ini adalah cerita perjalan al yang ingin balas dendam atas kematian ayahnya kepada geng tiger, namun dia harus melakukan hal-hal yang sulit untuk bisa mencapai nya.
karena geng tersebut sangat kuat bahkan yang terkuat di kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Forzy Zy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertemu seseorang
Keesokan harinya ibu al sudah agak baikan, pagi-pagi ia sudah bangun dan memasak untuk sarapan, dia senang karena Al pulang.
"Lo kok ibu masak emang udah enakan," tari terkejut melihat ibunya sedang memasak.
"Udah kok, lagian kemaren mungkin ibu cuma kecapean aja," ujarnya dengan santai.
"Udah Bu biar tari aja yang masak, nanti kalo kakak tau dia pasti marah," tari memperingati ibunya.
"Ibu udah sembuh kok, kamu gak usah khawatir," lanjutnya memasak.
Saat Al bangun dia langsung duduk di meja makan yang sudah ada beberapa makanan yang sudah siap.
"Kakak kok malah santai sih, lihat ibu belum sembuh udah masak kak," tari mengadu.
"Biarin aja, kalo ibu udah masak Brati dia udah enakan," ujar Al sambil menikmati hidangan.
"Aah terserah lah, nanti kalo ada apa-apa tari gak mau tau," tari sedikit kesal karena al.
"Tenang aja tari, ibuk itu udah sembuh kok, udah sekarang kamu makan tuh bareng kakak kamu," kata ibu sambil membawa air putih untuk mereka.
Mereka bertiga menyantap hidangan yang sudah di siapkan oleh ibu, sarapan pagi Al sangat lahap karena sudah lama dia tidak makan masakan ibu nya.
"Kamu mau berapa lama di rumah Al," tanya ibu yang duduk di dekatnya.
"Mungkin sebelum tanggal 25 al harus sudah balik Bu," jawabnya sambil menikmati hidangan.
"Ya ampun cepat sekali al, ibu kan masih kangen," ibu sedikit sedih.
"Al kan masih banyak kerjaan Bu, nanti kalo Al libur pasti pulang kok," jawabnya kepada ibu.
"Kak Bagas juga kemarin pulang cuma 3 hari, sekarang kak Al juga cuma sebentar," sahut tari.
"Katanya kamu mau lanjut kuliah, nanti kalo kakak gak kerja siapa yang mau bayar kuliah kamu," jelas Al supaya tari mengerti.
"Ya sudah tapi kalo kamu ada libur langsung pulang ya Al," ibu mencoba mengerti.
"Iya tenang aja bu," jawab al.
Setelah makan pagi, Al dan tari pergi ke sebuah pasar untuk mengantar tari membeli bahan makanan, karena ibu masih belum fit maka Al yang membantu adiknya.
Mereka berdua naik taxi untuk menuju ke pasar.
"Ooh iya kak, kemarin itu yang nyekap tari siapa sih, itu musuh kakak ya dan kenapa ibu gak boleh tau," tari bertanya soal kejadian yang lalu.
"Enggak itu cuma, orang jahat aja yang gak suka sama kakak," Al mencoba mengalihkan perkataan nya.
"Tapi orang yang bersama kakak juga serem-serem, emang kakak kerja apa sih sama mereka," tari masih terus bertanya karena penasaran.
"Udah lah kamu gak usah pikirin masalah kakak, yang penting kamu belajar yang bener biar enak nanti hidupnya," kata al yang tidak mau menceritakan.
Mereka sampai di depan pasar dan siap untuk membeli kebutuhan yang sudah di tulis dalam kertas, taxi menunggu di depan sampai mereka kembali.
"Eeh kak itu kayaknya orang yang nolongin ibu kemaren deh," tari menunjuk ke arah seseorang wanita.
"Yang baju putih itu," Al memastikan.
"Iya kak," tari.
"Kamu belanja sendiri ya ini uang nya, nanti kakak ke sini lagi," Al bergegas untuk mengejar wanita itu.
"Kakak mau ngapain," teriak tari melihat Al pergi bersama taxi.
"Pak ikuti mobil itu ya," kata Al yang berada dalam mobil taxi.
"Siap mas," supir taxi menuruti perintah.
Mereka mengikuti wanita itu sampai dia menghentikan mobilnya di sebuah taman, wanita tersebut hanya bersama supirnya dan dia duduk di taman dekat danau yang sudah di siapkan alas, ada beberapa makanan juga yang ia bawa.
Supirnya hanya menunggu dari kejauhan sedangkan wanita itu duduk sendiri sambil melihat pemandangan danau.
Al mencoba mendekati wanita tersebut, untuk menyapa nya, namun tiba-tiba dia di hampiri oleh supirnya.
"Woi mau ngapain, saya lihat dari tadi mas nya mencurigakan," ucap supir wanita tersebut.
"Saya cuma mau bicara sama mbak itu pak," Al memberi tahu alasan nya.
"Tidak bisa mas, tolong jangan ganggu dia," supir tersebut menghalangi dan menyuruh Al pergi.
Karena keras kepala terpaksa Al menggunakan kekerasan, dia langsung memukul supir tersebut hingga pingsan, setelah itu dia langsung menuju ke wanita itu.
"Halo kak, sendirian aja boleh gabung," Al memberanikan diri.
"Siapa kamu, jangan macam-macam ya," wanita itu terlihat ketakutan.
