“Ivory Esmeralda, apakah kau sedang mencoba untuk menguji kesabaranku sekarang? Bukankah sejak awal kau sudah menyetujui semua perjanjiannya?”
“Apa maksudnya Ivory Esmeralda? Namaku jelas-jelas Ivory Asteria, lalu kenapa … Sial, jangan katakan kalau dugaanku benar-benar menjadi kenyataan. Aku memasuki dunia lain?”
“Ingatlah, pernikahan ini hanya akan berlangsung selama 6 bulan lamanya. Jangan berharap aku akan memperlakukanmu sebagai seorang istri karena kau tahu sendiri bahwa aku telah memiliki seorang kekasih yang sangat aku cintai.”
Kalimat yang sama, ekspresi raut wajah dan nada bicara yang sama seperti yang di gambarkan oleh penulis dari novel yang berjudul ‘Kematian Tragis Permaisuri Raja Vampir’ yang Ivory baca sebagian sebelum dia terjatuh dari tangga begitu mendengar kabar tentang kecelakaan kedua orang tuanya.
“Benarkah aku memasuki dunia novel? Pengangguran menjadi Ratu, apakah mungkin? Bahkan Ratu Vampir, bagaimana jadinya nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Informasi Dari Morgan
“Mana mungkin? Aku hanya sedang berusaha membujuk dan merayu anda, Yang Mulia. Haruskah aku melepaskan gaun ini agar anda tidak salah paham? Lagi pula sejak awal aku memang berniat menggoda anda untuk mendapatkan—”
“Sudah cukup, hentikan omong kosong mu itu!” Ragnar sudah tidak sanggup lagi, apalagi Ivory terlihat benar-benar akan melepaskan gaun seksi yang dia kenakan, “Baiklah, aku akan membawamu keluar istana tapi secara diam-diam! Sebab tidak baik seorang Raja dan Ratu berkeliaran di ditempat umum, apalagi kita harus menghadiri pesta perayaan di Istana selama Perayaan ini berlangsung,” lanjutnya.
“Benarkah, Yang Mulia? Pergi secara diam-diam juga lebih baik.” Ivory berseru senang karena rencananya telah berhasil, “Aku akan menggunakan kesempatan ini untuk mencari para calon sekutuku!” Lanjutnya dalam hati.
“Jika tujuanmu sudah tercapai, bisakah kau pergi dari kamarku sekarang?” Perkataan Ragnar sontak menyadarkan Ivory dari pemikirannya sendiri.
“Maaf sudah menganggu waktumu, Yang Mulia! Kalau begitu saya permisi sekarang,” pamit Ivory sebab tujuannya memang sudah tercapai, sehingga tidak perlu lagi dia tetap berada di kamar itu.
Dengan perasaan bahagia, Ivory pun berjalan menuju pintu keluar. Namun, baru saja dia meraih gagang pintunya Ragnar kembali berkata, “Kita akan pergi besok malam. Jadi, aku akan menunggumu di kamar ini.”
“Baik, Yang Mulia! Saya pasti akan datang tepat waktu,” balas Ivory yang semakin bersemangat menyambut hari esok.
Setelah mengatakan itu, Ivory langsung membuka pintu dan keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat senang karena tujuannya tercapai. Dimana dia langsung disambut oleh para pelayan yang ingin mengetahui hasil dari ide mereka.
Mengabaikan keberadaan Morgan dan Ellias yang menatap serta memperhatikannya dalam diam, sedangkan Dorian tentu saja langsung mengikutinya. Mengingat dia sudah ditugaskan menjadi pengawal sang Ratu, meski hanya untuk sementara waktu.
“Apakah dia Ratu yang sekarang?” tanya Morgan memastikan.
“Benar! Bukankah yang kali ini sangat cantik, pantas saja bisa menarik perhatian Yang Mulia sampai menempatkan pengawal pribadinya untuk melindunginya,” jawab Ellias.
“Sudahlah, aku harus menghadap Yang Mulia sekarang karena ada hal penting yang harus aku laporkan!” ujar Morgan yang kembali fokus pada tujuan kedatangannya ke Istana.
...****************...
Sedangkan di dalam kamar, Denzel langsung keluar dari ruangan rahasia begitu Ivory keluar dari kamar itu. Dari balik portal Denzel bisa mendengar dan melihat apa yang Ragnar dan Ivory bicarakan, dia bahkan sampai menahan tawanya saat melihat Ragnar yang dibuat salah tingkah saat Ivory hampir melepas gaunnya begitu saja.
“Kenapa kau tidak membiarkan dia melepaskan gaunnya? Aku sangat menantikan hal itu terjadi ‘loh?” tanya Denzel sengaja menggoda Ragnar.
“Diamlah! Apakah dia menyadari keberadaan ruang rahasia di dalam kamar ini?” Ragnar jelas ingin mengubah topik pembicaraannya.
“Sepertinya tidak, tapi jujur saja tadi hampir saja ketahuan. Beruntung aku belum sempat membuka portal terakhirnya. Begitu datang dia langsung duduk di sana sembari memikirkan posisi duduk yang tepat agar bisa membuatmu tergoda,” ujar Denzel sekilas menceritakan apa yang terjadi.
