Clarissa Tamara, seorang wanita cantik dari keluarga terpandang. Ayahnya seorang pengusaha mapan, dan dia merupakan anak pertama dari keluarga itu.
Tapi kasih sayang ayah dan ibunya hanya tertuju kepada adiknya seorang, bahkan saat adiknya merebut tunangannya ayah dan ibunya malah membiarkannya dan mendukung hubungan mereka.
Rasa marah dan kecewa membuat Clarissa tak peduli lagi dengan keluarga, dia berusaha mati-matian mendirikan perusahaan miliknya untuk membalas dendam atas apa yang di lakukan oleh keluarga.
Dan untuk mengobati rasa sendiri nya, tak sengaja dia bertemu dengan seorang pria gelandang berwajah tampan.
Tanpa tahu indentitas aslinya, Clarissa membawa pria itu ke rumahnya dan menjadikannya pria penghangat ranjangnya.
Tapi bagaimana jika Clarissa mengetahui identitas pria itu, apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 : Pertemuan yang penuh makna.
Saat Clarissa hendak membuka file tersebut, tiba-tiba supir mengagetkan nya.
"Nyonya..." Panggil nya.
"Ah, iya?" Tanya Clarissa.
"Kita sudah sampai, Nyonya." Jawabnya.
"Baiklah, kau tunggu di sini. Aku tidak akan lama kok." Jawab Clarissa.
Kemudian Clarissa langsung menyimpan handphone nya ke dalam tas, dan dia pun segera turun dari dalam mobil.
Clarissa berjalan ke sebuah toko langganan nya yang pemiliknya merupakan orang yang pernah Clarissa bantu di masa lalu.
"Nona Clarissa..." Panggil si pemilik toko saat melihat Clarissa.
"Ah, Bu Wina. Anda masih mengingat saya rupanya." Jawab Clarissa sambil tersenyum.
"Bagaimana saya bisa melupakan anda, anda adalah orang yang telah menolong saya." Jawabnya sambil tersenyum.
Clarissa hanya tersenyum. "Saya ke sini ingin membeli beberapa barang untuk orang tua saya, apa ada barang-barang bagus?" Tanya Clarissa.
"Tentu ada.." Jawabnya.
Kemudian Clarissa di ajak berkeliling toko, banyak pakaian dan aksesoris untuk Ibundanya, dan tentu saja ini adalah pakaian kelas atas.
"Baiklah, tolong bungkus pakaian yang tadi aku pilih kan." Ucap Clarissa.
"Baik.." Jawabnya.
Setelah selesai belanja, Clarissa pun langsung kembali masuk ke dalam rumah. Tak lupa dia juga menelpon kepala pelayan untuk memasak makanan yang enak dan juga banyak, karena hari ini dia akan merayakan pesta kecil-kecilan di rumah nya untuk menyambut ayah dan ibundanya.
Tak beberapa lama mobil yang di tumpangi oleh Clarissa pun sampai di rumah nya, beberapa pelayan sudah menyambut nya dengan ramah.
Clarissa hanya tersenyum dan menyuruh beberapa pelayan untuk membawakan barang-barang miliknya.
"Apa mereka masih tidur?" Tanya Clarissa.
"Iya, Nyonya. Tapi kenapa Nyonya menanyakan paman dan bibi. Nyonya?" Tanya Kepala pelayan yang penasaran.
"Emm.. Sebenarnya mereka adalah orang tua kandungnya ku." Jawab Clarissa dengan tersenyum senang.
"Sungguh? Tapi bagaimana bisa?" Tanya Kepala pelayan kaget.
"Cerita nya panjang, tapi yang jelas sekarang aku akan memberikan surprise untuk mereka berdua." Ucap Clarissa.
Kemudian Clarissa berjalan menuju ke kamar kedua orang tuanya.
Deg.. Deg.. Deg..
Jantung Clarissa berdetak dengan kencang, seketika dirinya menjadi gugup. Dia takut jika mereka tak percaya dan tak mau mengakui dirinya sebagai anak kandung mereka.
Clarissa pun menghela nafas panjang, "Semangat.." Gumam nya.
Kret...