"Tenang kak, saya cuma mau bilang terima kasih kok, soalnya udah nolongin ibu aku kemaren," Al to the point.
"Hah," wanita itu berhenti sejenak seolah mengingat sesuatu.
"Oh jadi itu ibu kamu ya," wanita itu mulai ingat.
"Iya bener kak, jadi gua mau terimakasih gitu sama kakak nya, bukan yang aneh-aneh kok," jelasnya.
"Ooh maaf-maaf, soalnya gak tau," wanita itu terlihat tidak enak.
"Boleh duduk kan sekarang," izin Al kepadanya.
"Silahkan, eh emang kamu gak di tahan sama supir aku," tanya wanita itu.
"Eemm, di tahan sih, tapi...? Tapi tadi aku maksa gitu dia pingsan tuh di belakang hehe," Al menunjuk ke arah belakang.
"Astaga kamu apain supir ku," wanita itu sedikit terkejut.
"Gak papa dia cuma pingsan bentar lagi juga bangun," jawab al yang terlihat kaku.
"Ooh gitu ya sukur lah," wanita itu terlihat biasa saja.
"Kamu gak marah, supir kamu aku bikin pingsan," Al penasaran dengan sikap wanita itu.
"Gak kok aman aja," balasnya dengan santai sambil lanjut memakan buah anggur yang ada di dekatnya.
"Ooh iya nama kamu siapa," tanya al kepada nya.
"Nama ku Syakira," jawabnya.
"Kenalin gua eh saya Albar panggil aja Al," Al kembali memberanikan diri.
"Ooh, iya, kalo mau makan aja," Syakira menawarkan.
"Eh kamu, emmm," Al berfikir.
"Kalo susah ngomong nya pake bahasa kamu biasanya aja," ucapnya yang melihat al sedikit canggung.
"Ooh iya-iya, lu ngapain sendirian di sini," Al bertanya kembali.
"Gak sendirian kok, tuh ada supir gua," jawabnya dengan simpel.
"Iya sih maksudnya tujuan nya," Al melanjutkan perkataan nya.
"Cari udara seger aja, bosen di rumah," ujarnya.
"Sekali lagi makasih udah nolong ibu gua," Al masih terlihat canggung, apalagi wanita itu terlihat cuek.
"Santai aja, itu hal biasa," jawabnya tanpa ekspresi.
"Oh iya lu tinggal di mana, kalo boleh tau," Al terus bertanya.
"Lu mau terimakasih apa introgasi sih," ucap nya yang heran dengan al.
"Oh maaf-maaf," Al sambil menggaruk kepalanya.
Setelah itu al bingung mau bicara apa, mereka berdua diam selama beberapa menit, namun wanita itu masih santai seolah menikmati suasana di sana sambil makan anggur.
"Kenapa lu berenti ngomong," Syakira sembari menengok ke arah al.
"Gak papa lagi menikmati suasana aja," alih nya, padahal dia bingung mau bicara apa.
"Ooh, kemaren gua gak liat lu, emang lu kemana," Syakira mulai bertanya.
"Ooh gua baru pulang, soalnya kerja di kota," jawabnya.
"Kerja apaan," Syakira kembali bertanya.
"Biasa lah serabutan gitu hehe," Al sedikit berbohong.
"Makasih ya lu udah bikin supir gua pingsan, jadi gua bisa bebas sekarang," kata Syakira yang berterima kasih.
"Kok gitu," Al merasa heran dengan ucapan nya.
"Soalnya dia itu selalu ngawasin gua gitu, jadi gua gak nyaman dan kalo kemana-mana dia selalu ikut, bokap gua yang nyuruh." Syakira menjelaskan.
"Oh gitu ya, bukan nya enak, ada yang jagain, jadi lu bisa nyuruh-nyuruh dia gitu." Al.
"Itu menurut lu, gak enak tau kemana-mana di ikutin, jadi gak bebas, gua kan bukan anak kecil lagi." Ujarnya yang menjelaskan.
"Iya juga sih, berarti lu orang kaya dong," Al mencoba bertanya.
"Iya bokap gua yang kaya bukan gua," balasnya.
"Wih keren, udah cantik kaya lagi, eeh maksud gua enak gitu jadi anak orang kaya hehe," Al merasa malu dengan perkataan nya.
"Maksudnya enak," Syakira bingung.
"Ya enak aja jadi anak orang kaya, biasa ngapain aja," Al meluruskan perkataan nya.
"Yah begitulah, ada enak nya ada susahnya," jawab Syakira.
TILULIT TILULIT TILULIT....?
"Eh kayaknya adik gua udah selesai nih gua mesti jemput dia," Al saat melihat hp nya.
"Ooh iya, gua minta nomer lu, siapa tau kita bisa ketemu di kota,"Syakira tiba-tiba meminta nomer al.
"Ooh boleh banget," Al langsung menyodorkan nomer yang ada di hp nya.
"Emang lu ngapain di kota," tanya al.
"Lu pikir lu doang yang tinggal di kota," sahut nya.
"Oh iya juga sih, lu kan orang kaya lupa gua," Al meringis.
"Ya udah makasih ya, gua duluan," Al bergegas.
"Iya hati-hati lu," teriak Syakira.
Syakira merasa senang karena bertemu al, belum pernah dia di hampiri seseorang sebelumnya, karena selalu di jaga oleh supirnya yang selain menjadi bodyguard.