsapp-nya nggak?"

beberapa siswi lain langsung menoleh dengan penuh harapan, menunggu jawaban Rama. namun, alih-alih langsung menjawab, Rama justru tersenyum kecil dan melirik ke arah Alda yang kebetulan ada di dekat mereka bersama beberapa guru lainnya.

"kalian minta saja kepada istriku," jawab Rama santai. "jika dia berkenan, maka itu tidak masalah."

sontak suasana langsung berubah drastis. para siswi yang semula bersemangat tiba-tiba terdiam, mata mereka membesar karena terkejut.

"eh?! i-istri?? jadi kakak??, sudah menikah?" salah satu siswi hampir setengah berteriak.

"dia istri saya. bukankah beliau guru kalian?" dengan senyum yang lebih manis lagi, Rama melirik kearah Alda yang ternyata juga tak kalah ramah tersenyum kearah para siswinya.

sontak saja salah satu siswi mulai panik "astaga, kirain cuma gosip! ternyata beneran?"

beberapa siswi yang tadi centil langsung merasa malu sendiri, bahkan ada yang reflek menutup wajah dengan kedua tangan.

"maaf ya, Bu! kita nggak tahu kalau kakak ini suaminya Bu Alda," ujar salah satu siswi sambil menunduk canggung.

Alda hanya terkekeh dan menggeleng pelan. "tidak apa-apa. Ibu justru senang kalian bisa menerima suami Ibuk dengan baik" Alda sama sekali tidak menunjukan kemarahan, justru malah merasa sedikit malu karena Rama mengakui dirinya sebagai istri secara terang-terangan di depan para siswinya.

salah satu guru yang berdiri di dekat Alda terkekeh pelan. "Alda, suamimu ini benar-benar ya, jujur sekali."

Alda hanya tersenyum kecil, pipinya sedikit memanas. ia melirik ke arah Rama yang masih berdiri dengan ekspresi santai, seolah semua ini adalah hal yang biasa.

Rama lalu menoleh ke alda dan tersenyum lembut, seolah mengatakan bahwa ia tidak keberatan mengakui istrinya di depan siapa pun.

sementara itu, para siswi yang masih merasa malu akhirnya memilih untuk cepat-cepat melayani pesanan Alda sebelum mereka semakin salah tingkah.

****

setelah acara bazar selesai, Rama dan Alda akhirnya kembali ke mobil mereka. Alda menghela napas lega begitu duduk di kursinya, lalu menoleh ke arah Rama dengan senyum lembut.

"terima kasih untuk hari ini, Ram," ucapnya tulus.

Rama menoleh, menatap Alda dengan senyum hangat sambil mengangguk. "sama-sama, Da. aku senang bisa menemani."

Alda tersenyum lagi. ia tahu hari ini cukup panjang dan melelahkan, tapi kehadiran Rama membuat segalanya terasa lebih ringan.

namun, tepat ketika Rama baru saja menyalakan mesin mobil nya, tiba-tiba suara ketukan di kaca jendela terdengar. Alda dan Rama otomatis menoleh ke arah sumber suara, dan di sana, ternyata telah berdiri seorang laki-laki dengan ekspresi sulit ditebak, yang tak lain adalah Rendra.

Alda refleks menegang, sementara Rama tetap tenang. tatapan pria itu tajam, seakan sudah menduga hal ini akan terjadi.

Rama kemudian menoleh pada Alda, menggenggam tangannya lembut, seolah meyakinkan. "tidak apa-apa, Da. mungkin dia ingin berbicara denganmu," katanya pelan, suaranya tetap lembut, namun penuh ketegasan.

Alda menggigit bibirnya. ia masih ragu, tapi sebelum ia sempat menolak, Rama menambahkan, "kamu perlu bantuanku?"

Alda terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan, "ayo temui dia bersama-sama. aku tidak ingin dia semakin larut mencampuri urusan kita, Ram"

Rama mendongak, menatap Alda, dan dalam diam ia mengagumi pola pikir wanita disampingnya kini. "baiklah."

akhirnya mereka pun membuka pintu mobil dan turun. Rama berjalan sedikit lebih dulu, sementara Alda tetap di sampingnya.

Rendra yang berdiri di luar mobil tampak masih memasang ekspresi tegang. matanya menatap langsung ke arah Alda, tetapi dengan cepat beralih pada Rama saat pria itu ikut turun bersamanya.

"apa ada yang ingin kamu bicarakan, Ren?" Rama membuka percakapan dengan tenang.

Rendra melirik Alda sebelum akhirnya menatap Rama dengan tajam. "aku ingin bicara dengan Alda. tanpa kau!"

Rama menatapnya sejenak sebelum menghela napas pelan. "aku tidak bisa mengizinkan itu."

Rendra mendengus sinis. "kau membatasi dia sekarang? memangnya kau siapa?"

"suaminya," jawab Rama santai, tetapi tegas. "dan sebagai suami, aku tidak akan membiarkan istriku berhadapan dengan seseorang yang masih terjebak di masa lalu."

