Season 2 dari Novel "Anak Genius Milik Sang Milliarder"
Rachel dan Ronand telah beranjak remaja, kini usianya sudah menginjak 17 tahun. Rachel yang tak ingin selalu dibandingkan dengan kejeniusan Ronand, memilih untuk menyembunyikan identitasnya sebagai saudara dan orang kaya.
Semua siswa di sekolahnya, tidak ada yang mengetahui jika Rachel dan Ronand adalah saudara kembar. Justru mereka dirumorkan sebagai pasangan kekasih karena beberapa kali terlihat dekat.
Akankah keduanya berhasil menyembunyikan identitas mereka sampai lulus sekolah? Atau semua rencana itu gagal, seiring dengan kisah percintaan mereka yang terjadi di sekolah itu?
Temukan jawabannya hanya di NovelToon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerdik
"Kemana itu cewek dan si bocil? Cepat sekali mereka larinya," ucap orang-orang yang berniat menculik Rachel.
"Nggak mungkin mereka lari secepat ini. Pasti mereka sembunyi di sekitar rumah warga sini," ucap temannya yang tak percaya bahwa Rachel bisa berlari cepat sambil menggendong Mika.
Para penculik yang terdiri dari empat orang itu berusaha mencari keberadaan Rachel dan Mika. Mereka kehilangan jejak keduanya karena Rachel memilih masuk gang-gang sempit. Sungguh sangat cerdik itu cara perempuan untuk kabur. Bahkan orang-orang Papa Fabio dan Julian juga kehilangan jejak.
"Ternyata dia tak semudah yang kita bayangkan. Walaupun kelihatan polos dan lemah, tapi akalnya cerdik." ucap salah satu penculik sambil menghela nafasnya kasar. Ia tampak frustasi karena penculikannya kali ini sedikit rumit.
"Makanya jangan suka meremehkan. Pasti sekarang kita jadi susah nangkap itu cewek. Udah tahu ada yang incar, pasti dia akan lebih berhati-hati. Bisa jadi malah dia lapor polisi," ucap temannya yang sedikit khawatir jika Rachel akan lapor polisi.
"Terus gimana ini? Ternyata ini target kita licin kaya belut. Masa menangkap cewek gitu aja nggak bisa? Hilang dong 30 juta,"
"Kita pasti bisa menangkap ini cewek. Ayo kita nyebar, jangan cari bareng-bareng begini. Lama ketemunya,"
Semuanya pun menyebar ke segala arah agar segera menemukan Rachel dan Mika yang tengah bersembunyi. Walaupun terus menggerutu karena ternyata target mereka tak semudah itu untuk ditangkap. Namun mereka takkan menyerah demi harga diri dan uang 30 juta yang telah diterima.
"Awas aja kalau ketemu, aku jadikan mereka sambal geprek." gumam penculik itu dengan tatapan tajamnya mencoba mencari dimana Rachel bersembunyi.
***
Hmmppp...
Huh... Huh...
Onty boncel, Mika bica mati kehabican napas ini.
Mika menggerutu karena mulutnya dibekap oleh tangan besar Rachel. Pasalnya mereka tengah bersembunyi dan Rachel tak mau keduanya ketahuan oleh penculik. Oleh karena itu, Rachel langsung membekap mulut dari Mika. Apalagi sedari tadi Mika terus berteriak karena ketakutan.
"Makanya diam. Dari tadi teriak-teriak terus. Mau kamu Onty kasihkan ke Om-Om jelek itu?" ucap Rachel dengan sedikit ancaman.
"Ya ndak maulah. Macak Mika yang tantik ini halus hidup cama Om-Om jelek. Mana ndak punya duit itu Om-Om," ucap Mika dengan raut wajah kesalnya.
"Makanya diam. Onty nggak bisa berantem sama cowok begitu. Bisanya jambak-jambakan sama cewek, lebih tepatnya sama pelakor." ucap Rachel yang jujur bahwa dia tak berani jika melawan orang-orang besar yang badannya seperti bodyguard.
"Campai kapan ini kita cembunyi, Onty? Mika lapal dan haus," rengek Mika yang kini menyandarkan kepalanya pada bahu Rachel.
"Tuh ada air kran, mau?" tanya Rachel membuat Mika memelototkan matanya.
"Cembalangan Onty ini. Yang benal caja dong," protes Mika namun tak dipedulikan oleh Rachel.
Mereka tengah bersembunyi di belakang rumah warga. Lebih tepatnya sumur milik warga untuk bersembunyi dari para penculik itu. Rachel yakin jika tempatnya ini takkan bisa diketahui oleh para penculik itu.
"Kalian ngapain di rumah saya?" seru seorang wanita paruh baya yang ternyata pemilik rumah yang dijadikan Rachel dan Mika tempat bersembunyi. Wanita paruh baya itu terkejut karena melihat ada orang yang tengah bersembunyi di dekat sumur.
