Tepat pada saat acara pesta, Rachel Victoria tidak sengaja melakukan ONS bersama pria yang begitu ia hindari, Leonardo.
Karena satu malam itu, sekaligus menghindari perjodohan orang tuanya, Rachel dan Leon melakukan perjanjian pernikahan selama 80 hari.
Akankah perjanjian pernikahan bisa membawa cinta dalam hati masing-masing?
Note!!!
(Season dua dari cerita : Menikahi Ceo Dingin) Sebaiknya baca S1nya terlebih dahulu🥰🥰
Follow ig : @dsifaadian_
Tik-tok : @dsifaaadian_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30.
Leon terpaksa menuruti perintah Rachel untuk tidur disofa. Namun tengah malam, Leon merasa pinggangnya mulai tidak nyaman, bahkan ia masih merasakan kedinginan meskipun sudah memakai selimut.
Pria itu membuka matanya, dari tadi terus membolak-balik badan karena tidak bisa tidur nyenyak.
Ia melihat kearah ranjang, dimana Rachel tidur nyaman meringkuk dibalik selimut tebal.
"Kenapa aku ingin sekali pindah tidur disampingnya? Bahkan selimut saja tidak bisa menghangatkan tubuhku!" Gerutu Leon sambil mengusap wajahnya.
Leon besok harus kerja, ia tidak ingin datang kegrup Noir dengan wajah kusut dan tubuh sakit-sakitan.
Pria itu langsung menyibak selimutnya lalu berjalan menuju ranjang. Tidak perduli Rachel yang mual atau marah melihatnya tidur seranjang.
Leon langsung menyibak selimut disisi Rachel yang kosong lalu merebahkan tubuhnya disana dengan nyaman.
Tidak hanya tidur biasa, bahkan aroma manis dari parfum Rachel membuatnya mendekat apalagi membuatnya semakin nyaman.
Pagi-pagi sekali, Rachel sudah merasakan sesak yang menghimpit badannya, membuatnya mual dan tidak bisa bergerak.
Wanita itu berusaha menggeliat untuk bisa melepaskan diri dari belenggu yang menghimpitnya.
"Benda apa ini? Kenapa aku sesak sekali! Perasaan semalam aku tidur sendiri!" Gerutu Rachel.
akhirnya ia bisa melepaskan diri dari Leon, Rachel mengerutkan keningnya karena kaget ada sosok Leon diatas ranjang.
"Bukankah semalam dia tidur disofa?" Rachel tidak habis fikir, pasti Leon menyelinap keranjang saat ia tidur pulas.
Tidak bisa memikirkan Leon sekarang, Rachel merasakan mual karena melihat wajah pria itu, bahkan aroma parfumnya yang khas bangun tidur.
Rachel langsung turun dari ranjang dan berlari kekamar mandi. Mendengar suara air mengalir, Leon membuka matanya.
ia tidak merasakan guling bernyawa yang semalam dihimpit, justru sekarang kosong dan hanya terdengar suara keran air yang mengalir.
"Ada apa lagi dengan wanita aneh itu?" Gumamnya heran.
Dengan muka bantalnya, Leon langsung bergegas bangun dan turun dari ranjang menyusul Rachel kekamar mandi.
Pria itu berdiri dibelakang Rachel, lalu tiba-tiba memijat pelan pundak istrinya.
Rachel terperanjat kaget karena tiba-tiba ada sentuhan dipundaknya. "Kau mengagetkanku!" Pekiknya.
Melihat rupa wajah Leon dicermin, Rachel justru merasakan mual lagi.
"Uweekkk... Uweekk..." Tidak ada apa-apa yang keluar, tapi melihat Leon Rachel seperti mencium aroma busuk.
"Menjauhlah dariku, Leon. Kau membuatku mual!" Ucap Rachel dengan kesal.
Leon semakin bingung, ia pikir setelah bangun tidur sikap aneh Rachel semalam hilang. Tapi ternyata tidak, malah semakin parah.
"Leon, kau mendengarkanku kan? Keluar dari sini! Aku muak melihatmu!" Gerutu Rachel.
Leon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia mengikuti instruksi Rachel untuk mundur. Namun Rachel masih merasakan mual, alhasil pria itu akhirnya keluar dari kamar mandi dengan kening mengkerut.
Rachel juga bingung dengan dirinya. Ia menyiram air wastafel kewajahnya beberapa kali, lalu menyapunya menggunakan telapak tangan.
Kedua tangannya bertumpu diatas wastafel sambil menatap cermin.
"Aku merasa ada yang aneh denganku! Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya!"
Rachel memutuskan untuk mandi sekalian. Sepertinya nanti dia akan menghubungi Violet dan curhat.
Sedangkan diluar, Leon mendapatkan telepon dari Kiyara.
