NovelToon NovelToon
Kamu Bukan Figuran

Kamu Bukan Figuran

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Sudah Terbit / Cintapertama / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:38.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

[Lanjutan dari novel "Aku hanya Figuran"]

Awalnya kupikir Kamu hanyalah gadis biasa-biasa saja. Namun mata polosmu mengalihkan semuanya. Aku tak bisa berpaling. Timbul ketertarikan untuk mengenalmu lebih dalam lagi. Hingga akhirnya Aku sadar, Aku telah jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesonamu.

Hei Khansa Aulia, Yohan Alexander menyukaimu. Sadarkah Kau dengan hal itu? (Yohan Alexander)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[POV Alex] Ch 30 - Amarah di Dada

Tubuhku gemetar, menahan amarah yang melanda. Kuremat kertas itu, seolah-olah sedang meremat pengirimnya. Dadaku panas. Ada kobaran amarah yang ingin kulepas. Hantaman emosi begitu memuncak di kepala. Ingin rasanya aku menghabisinya saat ini juga!!

Aku sudah bisa menebak siapa pemberi cincin itu!! Dia adalah si bed*bah br*ngsek!! Mantan Khansa yang tak tahu diri!!

Perasaan gelap ini melebihi rasa ketika melihat Aaron dan Diana bersama. Andaikan b*debah itu berada di depanku, mungkin aku tidak akan bisa mengontrol emosi!! Aku benar-benar ingin menghajarnya saat ini juga!!

Berani-beraninya pria itu memberi Khansaku cincin?! Berani-beraninya dia berharap Khansa akan kembali kepadanya?! Berani-beraninya dia akan mengambil Khansa dariku?!

Khansa tidak akan pernah kemana-mana!! Dia akan tetap di sisiku!! Menjadi milikku! Tak ada seorang pun yang bisa mengambil Khansa dariku!! Br*ngsek!!

Aku berusaha mengatur napas dan emosiku yang membumbung tinggi. Menarik napas dalam-dalam, menghembuskan secara perlahan. Cara yang diajarkan Diana ketika logika tak lagi kurasa.

Kamar ini membuatku pengap. Aku butuh udara segar untuk mendinginkan otakku yang mendidih. Kubuka pintu penghubung ke balkon, dan berdiri di sana sembari menyesap rokok kuat-kuat.

Pikiranku berkelana. Aku benar-benar marah pada si br*ngsek, namun pertanyaan paling mendasar yang ingin kutanyakan, mengapa Khansa masih menyimpan cincin dari mantannya? Apa wanita itu masih memiliki perasaan terhadapnya? Apa Khansa masih berharap kembali padanya? Apa Khansa masih mencintainya?!

"****!!" Memikirkan hal itu membuat hatiku sakit. Dadaku terasa nyeri. Penglihatanku mulai buram. Pertanda adanya cairan yang menunjukkan kelemahan. Aku benci diriku yang lemah seperti ini!!

Harus dengan apa aku membuat Khansa mau menerimaku? Mau membalas cintaku? Apakah sikapku selama ini, penyatuan tubuh kita dan kehadiran Alkha tidak mempengaruhi perasaannya? Sebesar itukah perasaannya untuk si br*ngsek?!

Lama aku berdiam di balkon sembari berpikir. Aku berada di kesimpulan, aku tetap akan membuat Khansa di sisiku, seperti apapun perasaan wanita itu terhadap si br*ngsek. Aku tahu pemikiran ini sangat egois. Tapi aku tidak bisa melepaskan Khansa begitu saja. Mau perasaan wanita itu untuk siapapun, yang berhak berada di samping Khansa hanyalah aku. Yang berhak membuatnya bahagia adalah aku. Bukan orang lain!!

Orang lain mungkin berpikir, aku adalah seorang suami tiran, egois dan mau menang sendiri. Tapi bila berhubungan dengan Khansa, aku rela menjadi sosok seperti itu. Ya, aku sejahat itu!!

Aku membuang puntung ke tujuh ke bak sampah dan kembali ke kamar. Sebelum mendekati Khansa, aku masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Berharap bau asap rokok menghilang dari tubuhku. Setelah itu, aku berbaring di sisi istriku.

