"Oh my God, kamu ganteng banget, pokoknya kamu harus jadi pacar aku titik!!"
"Apaan sih gak jelas"
❄️❄️❄️
"Kak Ken, Caca cinta sama kakak kapan sih mau jadi pacar Caca"
"Sampai kapan pun gue gak bakal mau jadi pacar Lo"
❄️❄️❄️
Hicca Elenza, sering di panggil Caca yang cinta mati pada pandangan pertama kepada teman dari kakak sepupunya, Kenan Alaska cowok ganteng tapi sayangnya kegantengan tertutup dengan wajah datarnya. Tetapi itu tidak menjadi halangan bagi Caca untuk mencintai seorang Kenan
Kepo gak? Kepo gak? Baca lah kalau kepo masa cuman di buka doang, rugi dong kalau ga baca
anjirrr bercanda hehehe terserah kalian mau baca atau engga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriishn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30
HAPPY READING.
Sesampainya dirumah Caca, ia turun dari motornya dan menekan bel yang ada disana. Selang beberapa detik Ervan membukakan pintu untuk Kenan.
"Ngapain kamu?" Tanyanya dengan ketus.
"Mau jemput Caca." Ujar Kenan santai.
"Dia gak mau sekolah tuh gara gara kamu, udah tangis juga dia." Ujar Ervan.
"Kenapa bisa nangis?"
"Yah gara gara kamu, sekarang kamu bujuk dia aja, siapa tau dia mau kalau kamu yang bujuk." Ujar Ervan dianggukki oleh Kenan.
Kenan naik ke atas dan mendekati pintu kamar Caca yang sedikit terbuka, ia membuka pintu itu sebab perintah dari Ervan.
Kenan segera masuk dan duduk di sebelah Caca yang masih tengkurap. "Apalagi sih kak Vannn. Caca gak pengen diganggu." Ujar Caca kesal.
"Lihat dulu siapa itu." Kesal Ervan
Caca menoleh menatap Kenan dan terkejut mendapatinya yang duduk disana.
"Omjjj kak kennnnn." Teriak Caca segera duduk disebelah Kenan.
"Ayo kit--"
"Nikah? ayok Caca mauuu." Ujar Caca memotong ucapan Kenan dengan semangat.
"Sekolah sayangg." Ujar Kenan lembut.
Ervan yang mendengar nya jijik dan berakhir pergi dari sana tidak mau menjadi nyamuk.
"Gak mau ahh Caca lagi gak pengen sekolah, lagian ini udah lewat 15 menit." Ujar Caca menunjuk jam yang tergantung di dinding.
"Iya juga, trus sekarang kamu mau kemana?"
"Emm keman-- ehh tunggu kenapa baju kakak ada darahnya?" Tanya Caca memeriksa baju Kenan yang sedikit ada bercak merah. "Kak Ken? Kenapa tangannya?" Panik Caca setelah melihat lengan Kenan.
"Gakpapa cuman luka biasa kok." Ujar Kenan menutupi lukanya.
"Gakpapa artinya, aku pengen diperhatikan." Ujar Caca menarik tangan Kenan untuk melihat lengannya.
"Kenapa bisa sih kak Ken? Ini luka karena apa? Kakak kecelakaan yah? Atau jangan jangan di gebukin?" Tanya Caca bertubi tubi.
"Cuman jatuh dari motor doang."
"Cuman cuman, trus yang obatin siapa?"
"Ibu aku."
"Ehh ibu kamu udah tobat?" Tanya Caca keceplosan dan segera menutup mulutnya.
"Udah." Ujar Kenan tertawa kecil melihat tingkah lucu Caca.
"Ganti baju sana aku akan ajak kamu kemana aja." Lanjut Kenan meninggalkan rasa khawatir Caca.
"Serius? Kemana aja?" Tanya Caca dianggukki oleh Kenan.
"Okee." Ujar Caca melompat dari ranjangnya menuju lemari pakaiannya."
Mengambil asal bajunya dan segera menuju kamar mandinya, selang 5 menit berlalu Caca keluar dari sana. "Ayo kak." Ujar Caca menghampiri Kenan.
"Ayo."
Keduanya turun dari kamar Caca dan berpapasan dengan Ervan diatas tangga. "Mau kemana kalian?" Tanyanya binggung.
