Seorang Gadis manja bernama Alena baru saja di usir oleh orang tuanya, mereka meminta agar anaknya bisa hidup mandiri dalam waktu tiga bulan. Namun tidak disangka semua ini sudah direncanakan oleh seorang CEO muda, yang ternyata sudah menyukai Alena sedari kecil namun tidak diketahuinya.
Bagaimana rencana selanjutnya sang CEO untuk mendapatkan hati gadis manja ini? ikutin terus up terbaru novel ini ya💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Lastari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkunjung kerumah kakek
Hadiah 100 miliarku, aku datang. ~Alena
🍒
•Masih dengan perasaan malu yang dirasakan Alena karena terlalu percaya diri akan di cium oleh sang CEO dingin itu.
" Ba baiklah aku akan kesana." Jawabnya dengan tingkah gugup.
Alena lalu memilih jalan kearah bawah tangan seokjin karena posisinya sedang dikunci diatasnya.
Kepala pelayan baru saja datang dan melihat kejadian barusan, dia merasa takut karena tidak menjaga nyonya rumah dengan baik.
"Kuncilah kamar ini dengan baik, jangan sampai ada yang masuk. Terutama istriku." Tegas seokjin
"Baik tuan. Nyonya mungkin tadi lupa, sekarang akan saya kunci. " Jawabnya ketakutan
Dia lalu melemparkan kunci itu pada kepala pelayan yang sedang menunduk. Entah ada sesuatu apa yang ada di dalam kamar itu, sehingga seokjin tidak mengizinkan siapapun masuk kesana.
//
Karena waktu sudah larut malam, Alena memutuskan untuk tidur dengan cepat karena hari ini dia sangat kelelahan.
Apalagi karena tadi siang dia berkelahi dengan para anak buah sela di hotel itu, rasanya tulang tulangnya seakan remuk sekarang.
Alena hanya tidur menggunakan sebuah lingerie berwarna pink muda, leher sampai dadanya terekspos dengan jelas.
Lalu tiba tiba, dari arah pintu seokjin masuk kekamarnya. Dia bahkan tidak tahu, kalau seokjin mempunyai akses masuk keruangan manapun dirumah itu.
Seokjin lalu perlahan mendekati Alena yang sedang tertidur, dia menelan salivanya susah karena melihat kondisi Alena dengan baju terbuka.
Seokjin lalu berniat untuk memakainya selimut, karena takut Alena masuk angin. Tapi saat dia sedang membenarkan selimutnya, tangan Alena tiba tiba dengan cepat menariknya sampai dia terjatuh dan ikut berbaring di samping Alena.
"Irene, peluk aku.", Alena mengigau
Seokjin hanya tersenyum, dia lalu membenarkan posisinya senyaman mungkin. Posisi Alena sedang membelakanginya, jadi dia dengan mudah memeluk wanita itu.
"Hari ini aku akan melepaskanmu dulu, karena kita masih punya banyak waktu." Ucap seokjin sambil mencubit pipi Alena gemas.
Seokjin melihat leher mulus Alena yang sangat menggod* nya. Lalu tanpa sadar dia menci*m pelan sampai Alena hampir terbangun karena merasa geli, tapi untungnya hanya sesaat dan dia kembali tertidur.
Tapi rasa ingin memiliki wanita itu membuatnya ingin melakukan lagi dan lagi, ya dan akhirnya semalaman itu seokjin terus menc*umi leher Alena, bahkan sampai membuat banyak tanda cinta disana.
Alena sama sekali tidak terbangun, karena mungkin di fikirannya temannya Irene sedang usil.
Seokjin pun tidur dengan Alena di malam itu tanpa ada yang tahu. Dia akan keluar saat Alena belum terbangun agar dia tidak merasa terkejut.
//
Pagi hari pun tiba, Alena baru saja bangun dan menuju ruang tamu rumah itu. Dia melihat Irene sudah ada disana menunggunya.
"Huaaaa." Alena menguap sambil meregangkan badannya
"Alena, aku dengar kamu sudah mendaftarkan pernikahanmu bersama om seokjin kemarin?." Tanya irene
"Benar, mulai sekarang aku adalah tantemu hihi. Ayok coba panggil aku Tante dong." Alena mendekatkan pipinya kearah Irene sambil bercanda
Tapi bukannya membalas candaan itu, Irene malah dibuat terkejut dengan bercak merah di leher Alena.
"Lehermu itu, dicium om seokjin ya?." Tanya irene sambil terus memperhatikan lehernya.
Alena langsung memegang lehernya untuk memeriksa.
"Cium apanya sih? Semalam itu aku hanya tidur sendiri.
"Lalu ini apa?." Irene mengarahkan sebuah cermin kecil pada leher Alena
"Haaaaa?." Alena terkejut sekaligus bingung tentang bagaimana bercak merah ini bisa ada di lehernya.
"Kayaknya di gigit serangga deh, eh tapi memang semalam aku merasa tidurku kurang nyenyak." Keluh Alena
Ternyata percakapan mereka di dengar oleh kepala pelayan disana yang sedang membersihkan sebuah meja.
