Dunia Selina tiba-tiba berubah sejak kecelakaan yang Merenggut nyawa Mama nya. Ia bahkan mengalami buta mata setelah kejadian itu. Tidak sampai di sana. Sang Papa menyalahkan nya karena dia lah sang Mama meninggal.
Selina di jual pada seorang Pria. Ibu tiri yang jahat berada di belakang semua itu. Namun tanpa di sadari, ia malah jatuh cinta pada seorang Pria ke-jam yang sudah banyak Merenggut nyawa manusia.
Bagaimana kisah Selina selanjutnya? Semua ada di novel ini. Selamat membaca semua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Ameng mondar-mandir di depan kamar Damian sudah sejak tadi. Ia tidak bisa melakukan apa-apa karena di depan kamar itu di jaga oleh Pelayan Tua yang sudah senior.
Brak..
Pintu kamar terbuka dan Damian ada di sana hanya menggunakan handuk nya saja.
"Ameng, mengapa di luar sangat berisik? Apa yang sedang mereka lakukan? Selina sedang tidur dan beristirahat."
"Apa Tuan lupa ingatan?"
"Bicara yang jelas, Ameng!"
"Tuan telah menabrak patung air mancur yang ada di halaman depan. Patung itu rusak parah dan saat ini sedang di perbaiki."
"Oh, begitu rupa nya. Aku tak tahu. Kalau begitu, lanjut kan pekerjaan kalian."
"Yang kerja itu mereka, Tuan Damian. Saya bukan tukang."
"Ameng!"
"Siap Tuan. Jacob tadi menghubungi saya."
"Jacob? Tunggu sebentar aku mandi dulu. Setelah ini aku mau bicara dengan mu sambil ngemil makanan sehat."
"Siap, Tuan Damian." Ucap Ameng dan Para pelayan secara bersamaan.
Mereka pun menunggu dan bersiap-siap untuk Tuan mereka. Dan tidak lama kemudian, Damian pun siap di ruangan nya. Sedangkan Ameng sudah menunggu dari tadi.
"Cerita kan pada ku, buat apa manusia pengkhianat itu menghubungi mu."
"Ia menyuruhku untuk mengatakan pada anda jika kita tidak boleh lagi mengusik Wira. Saat ini, Wira merupakan bawahannya dan akan bekerja di bawah keamanan Black Dragon."
"Waw! cepat juga Pria tua itu beraksi. Aku sudah bisa memprediksinya. Tapi tenang saja, Istriku telah kembali dan Wira bukan lagi urusan kita." Ucap Damian sambil tersenyum.
"Apa anda tidak ingin melakukan sesuatu?"
"Untuk apa? Buang-buang waktu saja. Jacob tua itu, aku tidak ingin berurusan dengan nya. Bukan karena aku takut padanya. Tapi aku, sudah berjanji pada kakek untuk tidak mengusik dirinya.
Kecuali, jika ia yang lebih dulu mengusikku. Barulah Aku tidak akan diam saja dan membiarkan Pria itu hidup dengan tenang."
"Ah, tak seru. Aku ingin menghancurkan Black Dragon."
"Kalau kau mau, kau saja yang pergi ke sana sendirian. Aku sedang sibuk. Istri ku baru saja kembali, dan aku tidak punya waktu untuk memikirkan Si Tua Jacob."
Damian pergi setelah menyelesaikan makan nya. Ia pun tidak lagi memperhatikan Ameng yang saat itu merasa kesal.
Memang sejak dulu Damian tidak pernah mau berurusan dengan Jacob. Ia selalu teringat dengan apa yang dikatakan oleh kakek nya.
Damian sejak dulu memang sangat dekat dengan Kakek dan Nenek nya. Karena memang, Kakek dan Neneknya lah yang merawat Damian.
"Tuan, Nyonya Selina sudah bangun."
"Bangun? Kenapa dia bangun cepat sekali?"
"Saya tidak tahu, Tuan." Ucap Pelayan yang selalu berdiri di depan kamar Selina.
Damian memang menyuruh pelayan untuk berjaga-jaga. Karena memang Selina masih belum bisa melihat. Dan Damian tidak ingin terjadi sesuatu pada istrinya.
"Lalu apa yang kau lakukan di sini? Istri ku tidak bisa melihat. Dan kau, bukan nya membantu nya tapi malah ada di sini."
"Tuan, tapi itu."
"Apa tapi-tapi."
Damian tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Pelayan itu. Ia bergegas ingin naik ke atas dan melihat sang istri.
Akan tetapi, ketika ia ingin naik ke lantai dua. Terdengar suara Selina yang sedang tertawa di dapur.
"Sayang, bagaimana bisa kau turun tanpa bantuan?"
