“Semua saudara Oliver lelaki. Aku tak percaya jika gadis manis itu dititipkan pada pria.” — Arline Franklin
“Aku juga lelaki. Kau pikir aku ini wanita?!” — Arthur Franklin
Arthur Franklin. Pria dingin dan misterius itu sangat mencintai 3 hal dalam hidupnya. Pekerjaan, wanita dan alkohol. Sayangnya, Arline yang merupakan kakak kandungnya menitipkan anak tirinya, Hailey Owen kepada Arthur, si pria pecinta wanita.
Akankah gadis manis itu tetap aman saat berada di bawah pengawasan dan penjagaan Arthur? Atau … Hailey malah menjadi mangsa, seperti wanita lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Dicampakkan Gadis Kecil
..."Jadi ... setelah kau menikmati tubuhku, sekarang kau mencampakkanku? Begitu?" — Arthur Franklin...
Enam hari berlalu.
Hari ini, tepatnya hari Jumat, di mana hari terakhir Arthur bekerja sebelum menyambut akhir pekan.
Ting!
Ada sebuah pesan masuk.
^^^"Bagaimana kabarmu?"^^^
Ada sebuah pesan yang Arthur terima dari Isabella, wanita yang merupakan teman kelasnya saat kuliah dulu. Mereka jarang berkomunikasi. Namun, saat wanita itu menghubunginya, tentu saja karena wanita itu sedang membutuhkan teman tidur. Pasalnya, sejak dulu mereka merupakan Friend with Benefit. Apalagi kalau bukan urusan kasur?
"Putus lagi?" Tanya Arthur singkat sambil menaikkan alisnya. Bibirnya melengkung ke bawah seolah-olah itu bukan urusannya. Yang penting nafsunya tersalurkan.
^^^"Yes. Kali ini dia selingkuh dariku."^^^
Arthur menatap layar ponselnya dengan wajah datar. Kemudian ia membatin, "namanya juga pria. Kalau bukan bajingan, ya botti."
"Ke apartemenku malam ini."
^^^"Okay. See you there 💓"^^^
Arthur meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Kemudian ia meraih beberapa berkas belum selesai ia baca.
Drttt. Drttt. Drttt.
Arthur melirik ponselnya.
Arline.
Arthur tak menggubrisnya. Ia tetap sibuk dengan cinta pertamanya, yaitu pekerjaan.
Drttt. Drttt. Drttt.
Sampai lima kali panggilan itu tak ia gubris, Arline pun menyerah menghubungi adiknya itu.
Ting!
^^^"Hailey sakit."^^^
Drttt.
Belum sedetik Arline menghubungi adiknya kembali, pria dingin itu langsung mengangkat ponselnya. Pria dengan kemeja biru langit it bangkit dari kursi kerjanya, kemudian meraih kunci mobil dan jas dengan cekatan. Lalu ia pergi meninggalkan laptopnya yang masih menyala.
^^^"AKHIRNYA KAU MENGANGKAT PANGGILANKU ARTHUR!"^^^
^^^"INI YANG AKU TAKUTKAN!"^^^
^^^"BAGAIMANA KALAU AKU MATI NANTI, SEPERTINYA KAU TAK PEDULI!"^^^
"Di mana dia?" Tanya Arthur tanpa menggubris ocehan kakaknya itu. Pria itu melangkahkan kakinya dengan cepat tanpa mempedulikan tatap mata seluruh karyawan yang ada.
Hari ini, Arthur mencetak sejarah. Selama 5 tahun pria itu menjalankan perusahaannya, selama 5 tahun itu juga ia tak pernah keluar dari kantor jika masih jam operasional.
Ekspresi wajah Arthur saat ini benar-benar terlihat pucat dan kacau! Ini adalah sejarah kedua di mata para karyawan yang sudah lama berada di kantor itu. Pria dengan wajah datar itu ternyata bisa panik juga?!
"Di apartemen."
^^^"Saat Oliver menghubunginya tadi, dia mengangkat sebentar dan mengeluhkan rasa sakit."^^^
^^^"Kami menjadi khawatir. Pasalnya hampir 1 minggu kami tak bisa menghubunginya."^^^
^^^"Tapi ... saat dia menjawab panggilan, suaranya terdengar lemah."^^^
"Baiklah. Aku ke sana sekarang."
Arthur pun mengakhiri panggilannya dengan Arline. Pria dengan perawakan dominan dan tegas itu melajukan Porsche 918 Spyder kesayangannya dengan kecepatan tinggi. Namun kecepatan tinggi itu tak yang melebihi batas aturan di jalanan. Pasalnya, jika ia melebih batas, bisa-bisa menambah masalah karena harus berurusan dengan polisi yang mengawasi jalanan.
Setibanya di parkiran, Arthur bergegas menaiki lift dan masuk ke apartemen.
Mata biru yang dingin itu mendadak membulat saat pintu apartemen di buka. Hailey terlihat jatuh di atas lantai karena pingsan. Entah sejak kapan gadis itu pingsan, yang jelas saat ini ia harus segera membawa gadis itu ke rumah sakit.
