Shanum adalah seorang gadis desa yang di besarkan di keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai seorang OB di sebuah perusahaan terbesar di kota Metropolitan. Karena kecerdasan yang di miliki Shanum ia selalu mendapatkan beasiswa hingga ke Perguruan Tinggi. Namun sayang semua yang ia dapat tidaklah cuma-cuma. Di balik Beasiswa yang di dapat Shanum ternyata ada niat terselubung dari sang Donatur. Yaitu ingin menjodohkan sang Putra dengan Shanum padahal Putranya sudah memiliki Istri. Apakah Shanum bersiap menerima perjodohan itu! Dan Apakah Shanum akan bahagia jika dia di poligami??? Ikuti terus ceritanya.... Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Shanum sudah mendapatkan apa yang di butuhkannya. Lalu menarik satu persatu koper tersebut masuk ke dalam kamar. Dibukanya koper miliknya lalu ia masuk kembali ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan sekalian wudhu. Waktu zuhur yang sebentar lagi habis membuatnya tidak perlu berlama-lama membersihkan diri.
Usai sholat, Shanum lalu memakai cadarnya kembali. Shanum bingung bagaimana caranya hendak membangunkan Bisma, karena tampaknya beliau lelah sekali.
Tapi karena waktunya sudah mepet sekali akhirnya Shanum pun nekat membangunkan Bisma, ia tidak perduli jika nantinya Bisma akan marah padanya karena telah mengusik tidurnya. Yang penting ia telah melakukan kewajibannya.
"Mas, bangun. Sholat dulu, ini waktu zuhurnya sudah hampir habis." ucap Shanum pelan. Tapi Bisma tetap tak kunjung bangun. Ragu-ragu Shanum hendak menyentuh lengan Bisma. Tapi ia mengurungkan niatnya. "Aku, khawatir pasti Mas Bisma gak akan suka. Dan akan marah jika aku menyentuhnya." ia merasa bingung bagaimana cara membangunkannya.
"Aku, tau." ucap Shanum, akhirnya setelah beberapa saat berfikir.
Ia kemudian mengambil guling lalu menggunakannya untuk membangun kan Bisma.
"Sebentar lagi Umi, aku masih ngantuk. Ucap Bisma dengan mata yang masih terpejam.
Karena Shanum yang masih terus saja membangunkannya, akhirnya Bisma pun menarik guling yang Shanum gunakan untuk membangunkannya.
Shanum yang kehilangan keseimbangan karena Bisma menarik guling secara tiba-tiba, dan cukup kuat membuat Shanum pun ikut tertarik, dan terbawa serta lalu terperangkap dalam pelukan Bisma.
Shanum yang terkejut dengan reflek ia langsung menarik diri dari pelukan Bisma. Tapi tenaga Bisma terlalu kuat dan tentu tidak sebanding dengan dirinya.
"Ya ampun, Mas Bisma pasti mengira yang membangunkan dirinya adalah Umi. Bagaimana jika ia terbangun dan melihatku berada di dekatnya seperti ini!!!! Pasti dia akan sangat marah." gumam Shanum dalam hati.
Ia semakin berusaha untuk lepas dari pelukan Bisma, namun dengan hati-hati. Tapi karena Shanum yang terus saja bergerak meski pun hati-hati. Lama-lama pergerakannya membuat Bisma merasa terganggu.
Dengan perlahan, Bisma membuka matanya. Betapa terkejutnya ia, kala menyadari dirinya tengah memeluk erat guling beserta Shanum. Kini mata keduanya saling terpaku. Mata indah dan bulu mata lentik milik Shanum yang menatapnya terkejut membuat Bisma terpesona.
Setelah bebrapa saat, Bisma tersadar, lalu mendorong tubuh Shanum. Dari pelukannya. Ia khawatir Shanum mendengar degup jantungnya. Yang berpacu dengan cepat.
"Apa yang, kamu lakukan Shanum? Berani sekali kamu memanfaat keadaan saya yang tengah tidur. Dengan membuat saya memelukmu!!! Apa kamu melakukan ini sengaja ingin mendekati saya dan menggoda saya." bentuknya dan menunjukan kearah Shanum yang telah kembali berdiri.
"Maaf, bukan seperti itu!!! Aku hanya ingin membangunkan Mas Bisma untuk sholat zuhur karena waktunya hampir habis. Jadi aku membangunkan Mas Bisma dengan guling ini tapi tiba-tiba Mas Bisma menarik guling ini dan...... " belum sempat Shanum meneruskan ucapannya sudah di potong oleh Bisma.
