" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
" Eh itu siapa ya.. kaya kenal " batin Neta "
Ia terus memperhatikan pria tinggi tegap di depannya dan ia langsung membelalakkan matanya saat melihat nama yang tertulis di baju pria itu.
" Mahardika " gumam Neta.
Dika terlihat sedang berbicara dengan polisi yang baru saja menilang Neta.
" Ya Tuhan sepertinya ini pertolonganmu, Dika jadi polisi ternyata, pantesan tadi kaya kenal, aku mau minta tolong Dika ah supaya aku gak harus sidang nanti, dia pasti nolong aku, masa sama temen sendiri gak nolongin iyaa kan ? " Neta berbicara sendiri.
Neta memutar arah mobilnya, melajukan mobil nya dengan pelan sampai tepat di samping Dika.
" Permisi, selamat pagi.. Pak Mahardika " Neta membuka kaca mobilnya.
Dika membalikkan badannya ke arah Neta, Dika sedikit mengernyitkan dahi nya, lalu menghampiri Neta.
" Neta ? "
" Iyaa.. Dik, kamu jadi polisi, kok aku gak tahu " Neta kepada Dika.
Dika hanya tersenyum.
" Apa kabar ? " tanya Dika.
" Alhamdulillah aku baik "
" Kamu yang barusan diberhentikan kan ? kenapa melawan arah ? " tanya Dika.
" Aku buru-buru Dik, udah telat aku pikir jalan sini kan gak terlalu macet jadi bisa cepet sampe tempat kerja aku, tapi malah kena tilang karena satu arah "
" Iya betul jalan ini satu arah sampai jam 4 sore nanti " Dika tersenyum.
Neta melihat perbedaan yang jauh pada diri temannya, Dika sekarang lebih terlihat berwibawa dan ucapannya nya pun sangat baik dan sopan.
" Euhh Dik, boleh minta tolong gak ? " tanya Neta.
" Minta tolong apa ? " balas Dika.
" Hmm.. mmmhh.. bisa gak aku gak usah ikut sidang ? " Neta ke Dika.
Dika hanya tersenyum.
" Ini sudah peraturan dan sebetulnya tidak sulit juga kan, sudah siang, silakan melanjutkan kembali perjalanan, selamat pagi " Dika melangkahkan kaki nya meninggalkan Neta.
" Tapi Dik.. "
Dika membalikkan badannya.
" Bukankah tadi takut telat sampai kantor, silakan " Dika tersenyum lalu kembali berjalan meninggalkan Neta di dalam mobilnya.
Neta melihat kepergian Dika dari kaca spion hanya terlihat punggung Dika hingga akhirnya tidak terlihat lagi.
" Ihh... " Neta memukul stir mobilnya.
" Sial banget sih aku kira dia bakal nolong aku.. ck.. arrggghhhh udah telat, kena tilang.. sebel... Dikaaa.. ternyata kamu gak berubah ya, masih nyebelin " Neta menggerutu, ia menyalakan mesin mobilnya, mobil melaju menuju perusahaan tempat Neta bekerja.
Sepanjang perjalanan Neta sudah sangat pasrah apapun yang terjadi nanti di kantor karena ia telat, ia sudah siap menerima. Ia baru sekitar 3 bulan bekerja di perusahaan MGM Grup, sebagai karyawan baru ia seharusnya menunjukkan kedisplinan masuk kantor, karena kinerja nya masih akan dipantau oleh para petinggi perusahaan.
MGM Grup adalah perusahaan milik Pak Arman, ayah dari Mahardika Bimantara, Neta sama sekali tidak mengetahui jika MGM Grup adalah perusahaan milik Ayah Dika, karena semasa sekolah dulu Neta hanya tahu Dika anak seorang pengusaha cukup itu saja.
Neta sudah sampai di parkiran perusahaan, ia turun dari mobil berjalan menuju lobby perusahaan.
" Pagi Mba Neta " Satpam memberikan salam.
" Pagi Pak " balas Neta senyum.
" Tumben telat nya lama Mba ? " tanya satpam lagi.
" Saya tadi kena tilang Pak " jawab Neta.
