NovelToon NovelToon
Kesalahan Fatal

Kesalahan Fatal

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: veli2004

Desya yang terlahir dari keluarga sederhana ia dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang lelaki yang dimana lelaki itu inti dari permasalahannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon veli2004, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelayan baru

Tak terasa waktu telah begitu cepat, di pagi harinya aku terbangun tepatnya di jam enam pagi sangat pagi.

Dingin sangat terasa di tubuhku, aku bangkit dari tempat tidurku. Mataku tertuju kepada pintu kamar yang masih terkunci sesaat kemudian kuputar kembali pandanganku ke arah lemari.

Aku berjalan dengan rambut yang masih berantakan serta pakaian yang sudah tak karuan, ku ambil test pack itu lalu ku tutup kembali lemari.

Dengan tangan gemetar aku masuk kedalam kamar mandi, sebelum dari itu aku celingak-celinguk walaupun tak ada seseorang di kamarku selain aku sendiri.

Beberapa menit kemudian, ku duduk kembali di atas kasur untuk melihat hasilnya dengan perasaan yang tak karuan serta detak jantung yang cepat aku melihat test pack itu dengan tangan yang gemetar.

Saat ku lihat kembali aku langsung membuang test pack itu ke lantai, mataku tertuju kepada test pack itu.

"Nggak mungkin kan? " gumamku dalam kesendirian.

Aku bangkit dari tempat ku lalu berjalan kembali untuk mengecek test pack itu lagi, ku ambil lalu ku perhatikan 'positif '.

Dengan secepat mungkin test pack itu aku sembunyikan di bawah bajuku lagi. Fikiranku melayang-layang seperti tak menyangka namun ini semua sudah terjadi.

"Aku takut" gumamku, tanganku gemetar.

Cklekkk....

Pintu kamarku terbuka seketika itu seorang lelaki dengan memakai jas hitam serta dasi berwarna hitam masuk kedalam kamarku.

Tatapan Evan sangat dingin kepadaku, dia saat ini sudah sangat rapih sekali. Pandangannya selalu tertuju kepadaku yang terduduk sambil memegang kepala.

"Kenapa? " Tanya nya.

Aku menggelengkan kepala agar ia tak curiga kepadaku, kehamilan itu Evan tidak boleh tau karena mungkin saja anak yang dalam kandunganku bisa menjadi malapetaka bagi diriku sendiri mengingat betapa kejamnya Evan saat menyiksa ku.

Aku belum berani untuk memulai berkata apapun lebih dahulu, kalau aku salah bicara mungkin saja nanti akibatnya fatal bagi tubuh dan jiwaku.

"Segera mandi karena nanti akan datang pelayan baru, kau yang akan mengurusnya" ucap Evan lalu keluar dari kamarku.

Bagaimana bisa aku melupakan dia yang telah menjadi suamiku, bahkan wajahnya seakan-akan menghantui fikiranku. Wajah tampan nya itu membuat semua wanita ingin memilikinya membuatku takut dengan sesuatu.

Apa kelak nanti dia tidak akan menerima anak yang ada di kandungan ini, karena aku tau jelas bagaimana sifat Evan yang keras kepala yang selalu aneh kepadaku sampai saat ini dia masih begitu.

Ketakutan ini menghantuiku apalagi sekarang dengan kehamilan ku bagaimana aku bisa mengatakan kepadanya walaupun dia adalah suamiku sendiri.

Aku hanya diam saja, tak berani untuk menyanggah perintah nya juga.

Melihat Evan sudah tak terlihat dari kamarku aku segera bergegas untuk menuju toilet.

"Sialan, kenapa jadi begini sih keadaannya. Nambah beban saja" Ucapku kesal.

Kepalaku seakan-akan seperti mau pecah sekarang dengan semua fikiran yang terus berkecamuk, fikiran yang membuatku seperti orang gila.

Aku membuka kran shower dengan perlahan sampai airnya sudah benar- benar keluar kemudian aku melepas pakaian yang digunakan dan lalu memegang perut bagian bawahku yang belum bertanda kembang.

”Apa aku gugurkan saja kandungan ini? ” Batinku bertanya-tanya.

Aku hanya menikmati saja hawa panas dari shower yang membuatku menjadi sedikit lebih santai.

Segera saja aku mengambil sabun dan membersihkan seluruh tubuhku hingga sangat bersih dari semua kotoran serta keringat.

Aku melepas shower lalu ku renggangkan setiap anggota tubuhku agar terasa lebih rileks kembali , aku mengambil handuk untuk keringkan tubuhku.

Dengan mengenakan baju putih panjang kemudian aku mengacak-acak sedikit rambutku lalu aku melihat ke cermin untuk mengusap wajahku agar tampak lebih segar.

