NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Kaiser

Istri Rahasia Kaiser

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Identitas Tersembunyi / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: tiatricky

Lelaki yang sangat ingin kuhindari justru menjadi suamiku?
•••

Kematian Devano dan pernikahan kedua sang Papa, membuat kehidupan Diandra Gautama Putri berubah. Penderitaannya bertambah ketika tiba-tiba menikah dengan laki-laki yang membencinya. Kaiser Blue Maverick.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiatricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 8

Hari Jum'at telah datang. Hari ini sekolah pun pulang lebih awal dari biasanya.

Diandra sudah rapi dan bersih dengan seragam batik dan rok pendek selutut. Juga tas ransel di punggungnya.

Brak

"Ya ampun! Belum bangun juga anak ini. " Rena berkacak pinggang melihat Diandra masih bergelut di dunia mimpi.

Wanita itu dengan kasar menarik tangan Diandra. Gadis itu seketika terkejut bukan main. "Ma, sebentar lagi. "

"Ini sudah jam setengah tujuh lewat dan kamu belum berangkat. " Rena mendorong kasar tubuh Diandra yang masih lemas. Lalu dia keluar dari kamar.

•••

"Yah, jangan lupa Minggu depan aku ulang tahun. " Kesya berujar dengan tersenyum.

Andre menghentikan aktivitas sarapan. Dia lalu menepuk jidatnya sendiri. "Astaga, Ayah lupa dengan itu. Kamu mau hadiah apa sayang?."

Kesya tersenyum seraya menatap sang ibu. Kembali pada Andre. "Mobil merk Porsche 999, Yah. Temenku ada yang punya itu. "

Andre seketika tersedak makanan. Pria itu bergegas mengambil gelas berisi air. Meneguknya hingga tandas. "Toyota Avanza saja, sayang. "

Kesya cemberut mendengarnya. "Enggak mau. Aku maunya merk Porsche. Apaan Toyota!."

"Gak tahu terima kasih Lo, lonte!." Celetuk Alsan menuruni tangga dengan Diandra di belakangnya.

Rena tentu saja kesal mendengar itu. "Apa salahnya adik kamu meminta mobil Porsche? Kamu mampu kan, Mas?."

Alsan terkekeh geli lalu mendudukkan bokong ke kursi makan. Menatap dua perempuan itu dengan senyuman miring. "Adik? Sejak kapan gue punya adik lonte kaya Lo?. Adik gue cuma Diandra, nggak ada yang lain. "

Andre menghela nafas berat. "Papa tidak bisa berjanji sekarang. Namun Papa usahakan tahun depan kamu mendapat mobil impianmu itu. "

Jangankan tahun depan, bulan depan aja Lo berdua bakal kembali ke habitat aslinya. Tinggal dua bulan lagi keluarga ini seperti dulu meskipun tanpa Mama. Alsan membatin.

Uhuk uhuk

Bergegas sang Abang memberikan gelas berisi air kepada adik kesayangannya. "Pelan-pelan saja. "

Diandra meneguk hingga setengah. Gadis itu tersenyum mengangguk kepala. "Iya, Bang. "

Kesya mengepalkan tangannya kuat. Gue gak boleh diem doang. Harus lakuin sesuatu sama Lo. 

"Oh ya, kamu kapan lulusnya?." Andre menatap intens Alsan.

Lelaki itu menggedikan bahu tidak peduli.

"Ternyata benar kata Rena. Semakin lama kamu semakin kurang ajar saja sama Papa. " Tukas Andre mulai emosi.

Diandra seketika meneguk makanan lalu menatap sang Papa. "Kenapa Papa mengatakan itu? Abang masih sama seperti dulu. Yang berubah itu Papa bukan Abang. "

"Kamu nggak usah sok polos deh. Sebenarnya kamu busuk kan? Kamu dendam sama saya?." Rena berucap ketus.

"Lo juga udah bikin pertemanan gue hancur anjing!." Kini Kesya ikut menambahkan suasana yang memanas.

Brak

"Nggak usah fitnah bangsat!." Alsan menggebrak meja dan menatap tajam Rena.

Diandra segera memegang tangan Abangnya dengan lembut.

"Jaga ucapanmu, Alsan! Papa tidak pernah mengajarkanmu seperti ini. " Andre tersulut emosi yang membara.

"Papa lebih sayang para jalang ini dibandingkan keluarga sendiri? Papa nggak mikirin penderitaan yang dirasakan adikku karena mereka?." Alsan tidak percaya.

Andre berdiri dan memijat pelipisnya. "Jangan salahkan Papa karena menyiksa adikmu. Dia sudah membunuh seorang murid. Jangan lupakan itu. "

Alsan pun menarik tangan adiknya dengan lembut. Mereka keluar dari ruang makan dengan cepat-cepat.

•••

"Cowok itu lagi?." Alaska yang tengah berhenti di pom bensin berujar. Dia memandangi adik Abang dengan intens.

Wah, gue kasih tahu yang lain. Alaska tersenyum miring.

"Sudah, nak. " Penjual berujar menyadarkan Alaska.

"Kembaliannya ambil aja. " Alaska menyerahkan uang berwarna biru kemudian bergegas naik ke motor besarnya.

Sedangkan Diandra melangkah kakinya masuk ke dalam sekolah. Namun dia berhenti mendadak. Aku terlambat?

"Ayo yang terlambat kumpul di sini. " Guru BP berucap pada muridnya yang terlambat.

Diandra bergegas berbaris dengan murid yang terlambat. Kebanyakan dari mereka adalah kaum Adam.

Bug

"Hai, cantik!." Alaska sengaja menyenggol bahu Diandra. Bahkan mendekatkan tubuhnya pada gadis itu.