Khansa tertidur dengan sangat lelap. Wajahnya terlihat sangat tenang. Tidak ada kerutan kegelisahan di mimik wajahnya.

Berapa kali aku menatap wajahnya ketika tertidur seperti ini? Aku tak pernah puas maupun bosan untuk melakukannya. Menatapnya ketika sedang tertidur menjadi kebiasaan yang tak bisa kuhilangkan. Aku bisa sepuasnya menunjukkan kelemahanku, ketakutan, kecengenganku, tanpa Khansa mengetahuinya. Kali ini pun demikian.

"Apa kamu masih mencintainya? Apa kamu masih berharap kembali bersamanya? Apa aku dan Alkha benar-benar tidak ada artinya untukmu? Tapi sayang... Maafkan keegoisanku. Seberapa besar pun perasaanmu untuknya, aku tetap tidak bisa melepasmu..." Aku merengkuh tubuh Khansa hingga bergelung di dadaku. Memeluknya dan menciumi keningnya.

"Eeeemmmm..." Khansa bergerak gelisah, tampak tidak suka tidurnya terganggu. Aku kembali mengecupi keningnya sembari menepuk-nepuk punggungnya, berusaha menenangkan. Lambat laun napas Khansa kembali terdengar teratur, pertanda wanita itu kembali tertidur.

Aku mengambil ponsel Khansa dan membukanya. Memeriksa setiap history panggilan keluar masuk, chat, daftar kontak, galery, bahkan aplikasinya. Mencoba mencari tahu hubungan mereka. Namun aku tidak menemukannya. Khansa tidak menyimpan nomornya. Harapan kecil tumbuh di dada. Setidaknya, mereka sudah tidak berkomunikasi lagi. Namun aku tidak boleh berpuas diri. Aku tetap harus menunjukkan posisiku sebagai pemilik Khansa yang sebenarnya!

Sepertinya rencana untuk kunjungan ke cabang-cabang wilayah kerja Jatim harus kupercepat, terutama cabang Surabaya. Aku tidak bisa berdiam diri seperti ini.

Bila Khansa memutuskan untuk menyimpan cincin itu, maka aku akan mengembalikannya. Aku harus membuat garis yang jelas mengenai posisiku. Agar br*ngsek-br*ngsek tidak tahu diri itu sadar akan posisinya. Aku tidak perlu ijin Khansa untuk melakukan hal itu, karena aku pemilik Khansa sebenarnya!!

***

"Katanya baru lusa kunjungan cabangnya Mas? Kenapa jadi maju hari ini?"

"Ya. Ada beberapa hal yang harus kuurus. Cepat siap-siap ya." Khansa tampak cemberut. Mungkin dia belum puas berada di kota itu seperti janjiku sebelumnya.

Aku mempacking barangku yang tak seberapa. Kemudian membantu Khansa mempacking barang-barangnya. Hari masih pagi ketika kami memutuskan untuk check out dari hotel itu.

Aku memanggil supir keluarga dan menyuruhnya untuk mengantar kami ke cabang-cabang di Jatim. Sebenarnya kunjunganku cukup banyak, namun karena insiden cincin, aku memutuskan memangkas beberapa cabang sehingga menyisakan dua cabang saja yang akan kukunjungi.

Di sepanjang perjalanan, aku memangku Khansa sembari menciuminya. Wanita itu kembali tertidur. Melihatnya berada di dekapanku seperti ini membuatku semakin yakin, bahwa dia adalah milikku.

Aku mengeluarkan cincin dari saku celana. Menatap kotak beludru berwarna merah. Kemudian, aku meraih tangan Khansa dan menyusuri jemarinya. Tangan Khansa tampak polos. Tidak ada perhiasan apapun yang dipakainya. Seharusnya aku mengisi jemarinya dengan cincin pernikahan. Namun karena pernikahan yang tergesa-gesa, aku tidak memikirkan hal kecil seperti itu.

"Maaf ya sayang, aku sungguh tidak peka. Sepulangnya dari sini, aku akan mengisi semua jari-jarimu dengan cincin dariku. Terima kasih karena tidak pernah memakai cincin darinya. Aku beranggapan, bahwa kamu masih bahagia hidup denganku. Aku harap, kedepannya kita bertiga akan lebih bahagia." Aku kembali mengecupi jari-jari itu. Berharap Khansa bisa merasakan perasaanku.

