NovelToon NovelToon
Cinta Di Ujung Senja

Cinta Di Ujung Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: LaLibra

Di dalam hening dan gelapnya malam, akhirnya Shima mengetahui sebuah rahasia yang akan mengubah seluruh hidupnya bersama Kim

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaLibra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tawaran jadi mantu

Pagi yang cerah, seindah wajah Shima. Semenjak hamil, tubuh Shima terlihat lebih berisi dan auranya bersinar membuatnya semakin cantik. Saat ini, Shima tengah berjalan kaki hendak membeli sarapan di gang depan. Entah mengapa, pagi ini ia menginginkan menu lontong pecel. Ia bergegas ke penjual lontong yang tengah mangkal menggunakan gerobak.

"Mang, pesen satu ya, sayurnya banyakin. Makan sini saja Mang, gak usah di bungkus. " Ujar Shima.

"Siap. Duduk dulu ya Non, Mamang buatkan pesanannya Non. "

Shima tersenyum dan mengangguk.

Penjual tersebut segera membuatkan pesanan Shima. Tak lama berselang, datanglah mobil putih yang kemarin sempat mengantarnya. Mobil tersebut berhenti tepat di depan Shima. Saat kaca mobil diturunkan, tampaklah Bu Sofie tersenyum ke arah Shima.

"Pagi mbak" Sapanya kepada Shima.

"Loh, Ibu.? "

Bu Sofie segera turun dari mobil dan ikut memesan lontong pecel seperti Shima.

"Mbak, Ibu mau ngomong sebentar sama kamu. Kira - kira Mbak mau gak kerja sama Ibu? "

Shima kebingungan dan berfikir sejenak.

"Maaf Bu, tapi aku kerja apa? "

"Kamu kerjanya nanti di butik Ibu. Jadi admin atau mungkin kasir juga bisa. " Jawab Bu Sofie dengan semangat.

"Tapi kenapa?"

"Isss.. Apanya yang kenapa sih Mbak. Anggap saja ini rejeki dedek bayi. Mbak jangan nolak ya. Kamu akan Ibu tempatkan di butik yang di kota ini saja, kan gak terlalu jauh dari sini. Ibu tuh kalau ingat wajah kamu, kaya mirip sama temen Ibu dulu. Tapi sekarang dia entah ada dimana. Masih hidup atau sudah gak ada ya?. Mbak cantik dan masih muda, coba aja mbak kenal sama Ibu dari dulu, udah pasti kamu akan jadi mantu Ibu."

Shima tersenyum tapi dalam hatinya agak sedikit tercubit.

'Memang Ibu benar, siapa juga sekarang yang mau jadi suamiku? Janda sebatang kara gak punya siapa - siapa.'

Menyadari ada yang salah dengan ucapannya, Bu Sofie menatap ke arah Shima.

"Eehh Maaf Maaf.. Maafin Ibu ya Mbak, bukan maksud Ibu seperti itu. Anak Ibu juga duda kok. Emang kamu mau sama anak Ibu yang duda.? Kalau mau, Ibu seneng banget kok punya mantu kaya Mbak. Maksud Ibu kalau kamu kenal sama Ibu dari dulu, kamu gak perlu kesusahan kaya gini. Ibu seneng kalau misal punya mantu baik dan kalem kaya Mbak. Yaa walaupun anak Ibu agak agak yaa" Ucap Bu Sofie sambil terkekeh pelan.

"Ibu jangan langsung judge aku kaya gitu. Hehe. Ibu tahu darimana kalau aku ini baik dan kalem. Ibu kan orang kaya, siapa tahu nanti aku malah habisin harta Ibu gimana?" Tantang Shima.

"Harta Ibu gak bakal habis 7 turunan" Sombongnya.

Keduanya tertawa bersama dan lanjut mengobrol sembari menghabiskan lontong pecel pesanan mereka.

"Ibu kalau mau cari mantu, aku punya temen yang caaantiik banget Bu. Dia juga tinggal di kontrakan sebelah kontrakanku. Kalau Ibu mau, nanti aku kenalkan" Ucap Shima.

"Ihh.. Mbak apa- apaan sih. Ibu kan maunya Mbak bukan temennya" Bu Sofie cemberut.

"Hehehe. Tapi maaf Bu, kayanya aku gak pantes buat anak Ibu. Aku ini sebatang kara gak punya siapa - siapa. Harusnya Ibu cari mantu yang dari kalangan atas juga. Aku ini seorang janda yang di buang suami. Malah sekarang udah mau punya buntut. " Shima terkekeh.

"Mbak terlalu merendah. Mungkin bagi sebagian dari kami malah menginginkan menantu yang sederhana seperti mbak, karena bagi kami harta gak bakal dibawa mati juga."

"Ya udah deh, Shima minta dikit dong Bu hartanya" gurau Shima.

"Jadi mantu Ibu dulu, mau.? "

Keduanya kembali tertawa. Saat mereka asyik bercanda, ponsel Bu Sofie berdering dengan lagu dangdut masa kini. Volumenya yang keras membuat Shima terlonjak kaget.

