"brengsek"-Nagara Rajeski, "jadi selama ini elo cuman jadiin gue selingkuhan ?" tanya nya.
"kenapa ? bukan kah kita sama ?"-Aleta Serarindita. "gue juga cuman selingkuhan elo kan ?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yani Yuranah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kecurigaan rey
Di dalam kamar bernuansa pink putih itu, Aleta dan Renata tengah duduk di lantai, hanya beralas kan karpet merah.
Kedua nya sudah pulang dari siang tadi, dan mereka langsung pulang ke rumah Aleta.
Setelah berdebat cukup panjang dengan gara, karna pria itu ingin pulang bersama Aleta, sedangkan Rena tidak mengijinkan nya.
Rena menatap Aleta yang tengah membalas pesan dari Rey.
"Udah mau cerita sama gue ?" tanya Rena membuat Aleta mendongkak.
"Cerita tentang apa ?" tanya balik leta.
Rena mengumpat dan menjambak rambut leta geram.
"Rena ih, apa sih Lo" sewot leta menggeram sebal.
"Ya maka nya kagak usah sok gak ngerti, buruan cerita sama gue" ucap Rena melotot.
"Iya iyaaa, bawel banget" dumel leta.
"Tapi gue mau nanya dulu, elo di kubu gue apa kubu si Rey ?" tanya Aleta membuat Rena menghela nafas sabar.
"Gue di kubu yang bener menurut gue" jawab Rena mantap.
Aleta manyun kecil mendengar jawaban Rena.
"Gue nggak pernah ada niat sedikit pun selingkuh dari Rey" ucap leta.
"Awal nya kan ?" tanya Rena, membuat leta mengangguk.
"Perasaan nyaman itu datang tiba tiba" lanjut leta, "dari pertama kali gue ketemu sama gara gue kaya langsung tertarik gitu".
Rena mengangguk anggukan kepala nya.
"Terus perasaan elo buat si Rey gimana ?" tanya Rena, "elo masih cinta sama si Rey ?"
"Gue sendiri bingung jawab nya" jawab leta,
"Udah lama elo sama si gara ? kok gue nggak tau" tanya Rena lagi.
Rena mendadak seperti wartawan yang tengah mengintrogasi Aleta.
"Udah mau sebulan sihh" jawab Aleta nyengir kecil.
Renata menghela nafas kasar.
"Kok bisa sihhhh" geram Rena seperti ingin mencakar wajah Aleta, "padahal cowok Lo kurang baik apa coba" lanjut Rena.
"Iyaaa gue tau gue salah" jawab leta, "tapi gue kaya gak bisa nolak pesona si gara, gituu".
"Ya udah lah serah Lo" ucap Rena berdiri dari duduk nya, "gue gak mau ikut campur soal hati Lo".
Aleta manyun mendengar ocehan Rena.
Lalu tiba-tiba ponsel Aleta berdering
Rey is calling
Aleta : iya Rey.
Rey : aku di depan rumah kamu.
Aleta : kok ? Ya udah tunggu.
Rey : hm.
"Kenapa ?" tanya Rena, "cowok Lo kesini?.
Aleta mengangguk.
"Gue samperin dulu ya" jawab leta yang langsung keluar dari dalam kamar nya.
Memang, di rumah leta hanya ada dia juga Renata,
Mama nya lagi keluar dulu, dan ART nya sedang cuti.
Aleta berlari kecil menghampiri pintu utama.
Ceklek
Aleta membuka pintu rumah nya, membuat Rey yang tengah menyender ke mobil nya langsung mendongkak.
Aleta langsung menghampiri Rey yang sedang menunggu nya.
"Kok kesini nggak bilang bilang dulu ?" tanya Aleta saat sudah berdiri di depan Rey.
"Kenapa ?" tanya Rey, "kamu nggak suka ?" ucap Rey membuat Aleta mengerut kan kening.
"Kok kamu ngomong nya gitu ?" tanya balik Aleta.
"Kemarin kamu ke pantai sama siapa ?" tanya Rey tegas,
"Sama Rena, kan aku udah bilang" jawab leta.
Rey terkekeh sinis.
"TERUS KEMARIN SUARA COWOK ITU SUARA SIAPA ?" sentak Rey bertanya, "jelas jelas kamu lagi sama cowok" tambah nya.
Aleta sendiri cukup terkejut, tidak menyangka bahwa Rey akan mempertanyakan nya.
"Itu temen nya si Kenzo, pacar si Rena" jawab Aleta, "kamu boleh nanya langsung orang nya, kalau kamu gak percaya sama aku" jawab leta.
Emang nyata nya, gara teman si Kenzo kan.
"Terus kenapa tiba tiba kamu matiin telpon aku di saat cowok itu manggil kamu ?" tanya Rey lagi penuh selidik.
"Signal disana yang jelek" jawab Aleta masih berusaha sabar.
"Signal" ucap Rey tertawa kecil.
"Kamu gak percaya sama aku ?" tanya leta.
"Nggak" jawab Rey tegas, "ahir ahir ini kamu banyak berubah, tau gak ?"
"Aku berubah apa sihhh ?" tanya leta balik, sambil memegang tangan Rey.