"Ada apa lagi, Kiyara?" Tanya Leon dengan dingin.
'Leon, kenapa kau tidak menemaniku? Aku kesepian disini!' Suara lemah Kiyara terdengar.
Leon menghela nafasnya. Ia memang tidak berminat menemani Kiyara.
Sekarang saja ia sudah pusing karena sikap Rachel, sekarang Kiyara mau menambahi beban fikirannya.
"Aku sibuk, Kiyara! Ada dokter dan perawat yang menjagamu!" Sahut Leon.
'Aku tidak mau tau, Leon. Kalau nanti kau tidak datang, aku akan memaksa pulang meskipun dokter melarangku! Aku juga tidak akan makan dan minum obat!' Ancam Kiyara.
Kiyara tau, dengan cara itu ia bisa membuat Leon datang kerumah sakit.
Benar sekali, Leon nampak berfikir dan khawatir dengan Kiyara karena wanita itu selalu menjalankan apa yang ia katakan.
Ancaman Kiyara bukanlah main-main!
"Oke! Nanti aku akan datang!" Sahut Leon pada akhirnya.
.....
Setelah menyelesaikan sambungan teleponnya bersama Leon, Kiyara tentu saja bahagia karena dengan ancaman kecil, Leon bersedia datang kerumah sakit.
Kiyara tidak akan menyerah mendapatkan Leon kembali. Ia akan menggunakan cara apapun supaya Leon kembali jatuh kepelukannya.
"Kamu memang ditakdirkan untukku, Leon! Hanya untukku! Tidak ada siapapun yang akan bisa merebut hatimu, karena hati dan cintamu hanya milikku!" Gumam Kiyara sambil memeluk ponselnya.
Disisi lain, Rachel keluar dari kamar mandi dengan wajah segar diselimuti handuk yang melilit sebatas paha dan dadanya.
Ketika keluar, ia melihat Leon duduk ditepi ranjang. Rachel langsung menutup hidungnya dengan tangan sambil satu tangannya lain menahan handuknya yang minim.
Pria yang baru saja selesai bertukar suara dengan Kiyara itu menengadahkan kepalanya, ketika mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.
Seketika, Leon menelan salivanya susah payah karena melihat penampilan wanita yang berstatus sebagai istri kontraknya, dari ujung kepala yang basah bagian rambut, hingga ujung kaki dan tubuh yang terlihat sexy dengan lekukan tubuh yang profesional layaknya model kelas atas.
Leon tidak pernah menyangka, Rachel memiliki bentuk tubuh yang ideal dan berisi dibagian tertentu. Pertama ia melihat seutuhnya saat malam itu, apalagi ia belum bisa melupakan, dan sekarang, Leon merasa ada sesuatu yang tidak beres sebagai pria normal.
Begitu menyadari tatapan tidak mengenakkan dari Leon, Rachel langsung ngacir masuk keruang walk in closet dan menutup pintunya hingga bersuara.
"Sialan! Apa dia sengaja?" Gerutu Leon. Pria itu langsung masuk kedalam kamar mandi, karena harus menuntaskan sesuatu yang membuatnya akan uring-uringan jika tidak segera diselesaikan.
.....
Rachel sudah rapi dan duduk didepan meja rias. Sementara Leon sedang memakai ikat pinggang serta disusul dasi dan aksesoris lainnya.
"Oh ya, hari ini aku bisa kerumahnya Violet? Sepertinya dia akan segera melahirkan!" Ucap Rachel.
Leon menghentikan sejenak memakai jam tangannya, ketika mendengar ucapan Rachel yang sepertinya minta diantar, karena Rachel tidak bisa pergi sendiri.
Leon teringat janjinya pada Kiyara bahwa ia akan datang dan menemani wanita itu dirumah sakit.
"Bagaimana kalau besok saja?"
Rachel langsung membalik badannya. "Kenapa? Sekarang dan besok sama saja kan? Aku hanya minta dintar, karena ibumu tidak akan mengizinkanku pergi sendiri! Setelah itu kau bisa pergi kerja dan jemput aku nanti siang!" Sahut Rachel, ia juga harus menahan diri karena melihat wajah Leon.
Leon terdiam. Justru diam nya membuat Rachel curiga dengan mata menyipit.
"Kau mau mengunjungi Kiyara?" Tanya Rachel.
Leon langsung menatap istrinya dengan hati yang tidak enak. ia tidak ingin Rachel salah paham!
Tebakan Rachel sepertinya benar! Wanita itu seakan bisa meraba hati dan membaca fikiran suaminya!
"Pergilah kalau kau ingin mengunjungi Kiyara! Aku tidak ingin menghalangi langkahmu, sebentar lagi kita akan bercerai!"