"Hailey!"
"Hei!"
Arthur sedikit mengguncang tubuh gadis itu sebelum ia membopong gadis itu. Tak ada reaksi yang ia terima, ia pun bergegas membopong tubuh gadis itu untuk bergegas ke rumah sakit.
...🌸...
Kepanikan tak berakhir walaupun saat ini Hailey sudah ditangani oleh dokter. Pria itu berjalan bolak balik seperti setrika panas. Ia melepaskan dua kancing kemeja atasnya. Kemudian ia lipat lengan kemejanya sebatas bawah siku.
"Dokter," panggil Arthur saat seorang pria paruh baya selesai mengecek kondisi gadis itu.
"Dia hanya kekurangan cairan tubuh dan sempat demam tinggi. Habiskan saja satu botol cairan infus, dan dia bisa kembali pulang," papar dokter tersebut sambil menepuk pelan bahu Arthur.
Dokter tersebut pergi sambil tersenyum. Digantikan oleh seorang perawat yang datang sambil membawa peralatan infus yang akan dipasangkan ke tangan Hailey.
...🌸...
"Ugh ...." Hailey meringis sakit sambil memegang kepalanya. Ada rasa pusing yang menguasai kepalanya saat itu. Pandangannya yang sempat berkunang-kunang, kini berangsur pulih.
"Kebanyakan main, sampai-sampai pingsan," celetuk Arthur dengan suara dingin dan penuh kekesalan.
Arthur yang sejak tadi duduk menunggu Hailey sadar, begitu melihat gadis itu sudah siuman, bukannya mengeluarkan kata-kata yang baik. Pria itu malah membuat Hailey sakit hati dengan ucapannya?
"Main?" Hailey menatap nanar ke arah Arthur sambil mengerutkan keningnya.
"Ck! Tidak usah berpura-pura polos!" Arthur berdecak sebal. Ia berspekulasi bahwa gadis itu menganggap ia tak mengerti apa-apa. Tapi gadis itu salah, dia lah yang paling berpengalaman di sini.
"Memangnya kau tak makan sebelum bercinta? Sampai-sampai—"
"Omong kosong apa yang sedang Uncle bicarakan?" Sela Hailey kembali kesal dengan pria tua itu.
Arthur menangkap rasa kesal gadis itu padanya. Ia melihat kedua mata gadis itu bengkak. Tapi ia sedikitpun tak berfikir bahwa mata bengkak itu karena kebanyakan menangis. Ia malah berfikir bahwa mata bengkak itu efek sakit dan tubuh yang kekurangan cairan?
"Kalau Uncle ingin membuatku kesal, sebaiknya Uncle pulang." Hailey membuang pandangannya ke arah yang berbeda dari tempat Arthur duduk.
"Ah ... aku sudah memikirkan ini," Hailey kembali melihat ke arah Arthur. "Mulai detik ini, kau bukan lagi Uncle-ku."
"Kita tak memiliki hubungan darah dan, sebaiknya kita tak perlu bertemu lagi," imbuhnya dingin.
Mendengarkan ucapan gadis itu, Arthur mendadak terkekeh kesal. Ia memijat dahinya yang tak sakit, namun dibuat pusing oleh gadis itu. Gadis itu benar-benar berhasil membuat seorang Arthur Franklin menjadi berantakan.
"Jadi ... setelah kau menikmati tubuhku, sekarang kau mencampakkanku? Begitu?" Tanya Arthur sengit.
Tentu saja ucapan yang Arthur katakan itu membuat beberapa perawat yang sedang lalu lalang di ruang UGD itu mendadak tercengang. Hailey menatap Arthur dengan mata yang sempurna bulat. Ia tak menyangka pria itu akan mengatakan hal memalukan itu di tempat umum?!
"Hei ... kau membuatku malu tahu!" Sergah Hailey sembari memicingkan matanya ke arah Arthur. Ia mengatakan dengan suara yang perlahan namun penuh penekanan.
Gadis manis itu menatap sekeliling dari atas ranjang pasien yang sedang ia tempati. "Mereka akan menganggap aku gadis nakal dan gila karena sudah mempermainkan pria tua sepertimu!"
"Apa? Pria tua?!" Arthur mengerutkan keningnya menatap Hailey dengan tatapan tak percaya.
Arthur bangun dari duduknya sambil menunjukkan tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Bahkan ia memegang otot di lengannya untuk ia tunjukkan pada Hailey. "Hei! Lihatlah! Aku ini masih muda dan baru berusia 31 tahun."
"Ya. Usia yang tua buat gadis yang berusia 19 tahun sepertiku!"
"Ck! Kau benar-benar Hailey," geram Arthur menghela nafas kesal sambil mengepalkan tinjunya.
...🌸...
...🌸...
...🌸...
...Bersambung .......
😀😀😀❤❤❤❤
buaya dikadalin..
❤❤❤❤❤❤❤
daripada dutusuk dari belakang...
dan kenapa Arthur yang cuek bisa penarasan dengan Hailey krna itu tentang kau Hailey...perempuan yg sebenarnya Arthur cintai