Dunia Selina tiba-tiba berubah sejak kecelakaan yang Merenggut nyawa Mama nya. Ia bahkan mengalami buta mata setelah kejadian itu. Tidak sampai di sana. Sang Papa menyalahkan nya karena dia lah sang Mama meninggal.
Selina di jual pada seorang Pria. Ibu tiri yang jahat berada di belakang semua itu. Namun tanpa di sadari, ia malah jatuh cinta pada seorang Pria ke-jam yang sudah banyak Merenggut nyawa manusia.
Bagaimana kisah Selina selanjutnya? Semua ada di novel ini. Selamat membaca semua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Hari demi hari dilalui oleh Selina untuk terus saja berlatih. Sementara ia berlatih, ia tidak ingin bertemu dengan Damian terlebih dahulu.
Damian yang kesal karena tidak bisa bertemu dengan istri tercintanya, mencari seseorang yang bisa ia lampiaskan amarahnya.
"Ameng. Aku mau kamu menyentil sedikit, Pria dan juga Wanita yang telah membuat Selina ku menjadi seperti itu."
"Tapi Tuan Damian, bukan kah Nyonya Selina mengatakan supaya Anda tidak menyakiti mereka berdua?"
"Aku tidak menyakiti mereka berdua. Hanya saja, Aku ingin menyentil mereka. Tidak sakit kok, Ameng. Hanya menyentil saja."
"Baiklah. Apa yang harus aku lakukan?"
Damian pun membisikkan sesuatu di telinga Ameng asistennya, yang selama ini begitu sabar menghadapi Tuannya.
Ameng pun sangat setuju dengan ide dari Tuannya tersebut. Jika seperti itu, tidak akan dipermasalahkan oleh Selina nantinya.
Setelah mendapatkan tugas dari Tuannya, Ameng pun langsung bergegas untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuan Damian.
Damian hanya tersenyum karena sebentar lagi ia akan melihat pertunjukan yang sangat bagus.
Walaupun saat ini pertunjukan itu tidak bisa ia saksikan bersama sang Istri tercinta. Namun hal itu sudah membuatnya bahagia karena Istrinya pun akan bahagia jika mengetahui apa yang telah ia rencanakan bersama Ameng.
"Apa yang membuat Anda begitu bahagia Tuan Damian?"
Damian melihat ke arah suara seorang wanita yang saat ini berdiri di depan pintu. Damian yakin sekali jika wanita ini adalah utusan Ibu nya.
"Ada apa?" tanya Damian dengan enggan.
"Aku hanya ingin melihat keadaanmu yang ditinggal seorang Istri."
"Jika kau sudah melihat keadaanku, silakan kau pulang. Entah dari mana asalmu, aku pun tak peduli."
"Damian! Jaga bicaramu! Renita datang bersama Ibu. Ibu kasihan kepadamu yang ditinggal oleh Selina."
"Selina tidak meninggalkan aku, Bu. Ia hanya pergi sebentar untuk pendidikannya. Apa sih masalah Ibu? Aku tidak membutuhkan wanita manapun selain Selina. Jadi tolong, bawa pulang wanita tak jelas asal-usulnya ini."
"Tak jelas asal usulnya? Ia adalah cucu dari sahabat kakekmu. Perlakukan Renita dengan baik. Jangan sampai kakeknya marah nanti."
"Itu bukan urusanku jika kakeknya marah. Siapa suruh cucunya menggatal dan mencoba untuk mencari perhatian laki-laki yang sudah memiliki Istri.
Sungguh tak tahu malu. Bahkan pun mungkin kakeknya akan malu melihat kelakuan cucunya yang tidak bermoral seperti ini."
"Ternyata anda memang begitu tangguh Tuan Damian. Aku tidak menyangka di dunia ini masih ada laki-laki seperti anda yang tetap memegang teguh pendirian."
"Oh tentu saja. Jadi, kau sudah tahu, bukan? Lalu, untuk apa lagi kau ada di sini? Aku, atau kau yang akan pergi?"
"Baiklah. Kami akan pergi." Ucap Wanita yang bernama Renita.
"Ya sudah. Tunggu apalagi? Ya langsung pergi saja. Ngapain lama-lama lagi duduk di situ."
Damian benar-benar mengusir Ibu dan juga Wanita itu dari hadapannya. Ia tidak pernah bercanda dalam hal seperti itu.
Wanita yang bernama Renita meremas bagian samping gaunnya begitu kuat karena sangat kesal. Baru kali ini ia bertemu dengan Pria yang mengabaikannya.
Selama ini, banyak Pria yang begitu mengidolakannya dan berniat untuk melamarnya. Tapi semua Pria-pria itu ia tolak karena ia memiliki rasa kagum terhadap Damian.
