King Gabriel'S Girl

Sementara ditempat lain, di ruang rawat pasien Rumah Sakit Tirta, seorang gadis yang sudah berbaring di ranjang rumah sakit selama dua minggu lebih belum juga terbangun dari tidur panjang nya. Tubuh yang dibantu dengan alat - alat medis itu masih sama belum menunjukkan tanda - tanda kehidupan.

Saquenna Arabella, gadis cupu yang sering menjadi bahan bullying disekolah nya. Namun jangan salah walaupun umurnya baru 14 tahun Arabella sudah akan lulus di tahun ini di bangku SMP. Hebat? Tentu saja dia orang yang pintar oleh karena itu dirinya bisa lompat kelas.

Sifatnya yang pendiam atau introvert, kutu buku, serta Penampilannya yang cupu atau terlalu kuno membuat dirinya tak mempunyai teman sekalipun. Dia dijauhi oleh teman - teman di sekolahnya karena menurut mereka dia orang miskin dan orang aneh.

Tapi bagi Saquenna itu semua sudah biasa dan tak masalah karena baginya dia hanya datang ke sekolah untuk mencari ilmu bukan mencari teman ataupun pacar.

Cacian, hinaan, luka itulah makanan sehari - hari yang dia dapati di sekolah, tak jarang jika dia pulang sekolah larut malam dengan alasan kerja kelompok agar bundanya tak khawatir.

Saquenna sudah dua minggu lebih berbaring di ranjang rumah sakit akibat di dorong dari tangga oleh siswa yang membully nya.

Hingga saat ini dia masih menutup matanya sejak dia selesai melakukan ujian, alhasil dia tidak mengikuti acara perpisahan di sekolahnya yang di adakan satu minggu yang lalu.

Bundanya, Vania Salsabila selalu menemani sang anak yang berbaring di rumah sakit setiap hari tanpa lelah, hatinya menangis melihat anaknya diperlakukan tak baik di sekolahnya bahkan sang guru pun ikut menutup matanya.

Melawan?

Ingin sekali dia melakukan pembelaan pada sang anak, namun dirinya terlalu takut untuk melakukannya. Dirinya sadar dia hanya orang miskin yang jauh berbanding balik dengan mereka.

Makanya saat dirinya tahu anak nya di bully dia hanya diam namun di dalam hati dia terus menahan amarahnya, mungkin lain waktu dia bisa membalaskan perbuatan mereka pada anaknya.

"Eugh..."

Mata yang semula tertutup sapat tanpa kehidupan kini mulai terbuka dengan pelan, mengerjap beberapa kali hingga mata nya terbuka dengan sempurna.

Matanya mengedar menatap sekeliling ruangan yang tampak asing, tak ada seorang pun selain dirinya, "Gue dimana?" lirihnya.

"Rumah sakit?" menyergit heran,

"Stt, sakit" ringis nya menahan nyeri di sekujur badan nya, rasanya seperti tertimpa kucing~ bercanda,

Ceklek,

Pintu ruangan dibuka, dia langsung menoleh dengan menyergitkan dahinya saat orang itu masuk ke dalam.

"Astaga sayang kamu udah bangun nak, " wanita paruh baya itu mendekat ke ranjang pasien dengan wajah gembira.

"Hah? Maaf tante siapa yah??"

"Sayang? Kamu lupa sama bunda nak? Ini bunda nak"

"Hah bunda? Ah maaf tante sepertinya tante salah masuk ruang rawat deh, dan lagi bunda saya orang nya jelek nggak cantik, mungkin ruang anak tante di sebelah?"

"Ngak bunda ngak salah masuk nak, tunggu sebentar bunda panggil dokter dulu!"

Setelah perginya wanita paruh baya itu, dia mengelengkan kepalanya yang terasa sakit.

"Siapa sih tante - tante itu? Emang iya dia bunda? Tunggu BUNDA!?? Gue nggak punya bunda njir, yakali emak gue berubah jadi glowing mulus mana cantik bet kek bidadari turun dari langit lagi??"

"Dok, tolong periksa kondisi anak saya dok, dia nggak tau siapa saya dok!"

"Baik, anda tenang dulu"

"Maaf nona, apa nona mengingat nama anda sendiri??"

"Tentu saja nama saya ad—.."

"Kok gue susah nyebut nama gue sendiri!?? Ada apa ini? Nggak mungkin kan gue struk??" batin nya.

"Maaf nona bisa di ulangi lagi?"

"Nama saya itu ..."

"Kenapa lidah gue rasanya kaku?? Suara gue hilang saat sebut nama gue?? Ada apa ini!!" batin nya gelisah.

"Nona tidak mengingat nama anda sendiri?"

Reflek dia langsung mengelengkan kepalanya dengan ekspresi cengonya, "Nggak - nggak ini bukan gue yang gerakin kepala gue! Ini gerak sendiri!! Pasti ada setan disini iya pasti ada!!" batin nya histeris,

"Bagaimana dok? Anak saya baik - baik saja kan dok??"

"Huft, sepertinya ini bukan—"