"Mau jalan jalan, kakak dirumah aja jagain rumah." Ucap Caca melambaikan tangannya.
"Ehh tunggu, kak pinjam sweater kamu dong buat kak Ken." Lanjut Caca berbalik menatap Ervan.
"Ada tuh dikamar ambil sendiri." Ucap Ervan melanjutkan langkahnya.
"Perasaan mau ke kamar juga, tapi pelit banget cuman ngambil sweater doang." Kesal Caca mengikuti Ervan dari belakangnya.
Setelah mengambil sweater milik Ervan, Caca memberikannya kenapa Kenan. "Biar gak keliatan luka sama baju sekolahnya." Ucap Caca
Keduanya pergi meninggalkan rumah Caca menuju suatu tempat yang indah kata Kenan.
Sesampainya di tempat tujuan Caca masih penasaran akan pergi kemana mereka, soalnya mereka masih diparkir yah makanya kepo gituuu.
"Ayo." Ajak Kenan mengandeng tangan Caca.
Keduanya berjalan dan betapa terkejutnya Caca saat melihat keindahan alam saat itu. "Huaaa kok Caca gak tau kalau ada danau seindah ini." Ucap Caca terharu melihatnya.
Kenan kembali menggandeng tangan Caca untuk duduk ditepi danau memandang ikan ikan yang ada disana.
"Kok kak Ken baru ajak Caca sih kesini? Caca dari dulu juga pengen lihat pemandangan seindah ini." Ucap Caca yang masih mengagumi keindahan danau itu.
"Aku gak pernah ada waktu, jadi untuk saat ini aku ajak kamu."
"Sweet banget." Ujar Caca terkekeh malu.
Keduanya hanya diam menikmati hembusan angin yang sejuk mengenai wajah keduanya.
Lumayan banyak orang yang berkunjung ke danau itu dan banyak juga orang yang menyapa Kenan.
"Kakak sering kesini yah?" Tanya Caca menatap orang orang heran sebab mereka selalu menyapa Kenan layaknya sudah seperi langganan baru stok lama.
"Sering banget, emang kenapa?" Tanya Kenan balik bertanya.
"Gak ada sih cuman heran aja dari tadi banyak yang sapa kamu." Ucap Caca jujur.
"Tapii kakak ngapain kesini?"
"Menenangkan pikiran dan berusaha mencari dia."
"Dia? Dia siapa?" Tanya Caca kepo.
"Ada dehh gak usah kepo, itu rahasia aku."
"Rahasia kamu, rahasia aku juga." Ucap Caca tak mau kalah.
"Kamu gak perlu tau dia siapa ca, tapi kamu harus tau bahwa berkat dia aku masih ada disini."
"Kenapa berkat dia? Emang dia selamatin kakak dari buaya? Ular, ikan hiu?"
"Dia selamatin aku tapi bukan dari benda aneh yang kamu sebutkan, bukan hanya menyelamatkan aku dia juga bilang ke aku selalu lihat lagi yang berubah ubah dan aku sadar bahwa langit itu indah dengan bentuk yang berbeda beda tiap menit." Ujar Kenan menatap langit yang cerah, Caca ikut menatap keatas dan berucap.
"Lalu kakak berharap apa sama dia?"
"Aku gak tau, tapi dia ibaratkan emas bagi hidupku yang harus ku jaga, sama seperti kamu." Ucap Kenan beralih menatap Caca.
"Aku harap dia gak bakal ketemu kamu lagi."
Kenan binggung dengan ucapan Caca. "Kenapa begitu?"
"Biar dia gak lagi emas sama kamu, biar cuman aku aja yang harus kamu jaga."
Kenan terkekeh kecil. "Tapi aku masih berharap." Ujar Kenan.
"Ahh kamu gak asik, gak suka aku." Ujar Caca ngambek.
"Aku berharap karena dia udah aku anggap seperti saudara aku bukan karena aku cinta dan beralih dari kamu."
Caca hanya diam, tetapi dalam hatinya dia berucap. "Itu sama aja, aku berhadap dia tidak datang lagi kedalam hidup kamu dan aku takut dia bukan anggap kamu sebagai saudara tapi dia punya perasaan sama kamu, aku gak mau pokoknya." Batinnya kesal.
kami= hanya kelompok mereka saja dan caca tidak termasuk
ps= intinya kita=lo diajak, dan kami= lo ga diajak