Sikap dingin pengabaian yang berlangsung begitu lama dari tunangannya membuat seorang gadis bernama Iris takut dibuang hingga dirinya bersikap kasar, keji dan obsesi atas nama cinta kepada setiap wanita yang mendekati tunangannya sampai pada akhirnya itu membawanya dan keluarganya kepada kematian.
Di saat terakhir kematiannya, akhirnya terlihat jelas tatapan dingin benci dari tunangannya dan disadarinya jika cintanya adalah sepihak dan bodoh, tapi semuanya terlambat kini hanyalah penyesalan. Dewa yang kasihan dengan Iris memberikannya kehidupan ketiga untuk penebusan dosanya dan kebahagiaannya.
Di kehidupan barunya, Iris mencari tumpukan emas dan menyebarkan rumor palsu tentang kekasih palsunya di dalam pertunangannya demi pembatalan pertunangan. Anehnya bukan pembatalan diterima, tapi malah perasaan yang pasang surut dan manis pahit terikat melalui pembuktian cinta pangeran. Akankah perasaan Iris yang ditutup kembali terbuka? Akankah Iris bahagia?
Chasing Gold And Avoid The Prince
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliza eri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Terlihat Manis
Setelah mengucapkan yang diinginkan sosok laki-laki berambut panjang dengan pakaian bergaya timur memberikan salam hormatnya dan pergi lebih dahulu membuat Iris kebingungan dengan kata-kata kiasan yang tidak dipahami oleh Iris. Iris kembali berjalan di lorong menuju kamarnya kemudian berganti pakaian tidur dan merebahkan diri di atas tempat tidur sambil memandangi ke arah langit-langit kamar.
"Mengelak dari masa lalu? Apakah aku seterang-terangan itu terlihat semacam itu? Aku ingin menebus kesalahanku,"
"Karena ini kesempatan keduaku, dimana yang terlihat mengelak dari masa lalu? Aku tidak paham dan dia tau apa memangnya?" gumam Iris dengan nada kesal karena laki-laki itu melihatnya seperti itu
Iris yang kelelahan tertidur tanpa disadari hingga pagi hari tiba, para pelayan mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar untuk mempersiapkan Iris. Iris di persiapkan untuk makan bersama dengan sang raja dan pangeran mengingat dia adalah calon menantu pangeran pertama, ditambah lagi sejak kecil dia selalu berkunjung tidak pernah sekalipun dia melewatkan makan bersama atas tawaran dari sang raja ataupun ratu.
"Nona, kami datang untuk mempersiapkan anda," ucap sang pelayan yang masuk ke ruangan setelah mengetuk pintu ruangan walaupun tidak ada jawaban dari dalam ruangan sudah menjadi kebiasaan mereka melakukan hal semacam itu tanpa izin Iris atas permintaannya sendiri
Iris yang masih tidur di tempat tidur dibangunkan dengan para pelayan yang membuka gorden di jendela besar hingga cahaya matahari masuk menusuk matanya membuatnya terbangun. Iris yang terbangun disiapkan air cuci muka dengan handuk, dilanjutkan dengan mandi mawar yang selanjutnya penataan rambut dan gaun.
Di depan pintu telah hadir sang tunangannya yang menunggu dirinya bersiap untuk berjalan menuju ruang makan bersama-sama. Padahal dulu mungkin tunangannya ini yang selalu telat datang ke ruang makan, mana mungkin ingin datang bersama dirinya seawal ini.
"Iris, bolehkah aku masuk ke dalam kamarmu?" tanya dari luar pintu sambil mengetuk pintu kamar Iris
"Masuk saja pangeran, lagipula saya masih bersiap anda bisa duduk di kursi sofa," ucap Iris dari dalam ruangan dengan suara yang lantang
"Pangeran? Aku tidak salah dengar? Sepertinya ada yang lupa," ucap sang pangeran sambil membuka pintu kamar Iris sambil melipat kedua tangannya
"Ah... Benar Lucius,"
"Maafkan saya lupa dan belum terbiasa," ucap Iris dengan sedikit tertunduk di cermin
Para pelayan yang mendengarkan ucapan Lucius, langsung melebarkan mata dan terdiam terkejut oleh ucapan panggilan nama yang dekat dan jumlah kata yang diucapkan oleh sang pangeran kerajaan mereka lebih banyak dari biasanya ditambah lagi bisa menunggu Iris untuk pergi bersamaan menuju ruangan makan. Padahal beberapa hari yang lalu mereka mendengarkan rumor jika hubungan keduanya renggang dan semakin tegang, tapi itu tidak terbukti ketika melihat keromantisan dari sudut pandangan para pelayan yang berada diruangan tanpa disadari.
Iris merasa di balik punggungnya merasa panas semangat menggebu-gebu oleh tatapan para pelayan menatap Lucius sambil menunjukkan kedua hak tinggi yang berbeda warna dan model.
"Yang mulia, karena anda di sini coba pulihkan yang mana cocok untuk nona Drachenschatz?"
"Umm... Kiri karena warna itu sama dengan warna matanya ditambah lagi pita di hak tinggi itu sangat manis akan membuat Iris terlihat semakin menakjubkan,"
"Sudah kami duga yang mulia sangat mencintai tunangannya hingga berpikiran begitu detail mengenai kesukaan tunangannya,"
'Tunggu, apakah kalian tidak mau meminta pendapat yang memakainya? Apakah pendapatku tidak terlalu penting? Ditambah lagi bukankah itu hak tinggi yang dibuat desainer terkenal dan baru di lelang?'
'Yang benar saja ingin aku menggunakan barang khusus dan langka itu?'