"Apa-apa harus aku, dasar!! " Umpat ku.

Beberapa jam setelah mandi, akhirnya aku selesai dengan memakai baju elegan serta memakai beberapa perhiasan seperti kalung, anting, serta gelang emas dan tak lupa memakai make-up.

"Nyonya" Teriak salah seorang wanita didepan pintu kamarku.

Dengan wajah yang kesal aku membuka pintu kamar itu dengan kencang, seketika seorang pelayan wanita tengah berdiri didepan pintu.

"Ada apa? " Tanyaku dengan tatapan yang tajam.

Seakan takut dengan tatapan tajamku, wanita tersebut hanya mampu menunduk kepala dan tak berani untuk bicara.

"Ada apa? " Tanyaku sekali lagi.

Ia tampak ragu untuk bicara, sampai beberapa saat kemudian ia kembali mengangkat kepalanya lalu melihat kearahku.

"T-Tuan Evan menyuruh saya untuk memanggil anda, Nyonya" Jawabnya.

"Baik kalau begitu saya akan segera turun" ucapku berlalu pergi dari hadapan wanita itu.

Langkah kakiku sangat cepat, sementara wanita itu tengah mengikuti dibelakangku dengan langkah pelan.

Langsung saja aku menuju keruangan kerja Evan.

Ceklek....

Pintu ruangan itu ku buka dengan pelan, terlihat Evan tengah sibuk dengan kerjaannya dan juga banyak sekali berkas-berkas diatas mejanya.

"Ada apa? " Tanyaku tanpa basa-basi.

"Kemarilah" sahutnya.

Seketika itu aku berjalan kearahnya, aku ingin sekali lari dari hadapan lelaki sialan ini namun tak bisa kehidupanku sekarang ia yang tanggung, menyebalkan.

Tiba-tiba saja tangannya menarikku hingga tubuhku jatuh ke pangkuannya, pandangannya sangat dingin menatapku.

Tangannya meraih leherku, aku terkejut dengan apa yang ia lakukan. Dia mengecup bibirku dengan lembut.

"Wangi sekali" ucapnya.

Lalu dia turun lagi ke bagian leherku dan mengecupnya, rasanya sangat geli sekali.

Tangannya tidak bisa diam sama sekali, tangan itu turun dan meraba kedalam bajuku. Aku bisa merasakan dengan jelas rasa geli yang tak tertahankan.

"Arghhh".

Aku mengerang kesakitan, dengan sekuat tenaga ku dorong tubuh Evan agar menjauh dari tubuhku.

" Kenapa? " Tanya Evan.

”Dia menindis perutku dengan tangannya! dia masih bertanya kenapa? ” Umpat ku dalam hati.

Wajahku sangat kesal, aku lalu turun dari pangkuannya lalu meninggalkan lelaki itu sendiri di ruangannya tanpa memikirkan apa yang akan terjadi pada dia, apakah dia marah apa tidak sekarang itu terserah dia.

"Sialan sakit sekali" gumamku kesal.

Aku berjalan menuju sofa dan menuang air putih ke dalam gelas lalu meminumnya.

"Cepatlah membuat sarapan, aku sudah lapar! " teriakku kepada semua pelayan yang terlihat sibuk di dapur.

"Baik Nyonya" sahut mereka semua.

Beberapa jam saja menunggu namun pelayan baru yang di maksud Evan belum kunjung datang. Rasanya aku penasaran siapa pelayan itu dan mengapa sudah banyak sekali pelayan tetapi ada lagi dan ada lagi.

" Dia menampung pelayan sebanyak ini, apa nggak kasihan sama uangnya" gumamku heran.

Bukan hanya pelayan namun ada juga beberapa orang kepercayaannya dan juga beberapa penjaga untuk rumah besar ini.

"Sialan" umpat ku kesal.

Semua orang dirumah ini sangat sibuk, berlalu lalang didepanku sementara aku hanya duduk saja sembari menatap mereka semua.

1
Menteng Jaya
masih lanjut kan thor
vell: iya msih
total 1 replies
Menteng Jaya
thor lanjutin dong kebiasaan deh berhenti ditengah jln
Menteng Jaya
kenapa didalam rumah evan ga ada satupun yg ngobrol sama sya sih thor?.
♥\†JOCY†/♥
Terima kasih telah membuat kami terhibur dengan cerita yang luar biasa ini. Semoga terus sukses 🙏
Matsuri :v
Cerita seru banget, gak bisa dijelasin!
Myōjin Yahiko
Sempat lupa waktu sampai lupa mandi, duh padahal butuh banget idung dipapah😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!