Dalam kepalanya itu, ingin rasanya ia mencari cara untuk bisa menaklukkan seorang laki-laki sejati seperti Damian.
Ia bahkan melihat Damian ketika bersanding dengan Selina. Hal itu benar-benar membuatnya sangat iri dan cemburu.
Ketika ia tahu jika saat ini Selina sedang tidak berada di sisi Damian, ia pun mencari cara supaya ia bisa masuk ke kediaman naga kembar milik Damian.
Tapi ternyata, dia tidak bisa mengambil hati Damian begitu cepat. Masih ada wanita buta yang bernama Selina yang menjadi penghalang di antara mereka.
"Damian, kau akan menyesal memperlakukan kami seperti ini."
"Aku akan menyesal jika aku memperlakukan kalian dengan baik. Tolonglah pergi dari sini dan bawa Wanita itu, Ibu. Aku sungguh tidak ingin melihatnya."
Dan akhirnya, Ibunya Damian membawa Renita dari hadapan laki-laki yang sedang merindukan Istrinya itu.
"Maafkan Damian, ya Renita. Anak itu memang seperti itu kelakuannya. Bukan hanya padamu. Tapi aku pun begitu. Entah kenapa ia bisa jatuh cinta dengan wanita buta seperti Selina.
Padahal kau jauh lebih baik dari wanita buta itu. Aku berharap dia ma-ti ketika sedang dalam masa pendidikannya. Supaya ia tidak akan mengganggu Damian lagi."
Renata hanya tersenyum ketika mendengar perkataan dari Ibunya Damian. Dan ia diam-diam pun berharap hal yang sama.
Semoga saja Selina mendapatkan hal yang buruk ketika ia sedang melakukan pendidikannya saat ini.
*****
Di sebuah rumah megah Wira dan Visia, seperti biasa sedang melakukan hubungan mereka yang selama ini tertunda.
Walau seperti apapun mereka bertengkar, tetap saja tempat tidur adalah salah satu cara untuk mereka kembali bersama.
Terdengar suara ponsel dari milik salah satu dari mereka. Dan Wira tidak ingin melihat siapa yang menghubungi nya.
Namun ponsel itu terus saja berbunyi sampai membuat ia kehilangan konsentrasinya.
"Halo, ada apa?"
"Gawat Tuan, pabrik kita terbakar dan semuanya hangus tak bersisa."
"Apa? Bagaimana itu bisa terjadi? Pabrik yang di mana ini?"
"Pabrik utama kita."
"Sia-lan! Hancur sudah usahaku selama ini."
Wira pun langsung mematikan ponselnya setelah mengetahui berita itu. Ia tidak menyangka pabrik utama terbakar. Entah bagaimana ia akan memproduksi produk-produknya jika pabrik itu terbakar.
Dan tidak lama kemudian, ia pun kembali mendapatkan telepon dari salah satu orang-orangnya.
"Ada apa?"
"Pak, tiga kapal pengangkut barang milik kita menghilang di perairan dan tidak ditemukan di manapun. Padahal itu adalah hadiah yang akan kita kirimkan untuk pelanggan setia dan terbesar kita."
"Coba kau periksa lagi di dermaga. Mungkin saja kapal itu telah kembali."
"Tidak, Pak. Kapal itu tidak ada di radar kita. Kapal itu benar-benar menghilang bagai ditelan bumi."
Lagi-lagi Wira harus memijat kepalanya yang benar-benar terasa begitu sakit. Bagaimana mungkin dalam waktu yang bersamaan ia kehilangan pabrik dan juga kapal yang mengangkut barang-barang miliknya.
Bukan hanya dua panggilan telepon itu saja. Ada dua panggilan telepon lagi yang mengatakan jika bisnis mereka gagal total.
Wira benar-benar murka malam itu. dalam sekejap saja setengah dari bisnisnya hancur lebur tak bersisa.
Wira dan juga Visia langsung tahu siapa dalang dari semua itu. mereka langsung bisa menerka jika itu adalah Selina dan juga Damian yang saat ini ingin menghancurkan bisnis mereka.
"Sia-lan kau Selina! Dasar anak durhaka!"
hmm makasih ya Thor karna karya mu sangat bagus dan juga menghibur
bagai mana seorang ayah tega dgn ank sndri menyeret ddlm keaadan buta
bhkn yg mwmbuat buta ya ayah kndg sndri bhkanndgn tega menjual nya hadehh rasakan skrg
ampuuuunn Selina....
aku faham sakitmu, akufaham bencimu akupun faham dendammu tapi aku terkejut dgn tindakanmu Selin sayang, kupikir kita congkel saja mata Selin dan Wira... ternyata yg kau congkel anak haram Visia&Wira
semangat Selin