"Aku gak berubah sedikit pun, kamu yang terlalu nething sama aku" ucap leta mengusap lembut tangan Rey.
Rey menghela nafas kasar.
"Kamu bisa janji sama aku" ucap Rey membuat Aleta terpaksa mengangguk.
Rey menangkup kedua pipi leta, lalu Rey mendekat kan wajah nya untuk mencium Aleta.
Aleta menoleh menolak ciuman itu.
"Aku lagi sariawan" ucap leta penuh dusta.
drrt drtt
Ponsel nya tiba tiba berdering membuat Rey langsung melihat nya.
Nagara is calling
"ngapain nelpon segala sih ?" batin Aleta kesal.
Aleta ragu ragu untuk mengangkat nya.
"Kenapa nggak di angkat ?" tanya Rey menatap leta.
"Ya udah biar aku aja yang angkat" ucap Rey merebut kasar ponsel Aleta, membuat Aleta langsung membelalak panik.
"Rey" panggil leta berusaha mengambil ponsel nya lagi, namun Rey menjauh kan nya.
"Hallo" ucap Rey mengangkat telpon Aleta, namun Aleta langsung merebut kembali ponsel nya dari tangan Rey.
"KAMU APAAN SIH ?" sentak Aleta tidak suka, "kamu gak berhak kaya gitu, ini privasi aku" ucap Aleta kesal.
Rey terkekeh sinis, melihat Aleta yang sebegitu marah nya.
"Kamu marah karna aku angkat telpon nya ?" tanya Rey, "emang nya yang barusan nelpon itu siapa nya kamu ?"
"Temen aku" jawab leta tegas,
"KALAU CUMAN TEMEN KENAPA KAMU HARUS MARAH ?" sentak Rey bertanya lagi.
"Terserah" jawab Aleta berbalik badan meninggalkan Rey.
"BRENGSEK" umpat Rey menendang pot bunga di samping nya,
Aleta menjerit kecil mendengar suara pecahan dari pot bunga milik nya.
Rey menatap Aleta yang juga melihat ke arah nya.
"KAMU APAAN SIH ?" sentak Aleta menghampiri Rey lagi.
Namun Rey langsung melengos dan langsung masuk ke dalam mobil nya, meninggalkan Aleta yang menggeram.
Brumm bruum bruum
Rey memainkan gas mobil nya, membuat Aleta menggedor gedor jendela kaca mobil nya.
Bruuumm
Rey pun langsung menginjak gas mobil nya, dan melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi.
"REYYYY" teriak Aleta saat mobil Rey sudah melaju kencang meninggalkan nya.
Rey memegang kuat stir kemudi nya, rahang nya mengeras, dada nya naik turun menahan emosi.
"Brengsek" umpat Rey memukul stir kemudi nya.
"Aleta sialan" gumam nya , "elo nggak bisa main main sama gue".
Aleta menarik nafas kasar, saat mobil Rey sudah hilang dalam pandangan nya.
"Kenapa jadi gini sihh ?" gumam Aleta dengan mata yang berkaca kaca.
Perasaan bersalah menyelimuti hati nya.
Sungguh, Aleta tidak mengingkan hal ini terjadi, ini di luar kendali nya.
Sedangkan Rena, dia melihat semua kejadian itu dari atas balkon kamar Aleta.
Renata Sedari tadi melihat perdebatan Aleta dan Rey.
Aleta mendongkak ke atas, melihat Rena yang berdiri di atas balkon kamar nya.
Lalu Aleta menunduk lagi dan berjalan untuk masuk ke dalam rumah nya.
"ini udah jadi resiko Lo" batin Rena melihat Aleta yang tertunduk.
Rena membuang muka, dan ikut masuk ke dalam kamar aleta.
***
Rey melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi, dia benar benar merasa tersinggung dengan sikap Aleta tadi.
Mobil nya meliuk liuk di jalanan yang cukup padat, suara klakson dari pengendara lain tak di hirau kan nya.
Rahang nya mengeras, sorot mata ya tajam menatap jalanan, namun ada kesedihan juga di balik nya.
Rey menepi kan mobil nya, lalu dia menelungkup kan wajah nya di stir kemudi.
"Elo kenapa sih ta ?" Gumam Rey memukul mukul stir kemudi.
"Apa yang elo sembunyiin dari gue ?" gumam nya bertanya.
"Gue udah percaya banget sama Lo, gue kasih kepercayaan gue buat lo" tambah nya.
"Tapi sekarang, ada yang elo tutupin dari gue. Gue harus apa sekarang".
Rey menatap selembar fhoto yang tergantung , fhoto dirinya dengan Aleta yang tersenyum ceria.
"Gue gak mau curiga sama Lo, tapi sikap Lo sendiri yang bikin gue curiga"
"Plizzzzz, jangan kecewain gue" gumam nya mengelus selembar photo itu.
Lalu Rey kembali melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi.
Dengan perasaan yang tak menentu.
Sungguh, Rey tidak ingin kehilangan Aleta, juga kehilangan cinta nya Aleta.
Rey tidak akan melepaskan nya, apa pun yang terjadi.