"Tuan, Nyonya bukan hanya melakukan semua nya sendiri. Tapi Nyonya juga sedang membuat sarapan sendiri." Ucap salah satu chef yang ada di sana.
"Selina."
Damian langsung menuju ke arah istri nya itu. Ia lihat, mata Selina masih saja aneh.
"Aku masih belum bisa melihat, sayang. Hanya saja, aku sudah berlatih selama ini. Jadi, jangan khawatirkan aku lagi."
"Bagaimana mungkin aku tidak khawatir dengan Istri ku sendiri. Kamu ini, ada-ada saja. Duduk lah, tak perlu memasak. Seorang Nyonya itu harus di layani. Dan kalian, jangan biarkan Nyonya melakukan pekerjaan ini lagi "
"Siap dan maafkan kami, Tuan Damian." Damian ikut duduk dan menunggu Istri nya makan.
"Tuan, Jacob ada di sini."
"Apa yang dilakukan nya di sini? Apa dia mau mati?"
"Beliau berkata ingin bertemu dengan Anda dan Nyonya."
"Tapi,,"
"Sayang, biarkan saja dia masuk. Aku penasaran dengan Pria yang menjadi penolong nya Wira."
"Dari mana kau tahu?" Tanya Damian.
"Sayang, Kau meragukan kehebatan ku?" Ucap Selina sambil tersenyum. Dan Damian, semakin takjub pada kemampuan Istrinya itu.
Jacob akhirnya di persilahkan masuk. Tapi ia harus menunggu selama dua jam jika ingin bertemu dengan Damian dan juga Selina.
Tuk.
Tuk.
Tuk.
Terdengar suara sepatu mereka berdua yang berjalan di atas lantai. Jacob begitu penasaran dengan Wanita yang sudah membuat Damian tergila-gila.
"Berani sekali kau datang lagi ke sini, pengkhianat."
"Oh Damian, tak perlu serius seperti itu. aku datang hanya ingin memberikan kado pernikahan pada kalian berdua. apakah dia wanita yang membuatmu tergila-gila?
Mata Jacob melihat ke arah Selina yang begitu cantik dan anggun. Gaun yang dipakai Selina terbelah samping dan hal itu memperlihatkan pahanya yang mulus.
Jacob kesulitan menelan ludahnya saat melihat Selina yang begitu cantik. Mata nya bahkan melotot. Ia tak tahu lagi harus mengatakan apa.
"Apa yang kau lihat, Pak Tua?"
"Eh ini."
Damian duduk di sebuah kursi milik nya. Sedangkan Selina berada di pangkuan Damian. Jantung Jacob tidak bisa di ajak kompromi saat melihat hal itu.
"Cepat lah bicara! Aku mual melihat wajah mu lama-lama."
"Kau! dasar anak tak tahu diri!"
Brak.
Jacob yang marah langsung menendang meja yang ada di depan Damian. Namun, belum sempat meja itu tiba di depan Damian, Selina bangun dan langsung menendang kembali meja itu ke arah Jacob.
Agh,,,
Meja itu hancur dan mengenai Jacob yang tidak waspada. Ia begitu terlena dengan Selina yang gerakan nya begitu cepat.
Bukan itu saja. Selina bahkan langsung mence-kik leher nya dan membentur kan nya ke dinding.
"Suami ku memang tidak bisa menyentuh mu. Tapi, bukan berarti aku tidak bisa melakukan itu."
"Kau,,"
Selina semakin mengeratkan ceki-kan nya di leher Jacob. Pria tua itu bahkan kesulitan bernafas.
"Sayang, sudah lah. Kasihan dia sudah tua. Tak perlu mengotori tanganmu untuk membunuhnya. Karena sebentar lagi pun, dia akan mati karena memang dia sudah bau tanah."
Ceki-kan di leher Jacob perlahan mengendur. Baru saja ia mengedipkan mata nya. Selina tiba-tiba sudah berada di dalam pangkuan Damian lagi.
"Kau, Apakah kau setan? Bagaimana mungkin ada wanita sekuat diri mu?"
"Aku bukan setan. Aku lah pencabut nyawa mu." Ucap Selina sambil menyeringai.
hmm makasih ya Thor karna karya mu sangat bagus dan juga menghibur
bagai mana seorang ayah tega dgn ank sndri menyeret ddlm keaadan buta
bhkn yg mwmbuat buta ya ayah kndg sndri bhkanndgn tega menjual nya hadehh rasakan skrg
ampuuuunn Selina....
aku faham sakitmu, akufaham bencimu akupun faham dendammu tapi aku terkejut dgn tindakanmu Selin sayang, kupikir kita congkel saja mata Selin dan Wira... ternyata yg kau congkel anak haram Visia&Wira
semangat Selin