"Ibu, maaf kami sedang sembunyi di sini. Ada preman yang mau culik kami," ucap Rachel dengan memasang wajah memelasnya.
"Ha? Penculik? Mana penculiknya? Sini biar Ibu kerahkan Ibu-Ibu kampung buat melawannya," ucap wanita paruh baya bernama Ibu Laili dengan menggebu-gebu.
"Di..."
Itu cewek dan bocilnya,
Belum sempat Rachel menjawab pertanyaan dari Ibu Laili, salah satu penculik sudah melihat keberadaan Rachel dan Mika. Keduanya tentu saja terkejut dan panik. Sedangkan Ibu Laili langsung melemparkan panci, piring, dan segala macam yang ada di dekat sumur agar penculik itu menjauh.
Tolong...
Itu penculiknya...
Ibu-Ibu, tolongin kami.
Byurrr...
Bugh... Bugh...
Prang...
Ampun,
Dugh...
Rasain, makanya jangan culik perempuan dan anak kecil.
Panas...
Aaaa...
Ibu-Ibu, ada yang mau culik orang nih.
Mana?
Serbu...
Ampun... Ampun...
Hahaha...
Lanjutkan, Bu.
Hahaha...
Mendengar teriakan salah satu warga, para tetangga berdatangan. Mereka terkejut melihat Ibu Laili berusaha melawan empat orang laki-laki. Mereka pun membantu, bahkan Rachel juga mengambil air sabun dan menyiramkannya tepat pada wajah para penculik itu.
Ehemm...
Onty...
Siap-siap kabul lagi kita,
1... 2...
Greppp...
Aaaaa...
Hmmpp...
"Diam Achel, Mika..."
Huft...
Mendengar suara yang mereka kenal, keduanya langsung menghela nafasnya lega. Mereka sudah berteriak ingin minta tolong namun mulut keduanya dibekap oleh seseorang itu. Dia adalah Ronand yang berhasil menemukan keberadaan Rachel dan Mika.
Abang, kita mau diculik.
Makanya kalau dibilangin sama Mama tuh nurut, bandel sih.
"Onty boncel itu yang acal main bawa Mika. Jadina Mika ya nulut caja lho," ucap Mika membela dirinya dan menyalahkan Rachel yang membawanya.
"Kamunya yang tadi suruh Onty bawa mobil buat balapan ya. Tapi kita nggak ada mobil, ya pakai motor." ucap Rachel tak terima.
Perdebatan keduanya di saat yang tak tepat itu membuat Ronand frustasi. Ronand sampai mengacak rambutnya kasar karena pusing mendengar perdebatan mereka. Ronand segera membawa Mika ke dalam gendongannya dan sebelah tangan menggandeng Rachel.
"Ayo pulang," ajak Ronand pada Rachel.
"Sebentar, Abang. Penculiknya masih digebukin sama emak-emak," ucap Rachel sambil menggelengkan kepalanya. Ia juga menunjuk pada para penculik yang sudah basah dan babak belur karena ulah Ibu-Ibu.
"Udah nggak papa. Nanti biar diurus sama Papa dan orang-orangnya,"
"Lagian mereka udah bonyok sama Ibu-Ibu itu," ucap Ronand.
Terlihat para penculik itu hanya pasrah saja dihajar oleh Ibu-Ibu kampung sini. Ada yang memukulnya pakai panci, disiram pakai air bekas cucian piring dan saus juga. Sungguh hal itu membuat Rachel sangat senang karena melihat pertunjukkan bagus.
"Abang, kasih uang masing-masing 5 juta buat Ibu-Ibu itu sebagai ucapan terimakasih." seru Rachel saat melihat Julian datang bersama orang-orangnya.
"Ya, nanti biar Abang yang urus."
Selalu saja begini, setiap mengucapkan terimakasih harus Ronand yang menanggung. Padahal ini ulah Rachel yang ceroboh, main asal bawa Mika. Setelah Julian memeriksa keadaan Rachel dan Mika, dia segera memeriksa para penculik itu. Ia takkan melepaskannya untuk masuk penjara karena belum tahu dalang yang sebenarnya.
Terimakasih, Ibu-Ibu.
Sudah bantu kami lepas dari para penculik itu,
Lain kali hati-hati, Nak. Apalagi bawa anak kecil. Sekarang banyak kejahatan,
Siap, Bu. Kalau Achel nggak lupa,
Hehehehe...
lanjut thor...
SEKALIAN UNDANG SON HOREG PUNYA OM BREWOK MIKAAAA...
JANGAN LUPA NENEK GAYUNG DI AJAK HOBAAAAHHH💃💃💃💃💃💃