"Hmm tapi aku merasa, ini kayak digigit,.." Irene memegang dagunya seperti berfikir
"Apa menurutmu, aku di cium sama om mu?." Tanya Alena sambil bercanda
"Hahahaaha." Mereka tertawa bersama
"Jelas jelas bukannya kamu tahu kalau om seokjin itu impoten, aku malah curiga sama dia. Hahaha jahat banget aku ya." Ucap Irene
"Ah benar, aku juga berfikir sama." Alena menepuk jidatnya
"Sebenarnya semalam.." kepala pelayan tiba tiba menyahut
"Tadi malam ada apa?." Tanya Alena kepada kepala pelayan itu
Tapi belum sempat menjawabnya, ternyata seokjin sudah ada disana.
"Om seokjin kamu sudah pulang?." Sapa irene
Alena dan Irene Langsung tersenyum bersamaan, seperti seorang teman yang kedatangan crushnya. Begitupun dengan seokjin, semenjak bertemu Alena dia terlihat lebih sering tersenyum.
Jeon lalu memberikan sebuah kotak pada tuannya.
"Nanti malam, kakek akan berulang tahun. Dan ini adalah gaun yang sudah aku siapkan untukmu." Ujar seokjin sambil memberikan kotak itu pada Alena
Dia pun menerimanya dengan senang hati.
"Oke, aku akan segera ganti baju nanti." Balas Alena
"Irene, apa kamu tidak ikut pergi bersamaku?." Tanyanya kepada Irene
"Haish pergilah, aku tidak mau malah menjadi sainganmu nantinya. Bersenang-senang lah." Jawab Irene sambil memegang pundak Alena
Alena terlihat cukup kecewa dan sedih karena Irene tidak bisa ikut. Tapi kemudian, dia mendapatkan kembali senyumnya
"Baiklah kalau begitu, aku akan mewakilimu untuk bersenang-senang." Balas Alena
Malam harinya, Alena sudah dibantu bersiap siap oleh banyak MUA mahal yang sudah disiapkan oleh seokjin
Sedangkan seokjin sendiri sudah menunggunya di ruang tamu untuk pergi.
Saat Alena datang dengan menuruni tangga, seokjin langsung terpana dengan kecantikannya.
Rambutnya manis, wajahnya cantik dan gaunya sangat indah. Menjadikan penampilan Alena sangat sempurna.
"Bagaimana penampilanku?." Tanya Alena sambil memutar tubuhnya seperti seorang putri raja.
"Cantik." Ucap seokjin sambil tersenyum
Alena pun tersenyum malu, dia yang bertanya tapi dia juga yang tersipu.
"Ayo cepat berangkat, aku takut kakek akan menunggu kita." Ajak Alena
"Hmm baiklah, jeon siapkan mobil." Titahnya
"Baik tuan." Akhirnya mereka berdua berangkat kerumah kakeknya seokjin.
Seokjin tidak punya ayah ya, dia hanya punya kakek sama ibu saja yang tersisa.
//
Di sisi lain dirumah kakeknya, disana ternyata sudah ada seorang wanita yang akrab di sapa sebagai Monica.
"Ayah, Aku dengar katanya malam ini seokjin akan membawa istrinya untuk menemuimu. Apa itu benar?." Tanya ibunya
"Ya, itu memang benar. Tapi bukankah selama ini dia gak pernah suka sama wanita?." Tanya sang kakek
"Huh, aku rasa kali ini dia pasti sedang berbohong pada kita." Tambahnya kesal.
"Dasar anak nakal." Ibunya juga jadi terpengaruh karena ucapan kakek barusan.
"Kakek, Tante. Kalau kak seokjin gak keberatan, aku bisaa...." Monica menggantung kata katanya
"Eh iya, tentu saja boleh. Kamu dan seokjin tumbuh bersama dari kecil dan sudah saling kenal juga. Kalau kalian sampai menikah, bukankah itu bagus? Karena kita sudah mengetahui latar belakangmu juga." Ucap ibunya girang.
"Tante tenang saja, aku pasti akan merawat kak seokjin dengan sangat baik." Monica terus mencari muka di depan keluarga seokjin
Padahal sudah jelas niatnya hanya ingin harta.
"Hahaha benar benar." Kakeknya menimpali.
Tapi sedetik kemudian, mereka dibuat terkejut ketika untuk pertama kalinya seokjin datang kerumah itu dengan membawa seorang wanita cantik.
Monica yang melihatnya langsung naik pitam, dia langsung berlari menghampiri seokjin seakan mereka berdua sudah akrab.
"Kak seokjin, siapa wanita ini?." Tanyanya dengan nada manja
"Menyingkirlah!." Tegas seokjin dengan nada dingin
"Ternyata keluarga kamu banyak juga sayang." Ucap Alena sambil terus menggandeng tangan seokjin.
"Yang ini berbeda, hanya seseorang yang sama sekali tidak penting." Balas seokjin
"Ayok, aku akan mengajakmu untuk menemui kakek dan ibu." Seokjin tersenyum kearah Alena, tentu sangat berbeda jika dibandingkan dengan tatapannya kepada Monica.
Lalu dia menggandeng Alena untuk masuk kedalam rumah kakeknya. Monica yang merasa di abaikan tentu makin kesal lagi.
Alena juga sempat menyenggol pundak Monica yang membuatnya semakin geram.
Hallo
Yang malam mingguan, happy malming hhhe.
Lagi mikir, apakah harus ot7 masuk novel ini juga wkwkwk