***

Kunjungan cabang itu akan menjadi tugas terakhirku sebagai GH. Tapi sepertinya akan ditutup dengan tidak sempurna. Selesai mengunjungi cabang Prob*linggo, aku memutuskan langsung ke Surabaya.

Semakin mendekati cabang itu, emosiku menjadi semakin tidak stabil. Keberadaan cincin di saku celana terasa sangat mengganjal.

Tidak ada yang perlu ku inspeksi pada cabang Surabaya. Pertumbuhan cabang itu di sisi bisnis lebih baik dibanding cabang lainnya. Kepergianku kali ini murni hanya untuk menemui si br*ngsek. Semakin cepat aku mengembalikan cincinnya, akan semakin baik.

"Sudah sampai Den."

"Terima kasih Pak." Aku menoleh pada Khansa. Menepuk lengannya dengan lembut. "Ayo masuk." ucapku berbasa-basi.

"Nggak Mas... Aku di sini saja..." Syukurlah Khansa tidak ikut. Setidaknya Khansa tidak akan melihat apa yang akan kulakukan nantinya.

***

Happy Reading 🤗

Q&A :

Nitijen : ErKa, kok gantung banget sih?? Up yang banyak dong. Cepet selesain POVnya Alex. Udah penasaran ama Khansa yang pingsan nih 😣

Aqoh : Hehe, maaf ya kalo suka gantung chapternya. Cuman mampu update 1k kalo hari kerja gini. Jadi tiap dapat 1k kata, langsung aku terbangin. Masalah POV Alex ya? Iya, emang mau cepet-cepet diselesain kok. Doakan moodnya bagus. Kali aja minggu-minggu ini POV Alexnya end, terus novelnya juga end deh, hahahaha 😂😂😂.

Kalau mood nulisnya bagus, ide lancar, mungkin... ini mungkin ya... hanya kemungkinan, mungkin pertengahan bulan depan novel ini akan tamat 😂

Sekian capcus nggak pentingnya, terima gajih 😚🤗

1
Rima
bagus ceritanya
Siti Rohaniah
keren
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
ceritanya bagus banget❤️
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
part yang paling ku suka, sudah baca berkali kali tapi tetap aja candu🥰🤣🤣🤣🤣
Siti solikah
keren
Siti solikah
sedang enak enaknya ada yang ganggu
Siti solikah
semoga keduanya selalu bahagia
Siti solikah
aku suka novelnya sangat bagus,udah baca berkali kali tetap suka
Shee
astaghfirullah masih ja beneran pake 10 cincin ya Allah, dari yang baca terharu akhir bab ngakak😂😂😂😂😂
Shee
udah ke dua kali baca novel ini, setiap baca adegan ini q ketawa ngakak setiap jawaban alex tangan khansa polos mau di isi dengn 10 cincin. itu alex mau ngelamar apa mau jualan cincin😂😂😂😂
BukanOrang
akhirnya rasa penasaran ku terjawab,telur gulung.wkwk😭🤣
Wiwin Dc
itulah gunanya kata KOMUNIKASI, Lex. Pen ku toyor palamu.

anw, aku dari 2025 yah. kangen Alkha.
Dede Inda
ampun " gregettt
Renova Simanjuntak
jd,,khansa. g jdi punya anak 4??🤭nih
Renova Simanjuntak
yaaa,,elahhh..nge gantungggg lagiii🤔🤦‍♀
Nayy
10 jari di isi cincin semua thor wes koyo' rentenir 🤣🤣🤣
Zhynta Kurnia
novel nya bgus di baca berulang kali ga bosan bahkan membekas di otak..
tapi ada yg lucu..
pov nya tukang telur gulungg/Facepalm//Facepalm/..
ada² aja yg nulis novel ini..
ampe nasib telor gulung pun di tulis.
Niswa
aku meleleh bang🫠
Niswa
untuk kesekian kalinya baca lagi. Back again yuhuuu
Erni Marselina
Berkalikali mengulang membaca karyamu ini tor,tp ketika nyampe disini Pasti NGAKAK🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!