“Apakah kau benar-benar tidak tergoda melihatnya seperti itu? Andai saja dia bukan istrimu, mungkin aku sudah menyerangnya. Apakah aku boleh merebutnya darimu?” sambungnya.
“Jangan gila! Fokus saja dengan tugasmu, Denzel!” Lagi-lagi Ragnar sengaja mengalihkan topik pembicaraannya.
“Apa kau mulai menyukainya?” Bukan Denzel namanya kalau tidak menggoda Ragnar.
“Bagaimana mungkin aku menyukainya? Bukankah aku sudah memiliki kekasih pria yang sangat aku sayangi selama ini.” Kesal karena terus di goda, Ragnar pun melakukan serangan balasan yang membuat Denzel bergidik ngeri saat mendengarnya.
“Sialan kau! Aku masih lurus ‘yah! Aku masih menyukai melon kembar wanita, lubang—”
“Sudah diam, kalau kau tidak ingin aku lempar ke lubang buaya hidup-hidup,” potong Ragnar yang tidak ingin mendengar ocehan Denzel.
“Ck, dasar kejam sekali!” gumam Denzel.
Tok … Tok ….
“Yang Mulia, Saya Morgan! Datang untuk menyampaikan laporan terkait apa yang anda perintahkan sebelumnya.” Suara Morgan dari luar untuk meminta ijin sebelum masuk ke kamar tersebut.
“Ya, masuklah!” perintah Ragnar memberikan ijinnya.
Morgan pun segera masuk begitu mendapat ijin, begitu juga dengan Ellias yang jelas seenaknya masuk dengan alasan bahwa sekarang dia adalah pengawal pribadinya. Terlihat Ellias terkejut bukan main saat melihat keberadaan Denzel di sana. Padahal sebelumnya dia hanya melihat keberadaan Ivory saja sebelum di dorong keluar tanpa perasaan.
“Yakh … Sejak kapan kau berada di kamar Yang Mulia? Kau lewat mana, Hah? Apakah anda pintu rahasia di kamar Yang Mulia?” cecar Ellias pada Denzel, padahal dia sudah tahu bahwa Denzel selalu berada di dalam ruang rahasia di kamar Rajanya itu.
“Apakah kau begitu penasaran?” balas Denzel dengan senyuman jahilnya.
“Hentikan, Denzel! Dan kau, Morgan! Laporan seperti apa yang ingin kau sampaikan padaku?”
Morgan segera mengeluarkan informasi yang berhasil dia dapatkan, lalu menyerahkannya kepada Ragnar sembari berkata, “Semua yang anda minta sudah tertulis jelas di dalam sana. Tidak ada lagi informasi lain yang bisa saya dapatkan selain itu, Yang Mulia!”
Ragnar membacanya dalam diam, hingga membuat Denzel dan Ellias menjadi sangat penasaran dibuatnya. Tampak jelas perubahan raut wajah Ragnar yang terkejut begitu membaca informasi yang Morgan berikan.
Lalu berkata, “Apakah semua informasi di sini bisa kau pastikan kebenarannya, Morgan?”
“Tentu, Yang Mulia! Memang sulit untuk mendapatkannya, tapi saya bisa menjamin kebenarannya.” Morgan jelas merasa yakin dengan semua informasi yang dia dapatkan selama ini.
“Jika informasi ini benar, maka tugasmu selanjutnya adalah menyelidikinya lebih lanjut dan cari tahu siapa saja yang mengetahui tentang hal ini.” Ragnar kembali memberikan perintahnya.
“Siap laksanakan, Yang Mulia!” Morgan menerima perintahnya.
“Kau boleh pergi sekarang,” ujar Ragnar lagi.
Morgan pun segera meninggalkan kamar itu, setelah membungkuk memberi hormat. Hingga kini tersisa Ragnar bersama dengan Denzel dan Ellias yang penasaran akan informasi yang Morgan dapatkan.
Sementara Ragnar seolah tidak ingin memberitahukan tentang informasi yang membuatnya terlihat sangat terkejut sampai tidak bisa mengendalikan ekspresi wajahnya.
“Denzel, kau harus ikut keluar dari istana bersamaku dan Ratu besok malam,” ujar Ragnar tiba-tiba.
“Kenapa? Apa yang terjadi? Informasi apa yang sudah berhasil kau dapatkan? Apakah itu tentang Ratu? Bolehkah aku mengetahuinya juga? Jujur saja, Ratu kali ini membuatku sangat tertarik padanya, bahkan dia mendekati tipe idealku,” cecar Denzel yang tidak dapat menahan rasa penasarannya.
“Benar, apakah informasi itu tentang Ratu? Bolehkah aku mengetahuinya juga?” imbuh Ellias yang tak kalah penasarannya.
“Kau tidak perlu tahu! Dan kau juga tidak boleh tertarik dengan istri orang lain, apakah kau paham sekarang!” tukas Ragnar secara tidak langsung menegaskan kalau Denzel dilarang menaruh perhatian, bahkan tertarik dengan Ivory.
Bersambung ….
mampir absen mo ikut ngehaluin ivory yachhh😁😁
Ragnar apa yang kau pikirkan lagi cari tahu benar atau tidaknya.
Rend Damien Xandrio ternyata adalah orang yang sudah menolong Ivory.