" Kena tilang ? "
" Iya Pak, saya buru-buru keruangan dulu ya Pak " Neta sedikit berlari menuju lift.
" Iya Mba hati-hati "
...****************...
Sesampainya di ruangan HRD, Neta mengendap-endap masuk, karena para karyawan sudah sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing.
Tiba-tiba ada yang mencolek bahu Neta.
" Astagfirullahalazim... " sontak Neta kaget
" Jam berapa ini Neta ? " Bu Angel adalah kepala HRD
" Bu.. euh.. maaf Bu, tadi saya kena tilang " Neta menjelaskan.
" Hmm.. kamu.. kok bisa kena tilang ? " tanya Bu Angel
" Tadi saya ceritanya mau lewat jalan tikus, agar tidak terkena macet, tapi ternyata jalan nya satu arah, kena tilang saya jadi nya Bu " Neta kembali menjelaskan.
" Lain kali, berangkat nya lebih pagi, agar tidak terkena macet " Bu Angel tegas.
" Baik Bu "
" Ya sudah, silakan keruang kamu "
" Terima kasih Bu "
Neta berjalan menuju ruangan nya, dalam satu ruangan itu ada beberapa karyawan bagian HRD, Neta sudah mempunyai teman yang dekat walaupun baru 3 bulan bekerja, teman-teman satu divisi dengan Neta sangat solid.
" Kemana aja non, baru dateng ? " Indri teman baru Neta mereka kenal saat Neta awal masuk kerja di perusahaan, Indri orang yang baik, ia sudah lebih dulu masuk sekitar 5 bulan sebelum Neta.
" Kak Indri.. aku kena tilang tadi.. hiks " Neta ke Indri
" Hah.. kena tilang, kok bisa ? " tanya Indri
" Aku melawan arus, itu jalan satu arah harusnya "
" hahaha itu sih salah kamu " Indri tertawa.
" Iya sih.. "
" Kenapa ? masih bete ? " tanya Indri lagi
Neta mengangguk.
" Gimana aku gak kesel Kak, aku udah mohon-mohon biar gak sidang, ternyata harus sidang tilang juga, terus aku tadi baru ketemu sama temen sekolah aku dulu, kita udah lama banget gak ketemu dan aku gak tahu kalo sekarang dia jadi polisi "
" Trus ? jadi yang nilang kamu, temen sekolah kamu ? " tanya Indri lagi.
" enggak, bukan gitu, jadi tadi tuh gini ... " Neta menceritakan kejadian tadi ke Indri.
" Hmm.. gitu ceritanya, jadi kamu kesel "
" Iyalah Kak, ternyata dia gak berubah dari dulu sampe sekarang nyebelin, masa nolongin segitu aja gak bisa " Neta berapi-api.
" Hmm.. udah-udah besok aku anter deh buat sidang tilang " Indri menenangkan Neta.
" Bener ya Kak, makasih loh sebelum nya.. "
" Okee " Indri mengacungkan jari telunjuk dan ibu jari nya membentuk huruf O
Neta dan Indri dihampiri oleh Sofia, ia karyawan senior di ruangan HRD.
" Ada apa sih kalian, asik banget " tanya Sofia
" Eh Mba Sofi " Indri ke Sofia
Neta hanya tersenyum canggung, ia masih canggung jika berhadapan dengan Sofia, padahal pada kenyataannya Sofia sangat baik juga.
" Ini loh Neta, kata nya dia kesiangan karena kena tilang " Indri menjelaskan.
" Kena tilang ? "
" Iya Mba Sofia, pokonya aku lagi kesel banget sekarang sama polisi itu ! " Neta ke Sofia
" Hus.. jangan keras-keras ngomong polisi nya "
" Kenapa ? " tanya Neta dan Indri berbarengan
" Anak nya Pak Bos itu kan jadi polisi loh " Sofia ke Neta dan Indri
" Hah.. bener ? kok aku baru tahu " tanya Indri.
" Hmm.. kamu yang ketinggalan informasi padahal udah kerja 8 bulan disini hehehe " Sofia ke Indri
Neta hanya manggut-manggut. Ia pun baru mengetahui jika anak dari bos nya menjadi seorang polisi.
aneh juga kenapa Neta mau nangis 👻👻👻