"Sebentar ya Mbak"

Dalam hati Shima membatin. 'Bu Sofie emang beda' Lalu ia kembali tersenyum.

"Hey, siapa disana? Ada yang bisa dibanting? "

Shima kembali terkekeh mendengar ucapan Bu Sofie kepada si penelepon.

Sedangkan di sebrang sana, Kim memutar bola matanya malas.

"Mah, Kim mau ngomong sama Mamah"

"Apa? "

"Kim cinta sama seseorang. Kalau misal Kim bawa orang itu ke Mamah, Mamah merestui Kim gak? "

"Nggak"

"Loh kok gitu Mah, apa alasannya? "

"Mamah mau jodohin kamu sama kenalan Mamah"

"Lagi? Nggak ya Mah, aku gak mau di jodohin lagi. "

"Emang wanita pilihan kamu sebaik apa? "

"Dia cantik pokoknya, tapii.. "

"Tapi apa? "

"Dia.. Jan.. da"

"Kaya kamu yang masih perjaka aja"

Uhh.. Frontal sekali ucapan Bu Sofie ya pemirsa. Kim hanya menghela nafas panjang.

"Ya udah, nanti kalau ketemu sama orangnya langsung aku ajak ketemu Mamah deh"

"Ha? Wait wait wait. Ada yang salah disini ya saudara. Emang dia sekarang lagi dimana? Janda mana yang menggoda iman kamu? "

"Janda dari kampung Mah. Mamah pokoknya harus kasih restu, aku kan udah pernah ngikutin jodoh Mamah. Yang ada malah aku nikah sama sopirnya" Kesal Kim.

Bu Sofie menggaruk pelipisnya.

"Ya udah deh Kim. Terserah. Mamah matiin dulu ya."

Tiiiiiit

Bu Sofie menghembuskan nafas kasar. Berbeda dengan Shima yang menahan nafasnya.

"Kim"

Nama itu yang membuat Shima agak terkejut. Mungkin itu hanya Kim yang lain. Tidak mungkin kan di dunia yang sangat luas ini, hanya Kim yang Shima kenal saja yang mempunyai nama demikian. Tapi kalau itu memang benar Kim yang sama bagaimana? Ahh.. Pusing juga Shima dibuatnya.

"Habis ini, kita langsung ke butik ya Mbak. Mbak biar bisa kenalan sama temen - temen yang lain. Kalau mbak nanti cocok, mbak bisa langsung kerja besok. Tapi kalau belum cocok juga gak papa" Bu Sofie bertutur lembut pada Shima.

"Shima siap - siap dulu ya Bu. Ibu mau mampir dulu ke kontrakan? "

"Ya iyalah Mbak. Masa Ibu mau duduk disini sama Mamang ini. Bisa timbul fitnah nanti. Kalau berduaan sama Mamang lontong ini, Mbak tau kan yang ketiganya apa? "

"Lontong" Jawab Shima.

Bu Sofie tertawa terbahak. Bisa juga Shima bercanda.

Mereka pun berjalan beriringan menuju kontrakan Shima. Mobil Bu Sofie dititipkan ke mamang lontong, dan jadinya si Mamang berduaan dengan mobil bukan dengan Bu Sofie.

Setelah berjalan tiga menit, sampailah mereka di kontrakan dan ternyata Umi sudah menunggu di depan kontrakan Shima.

"Dari maa...?" Belum selesai bertanya, Umi histeris karena melihat Sofia Artawijaya berjalan beriringan dengan Shima.

"Aaahh.. Sofia Artawijaya? Ini beneran Bu Sofia? " Umi histeris.

Bu Sofie tersenyum ramah dan menjabat tangan Umi.

"Iya, saya Sofia" Ucap Bu Sofie.

"Waaahh.. saya pengen banget beli gaun rancangan Bu Sofia, nanti kalau menikah bolehkan saya dibuatkan khusus?" Mata Umi berbinar.

"Tentu saja, asal sesuai dengan harga dan tidak minta diskon" Kelakar Bu Sofie.

Mereka tertawa bersama namun Shima hanya melongo menatap interaksi antara Umi kepada Bu Sofie.

"Silakan masuk dan silakan duduk Bu. Sebentar ya, saya tinggal ke belakang" Pamit Shima.

"Oh.. Iya Mbak. Terima kasih ya. "

Umi pun ikut duduk menemani Bu Sofie mengobrol. Umi pun bertanya - tanya, bagaimana bisa temannya Shima kenal dengan seorang pengusaha hebat seperti Sofia Artawijaya.

1
shabiraalea
🌹untukmu kak
LaLibra: terima kasih kakak sayang 🥰
total 1 replies
LaLibra
Bagus, seperti kisah nyata
LaLibra
Hayuk komen yang banyak dong guys!
Blush✨☃️
Jleb!
LaLibra: /Heart/
total 1 replies
Celty Sturluson
Aku jadi pengen jadi tokoh di cerita ini!
LaLibra: 🥰
terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!