"Menjauh sedikit. " Diandra mencoba untuk menjauhkan Alaska darinya. Namun tiba-tiba lelaki itu merangkul bahunya. "Lepasin aku. "

Alaska terkekeh geli. Dia bergeming di tempatnya. "Tadi Lo berangkat bareng siapa? Pacar Lo? Atau om-om?."

Diandra menggelengkan kepalanya. "Bu bukan. Dia Abangku."

"Astaga, kamu terlambat sekolah?." Guru BP itu berkacak pinggang dengan memasang wajah galak.

"Habis main di hotel Bu sama om-om. " Alvian bercelatuk dengan sengaja.

Diandra meremas tangannya sendiri. "Sa saya mengerjakan tugas kuliah kakak saya, Bu. "

Guru BP itu menyipitkan matanya. "Tugas kuliah kakak kamu? Kenapa bukan kakak kamu sendiri?."

"Wih, otaknya encer banget. Pantesan bunuh Devano mulus. Gue gak nyangka." Timpal Chika dengan sengaja.

"Si playing victim sih!." Rival ikut dengan tersenyum miring.

Diandra berkaca-kaca mendengar itu. "Tidak. Aku tidak playing victim. Aku hanya berniat menolongnya. "

Yang lain mendengus dingin.

"Bicarakan nanti saja. Sekarang kalian lari mengitari lapangan 20 kali untuk laki-laki. Dan 10 kali untuk perempuan. Cepat!." Guru BP itu menatap tajam mereka yang terlambat.

•••

Bruk

Diandra terjatuh saat berlari.

Bruk

Gadis itu kembali terjatuh di lapangan.

Brukk

Kali ini lututnya terkena gesekan. Gadis itu merintih kesakitan. Mencoba untuk tetap berlari.

"Cepetan larinya goblok!." Sentak seorang siswi di belakangnya.

"Ma maaf. " Diandra terus mencoba untuk berlari dengan nafas yang memburu.

Kaiser yang berada di belakangnya seketika dengan sengaja menarik rambut gadis itu. "Ayo, cepetan bego larinya! Tinggal sepuluh lagi nih. "

"Sakit, Kai!." Diandra mencoba untuk melepaskan diri. Namun pada akhirnya dia pasrah dan berlari menghadap belakang.

"Anjir!."

"Lo kenapa bro?." Alaska terhenti dengan Elang.

"Hebat banget tuh cewek bisa lari segampang itu. Mana nggak kena batu lagi. Ckckck. " Elang menatap tidak percaya.

Alaska seketika memperhatikan secara seksama. Lalu dia memukul kepala Elang. "Bener, anying! Pinter juga pas olahraga. Gue kalah fiks. "

Sedangkan wajah Diandra memerah karena kesakitan. Gadis itu menarik nafas dalam-dalam kemudian hembuskan perlahan. Sakit banget!

"Gimana rasanya lari bareng gue? Capek? Lemah Lo!." Kaiser mencibir dengan nafas yang memburu.

Diandra masih mencoba untuk mengatur nafasnya. Wajahnya berkeringat dingin. "Kamu jahat, Kai! Tolong, berhenti bully aku. "

Kaiser terkekeh geli. Dia tersenyum dengan sedikit mencondongkan kepala pada Diandra. "Gue gak bully Lo. Gue cuma kasih pelajaran sama Lo yang udah bunuh ketua geng HORIZON. "

Diandra menggelengkan kepalanya. Dia mencoba untuk berlari namun tidak bisa. "Lepasin aku!."

"Nggak akan. " Kaiser kembali menyeret tangan Diandra untuk mengikutinya.

Aksi itu terlihat jelas di mata Kenzie. Laki-laki itu segera turun dari lantai tiga menemui Kaiser. "Lo mau bawa kemana Diandra hah?."

Kaiser menghentikan langkahnya. Dia sedikit terkejut mendengar teriakan dari Kaiser. "Lo juga bisa teriak rupanya? Hebat banget sih!."

"Kenzie..." Diandra masih sangat lelah. Dia menarik nafas dalam-dalam kemudian hembuskan perlahan.

Kenzie mencekal tangan Diandra yang satunya. "Gue gak akan biarin Lo seenaknya lagi. "

Kaiser menarik tangan Diandra dengan kencang. "Kenapa baru bantu cewek ini sekarang? Setahun yang lalu Lo kemana?."

Kenzie menarik tangan Diandra dengan kencang. Lalu menepis tangan Kaiser dengan kuat. Kemudian memeluk gadis itu dari samping . "Bukan urusan Lo. Ayo ke kelas Lo!."

Kaiser mengepalkan tangannya kuat. Dia lalu pergi menuju kearah kelas dengan menghentakkan kaki. Tangan gue kenapa sih tiba-tiba narik cewek itu? Makin aneh aja. 

•••

"Loh, kok kamu di sini?." Guru terheran-heran melihat kedatangan Kenzie di kelas XII IPA 1.

Pemuda itu tidak menyahut. "Bangku Lo yang mana?."

Diandra menoleh kearah laki-laki di sampingnya. "Kamu ken—."

"Cepetan!." Kenzie menyela pembicaraan.

Bersambung...

1
Metana
yang dicekik orang tua lo aja, kenapa Diandra Dia kan gak salah apa-apa/Speechless/
Người này không tồn tại
Next chapter, please! Aku harus tahu kelanjutan ceritanya.
DreamHaunter
Baca cerita ini seperti terlempar ke dunia lain. Aku suka banget, terima kasih telah membuat pengalaman membaca ini begitu intens. 🙌
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Isolde
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!