Clarissa membuka pintu kamar dengan pelan-pelan, di lihatnya kedua orang tuanya tengah tertidur sangat lelap. Clarissa tak tega untuk membangun kan mereka berdua, kemudian Clarissa pun kembali membuka pintu hendak keluar dari kamar.
"Clarissa, kamu udah pulang." Ucap Qiqi kepada Clarissa.
Clarissa pun membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah wanita yang memiliki wajah yang hampir sama dengan Clarissa, seketika air matanya langsung mengalir.
"Ibu..." Ucap Clarissa sambil berlari memeluk Qiqi.
Qiqi pun terdiam saat Clarissa memanggilnya ibu dan memeluknya, Qiqi pun membalas pelukan dari Clarissa.
"Kenapa kamu menyebut ku ibu.. Aku bibi mu.." Ucap Qiqi sambil melihat Clarissa.
"A..ku anak mu.. Aku anak mu.." Ucap Clarissa.
Pak Salim yang mendengar kebisingan pun langsung terbangun dari tidurnya, "Ada apa ini?" Tanya nya saat melihat Clarissa sedang menangis.
"Clarissa dia menangis, katanya aku ibu nya." Jawab Qiqi sambil tersenyum.
Kemudian Clarissa memberikan surat yang di berikan oleh mendiang Nenek Dahlia untuk nya.
"Ini surat dari mendiang Nenek.." Ucap Clarissa.
Kemudian Pak Salim langsung membaca surat itu, matanya menatap tak percaya dengan apa yang telah dia baca.
Jadi selama ini putrinya masih hidup, dan ibu nya pun tahu jika keponakannya itu adalah putri kandungnya sendiri.
"Apa yang di katakan di surat itu, Mas?" Tanya Qiqi.
"Sayang... Anak kita masih hidup, dia belum meninggal." Jawab Pak Salim kepada istrinya.
"Anak kita masih hidup?" Qiqi yang mendengar hal itu langsung menangis.
"Dimana dia?" Tanya Qiqi.
"Ini.. Clarissa. Clarissa adalah anak kita, sayang.." Jawab Pak Salim.
Qiqi yang mendengar hal itu langsung terdiam, dia mengangkat wajahnya Clarissa. Air matanya tiba-tiba mengalir, di peluknya erat tubuh Clarissa.
"Hiks... Hiks.. Hiks... Nak, ibu sangat merindukan kamu..." Ucap Qiqi di tengah tangis.
"Clarissa juga merindukan ibu..." Jawab Clarissa sambil memeluk tubuh ibu nya itu.
Pak Salim pun ikut menangis, dia langsung memeluk istri dan juga putrinya yang dulu pernah di anggap sudah meninggal.
Clarissa sangat bahagia karena sekarang dia bisa berkumpul lagi dengan orang tua kandungnya.
Setelah momen pertemuan yang sangat mengharukan itu, kini Clarissa dengan cerita tengah mempersiapkan makanan untuk ayah dan ibunya.
"Sini nak, biar ibu bantu." Ucap Qiqi.
"Ih.. Ibu, aku pengen masak sendiri. Biar suprise." Ucap Clarissa.
"Enggak, biar ibu bantu. Ibu juga pengen masak buat anak kesayangan ibu..." Ucap Qiqi sambil mencubit kedua pipi putri nya.
"Em... ibu memang kesayangan Clarissa." Ucap Clarissa sambil memeluk manja ibu nya dari belakang.
Suasana rumah menjadi lebih hangat setelah semuanya terbongkar, dan kini Clarissa pun menjadi lebih bahagia setelah kembali lagi bersama ayah dan ibu nya.
"Ibu gak bakal pergi ke Amerika kan?" Tanya Clarissa.
"Emm.. Entahlah nak, gimana ayah mu aja." Jawab Qiqi.
"Ibu sama ayah di sini aja, biar semua kebutuhan biar Clarissa yang urus." Jawab Clarissa.
"Tentu, ayah dan ibu bakalan tetap di samping kamu. Dan kami pun tak ingin berpisah lagi dengan putri kecil kami." Jawab Qiqi sambil tersenyum.
Clarissa pun ikut tersenyum, dan setelah kebenaran Clarissa adalah putri Salim dan Qiqi. Kini kondisi psikologis Qiqi pun sudah membaik, dan kini dia bisa menjadi orang normal seperti dahulu kala.