"Diam, kamu pasti hanya beralasan saja untuk membela diri." sergah Bisma yang memotong pembicaraan Shanum.
"Setelah mengatakan itu, Bisma menggeser tubuhnya untuk bangkit lalu duduk. Shanum yang mengerti kalau Bisma hendak turun dan menuju ke kursi rodanya. Ia berinisiatif mendekatkan kursi rodanya ke arah ranjang.
"Biar aku bantu kak!!! "
"Tidak usah, saya bisa sendiri!" tegas Bisma. Ia pun segera beralih ke kursi roda dan menuju ke kamar mandi.
Sebenarnya dalam hati Bisma, ia pun menyadari kalau dirinya pasti yang menarik guling lalu membuat Shanum tidak sengaja ikut terseret. Tapi ia terlalu gengsi untuk mengakuinya. Ia merasa itu akan menurunkan harga dirinya di hadapan Shanum. Karena itu ia menyalahkan Shanum atas apa yang terjadi.
Shanum menatap tubuh tegap sang suami hingga menghilang di balik pintu
"Huhhhh. Gimana kalo sampai Mas Bisma tau bahwa dia pernah memelukku saat tidur. Pasti itu akan membuatnya lebih murka lagi, dan menyalahkan ku." gumam Shanum.
Saat Bisma di kamar mandi, Shanum pun menyiapkan perlengkapan sholat untuk sang suami. Mulai dari Baju kok, sarung hingga sajadah.
Saat Bisma sedang melaksanakan sholat. Shanum pun mengambil air wudhu kembali, karena tadi sempat batal. Sambil menunggu waktu azan Asar berkumandang Shanum pun membaca Alquran dengan suaranya yang merdu mendayu-dayu.
Bisma yang baru selesai sholat cukup terpana mendengar suara Shanum. "Ternyata, suaranya bagus juga." Bisma membatin.
Tak lama kemudian, azan asar pun berkumandang, Shanum mengakhiri membaca Alquran. Kemudian ia mengajak Bisma Sholat berjamaah.
"Ayo, Mas kita sholat berjamaah. Mas juga pasti belum batalkan. " Ajak Shanum.
"Hmmm," jawab Bisma singkat.
Inilah kali pertama Bisma menjadi imam Shanum selama mereka menikah. Bahagianya hati Shanum bisa berjamaah dengan sang suami. Dengan khusuk keduanya menjalankan ibadah sholat ashar. Ayat demi ayat bacaan sholat Bisma lantunkan dengan suara yang merdu, membuat hati Shanum bergetar.
Selesai Sholat Shanum meraih tangan sang suami dan menciumnya dengan takzim. Bisma yang di perlakukan seperti itu mersa bergetar hatinya. Pasalnya selama ia menikah dengan Stefani, sekali pun ia tidak pernah melakukan sholat berjamaah. Karena setiap kali Bisma mengajaknya sholat, selalu saja ada alasan Stefani menolaknya.
"Kemaslah pakaian mu di lemari yang kosong itu." perintah Bisma.
Shanum mengangguk. "Iya, Mas." ia pun melangkah menuju ke ruang ganti yang ada di kamar tersebut. Di sana terlihat ada beberapa lemari yang menjulang tinggi dan berjejer-jejer. Dan juga terdapat etalase untuk wadah aksesoris milik Bisma.
Shanum pun membuka salah satu lemari yang ada di ruangan tersebut. Dan betapa terkejutnya Shanum, melihat isi di dalam lemari tersebut sudah penuh dengan baju gamis yang sesuai dengan ukuran tubuh Shanum. Dan tidak lupa hijab panjang beserta niqab.
"MasyaAllah, ini baju siapa? Kenapa banyak sekali. Shanum memilah-milah baju tersebut satu persatu.
Setelah puas melihat baju-baju tersebut, Shanum pun menyusun baju yang ia bawa ke dalam lemari tersebut.
"Kenapa, lama sekali kamu di ruangan itu? Apa saja yang kamu lakukan disana. Jangan sampai kamu mengusik barang-barang saya, karena saya paling tidak suka, barang-barang saya di sentuh orang lain." tegur Bisma saat melihat shanum keluar dari ruangan tersebut.
Shanum hanya menunduk, sambil berkata, "saya tidak melakukan apapun kok Mas, saya hanya menyusun baju-baju saya ke dalam lemar saja." ucap Shanum pelan.
"Tapi apakah harus selama itu," ucap Bisma yang enggan menerima alasan dari Shanum.
"Maaf, Mas." hanya itu yang bisa Shanum ucapkan.