Rendra mengepalkan tangannya, wajahnya memerah karena amarah yang tertahan. "sialan..." gumamnya pelan.

Alda yang sejak tadi diam akhirnya angkat bicara, suaranya lembut namun tegas. "Rendra, kalau ada yang ingin di bicarakan, katakan di sini saja. sepertinya aku juga ingin segera pulang dan beristirahat"

Rendra menatap Alda dengan ekspresi kecewa. "Alda, kau... benar-benar sudah memilih dia?"

Alda menatap pria itu, lalu mengangguk tanpa ragu. "aku sudah menikah, Rendra. aku harap kamu bisa menerima itu."

Rendra tertawa kecil, tapi terdengar getir. "kau tahu, aku menyukaimu sejak lama. dan kau malah memilih pria yang bahkan baru datang dalam hidupmu."

mendengar itu, Alda langsung menyahut, suaranya terdengar lebih tegas dari sebelumnya. "tidak, Rendra. kau salah. Rama bukan orang baru dalam hidupku."

Rendra mengernyit. "maksudmu?"

Alda menatapnya dengan mantap. "Rama adalah salah satu sahabat kecilku. kami tumbuh bersama sebelum akhirnya terpisah karena keadaan. aku lebih mengenal dia dibanding mengenalmu."

Rendra terdiam sejenak, ekspresi wajahnya berubah. ia jelas terkejut, tidak menyangka akan jawaban itu. matanya melirik ke arah Rama, yang sejak tadi tetap tenang. perlahan, ia mulai menyadari sesuatu, Rama sama sekali tidak mengatakan hal ini sebelumnya, padahal mereka sudah berbicara cukup lama tadi.

"jadi..." Rendra berusaha merangkai kata. "kenapa kau tidak bilang sejak awal?" tanyanya pada Rama, suaranya terdengar sedikit tajam.

Rama hanya tersenyum kecil, bahunya terangkat santai. "aku tidak merasa perlu menjelaskan segalanya padamu, Ren. lagipula, apa itu akan mengubah keadaan?"

Rendra mengepalkan tangannya. ada sesuatu di dalam dirinya yang merasa tertampar. selama ini, ia selalu berpikir bahwa Rama hanyalah orang luar yang tiba-tiba masuk ke dalam hidup Alda dan mengambilnya darinya. tapi nyatanya, justru ia yang menjadi orang luar di antara mereka.

Alda menatap Rendra dengan ekspresi lembut, tetapi tegas. "aku mengerti perasaanmu, Ren. tapi aku sudah memilih, dan pilihanku bukan tanpa alasan."

Rendra menghela napas panjang, lalu menatap Alda dengan sorot mata penuh pertanyaan. "apa alasanmu, Alda? karena kamu lebih lama mengenal dia daripada mengenalku? apa itu bisa menjamin cinta datang tiba-tiba?"

Alda diam, mendengarkan Rendra melanjutkan kata-katanya yang terdengar semakin emosional.

"pernikahan kalian itu tidak masuk akal, Da. bukannya sejak dulu kamu bilang kalau tidak memiliki kekasih?" Rendra menggeleng, suaranya terdengar getir. "dan juga, aku tidak pernah melihat kamu memperkenalkan pria ini di media sosialmu! bagaimana bisa seseorang yang bahkan tidak pernah kamu tunjukkan ke publik tiba-tiba menjadi suamimu?"

Alda menghela napas pelan. ia paham bahwa Rendra sedang mencari celah, mencoba menemukan alasan untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua ini hanyalah kebetulan yang bisa diperbaiki. tapi Alda tahu, tidak ada yang bisa diperbaiki.

dengan suara yang lebih tenang namun mantap, Alda menatap Rendra dan berkata, "aku... aku menyukai Rama sejak lama."

Rendra membeku.

"tapi aku tidak bisa egois dengan perasaanku sendiri, Rendra." Alda melanjutkan, suaranya terdengar lebih berat. "aku tidak ingin merusak persahabatan kami. jadi aku lebih memilih mengaguminya secara diam-diam."

hening.

tidak hanya Rendra yang terkejut mendengar pengakuan itu, tetapi juga Rama.

Rama, yang sejak tadi tetap tenang dan tersenyum, kini menatap Alda dengan mata yang sedikit melebar. seakan-akan kata-kata Alda baru saja membuka sesuatu yang selama ini tidak pernah terpikirkan olehnya.

Rendra tertawa kecil, tapi kali ini tanpa kepahitan. justru ada nada tidak percaya di dalamnya. ia menggelengkan kepala perlahan. "jadi selama ini... kamu hanya diam-diam menyukainya?"

Alda tidak mengelak. ia hanya mengangguk pelan.

sementara itu, Rama masih memandangi Alda, mencoba mencerna kata-kata yang baru saja ia dengar. ada sesuatu di dalam dirinya yang bergetar, sesuatu yang tidak pernah ia sadari sebelumnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!