Violet memiliki trauma yang tidak disadarinya sejak kematian kedua orang tuanya akibat kebakaran hebat yang menghanguskan seluruh rumahnya.
Pertemuan dengan keluarga smith mulai mengubah hidupnya.
Devan Leonardo smith. Lelaki tampan dan cuek yang tidak tertarik dengan sebuah hubungan percintaan karena sakit hatinya pada mantan kekasihnya akhirnya memutuskan menjadi pelindung violet.
Bagaimana kisah violet dan devan?
(MASIH DALAM PROSES REVISI dll)
Violet mempunyai panggilan viki ya guysss...
# haiii readers... ini karya pertamaku.. menerima kritik dan saran.. tapi tidak julid ya.. hehehe...
Yang suka silahkan dibaca... Yang tidak suka ya tidak usah dibaca.. no hate comment ya sai... ...
Karena ini karya pertama jadi dimaklumi ya kalau seandainya ada yang kurang puas dengan jalan ceritanya..memang otor ga terlalu suka novel panjang..jadi dibuat singkat padat n happy ending tentunya...
FEEL FREE TO READ N SKIP
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
New Family
Viki merasa bahagia menjalani harinya. Dia semakin dekat dengan Xandra dan keluarga Smith.
Xandra, gadis yang menyenangkan dan baik hati. Nyonya Rena adalah wanita yang lembut dan sangat keibuan. Tuan Baron Smith sangat baik meskipun jarang berbicara.
Viki merasa memiliki keluarga yang utuh lagi. Apalagi mereka sangat baik dan tidak pernah membedakan antara majikan dan pegawai. Mereka menganggap semua pegawainya adalah keluarga.
Reno, yang baru datang kemarin, juga sangat baik pada Viki. Dia menganggapnya seperti adik.
Sedangkan Dev... hmmm... jangan ditanya... dia benar-benar seperti beruang kutub yang tidak butuh kehadiran orang lain kecuali keluarganya.
Ya, tidak bisa dipungkiri, dia laki-laki yang sangat tampan. Tapi dia mengerikan. Itulah yang ada dalam otak Viki.
"Viki, ambillah baju ini," ucap Xandra sambil menyerahkan baju dress putih pada Viki. Viki menatap heran.
"Aku tidak suka memakai baju seperti ini, Xandra. Ini terlalu cantik. Aku tidak suka terlihat cantik," jawab Viki.
Xandra terkejut mendengar jawaban Viki lalu berkata, "What? Please, Viki, semua wanita ingin terlihat cantik. Kenapa kau malah ingin terlihat jelek? Kau aneh, Viki. Padahal kau sangat cantik. You know that?"
"Hei, aku bukan ingin terlihat jelek. Hanya saja aku tidak ingin terlihat cantik," jelas Viki.
"Why?" tanya Xandra bingung.
"No reason," jawab Viki singkat.
"Ayo kita naik kuda," ajak Viki sambil mengalihkan pembicaraan.
"Oke, let's go," Xandra langsung beranjak dari ranjangnya.
Dev sedang menikmati udara pagi dengan menaiki kudanya. Dia berkeliling peternakan.
Dan sekarang matanya tertuju pada adik perempuannya dan Viki.
Dev mempunyai sifat yang cuek. Tapi melihat Viki, dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh gadis itu.
Dia hanya bersikap waspada pada orang yang baru dikenalnya. Viki secara mengejutkan bisa berbaur dan diterima oleh keluarga Smith. Suatu kesengajaan? Entahlah.
Itulah yang agak mengganggu pikiran Dev. Tidak ada yang tahu masa lalu Viki termasuk Bibi Anna yang mengijinkan gadis itu masuk kedalam peternakan.
"Kakak berkuda juga? Kami juga akan berkuda. Tunggu kami, Kak. Lalu kita akan pergi ke hutan. Kata Viki di hutan ada danau yang sangat bagus. Kenapa aku tidak pernah tahu ya? Wait, Kak Dev," kata Xandra.
Viki sebenarnya tidak nyaman berkuda bersama Dev. Dia selalu melihat Viki dengan tatapan tajamnya yang setajam siletnya Kak Feny Rose.
'I hate this situation,' batin Viki melihat Dev yang memandang tajam ke arahnya.
"Let's gooooo," ucap Xandra dengan semangat 45. Sedangkan Viki dan Dev terlihat tidak begitu bersemangat.
"Xandra, pelan-pelan saja. Banyak batang pohon yang melintang ke bawah di hutan ini," teriak Viki mengingatkan Xandra yang kudanya semakin melaju cepat.
Dev hanya diam saja melihat ulah adiknya. Ya, dia hanya diam karena dia tahu Xandra termasuk orang yang piawai mengendarai kuda. Dulu Xandra pernah menjadi atlit berkuda waktu masih sekolah.
Akhirnya sampailah mereka bertiga di danau yang sangat indah.
"Kak Dev, kenapa aku tidak tahu ada danau secantik ini di peternakan kita?" tanya Xandra bingung sekaligus takjub melihat danau di depan matanya.
"Mommy tidak membolehkan kita kemari waktu kecil dulu. Karena mommy khawatir kita akan berenang di danau. Jadi hanya aku yang tahu kalau ada danau di sini," jelas Dev.
"Iisshhh.. Kakak curang," gerutu Xandra.
"Ayo kita berenang, Viki," ajak Xandra.
"Tidak, Xandra. Kita tidak membawa baju ganti. Kita bisa masuk angin nanti," jawab Viki.
Padahal bukan itu alasan sebenarnya Viki menolak ajakan Xandra. Ya... itu karena ada Dev si beruang kutub.
Sebelum ini, Viki sudah sering berenang di danau hanya dengan baju yang dipakainya dan pulang ke peternakan dengan keadaan basah kuyup, sehingga membuat Bibi Anna mengomel.
"Hei, kau pikir aku tidak tahu kalau kau sering berenang di sini dan pulang dengan baju basah kuyup, ha?" kata Xandra dengan senyum jahilnya.
"Oke, tapi tidak hari ini. Aku sedikit tidak enak badan," elak Viki.
Dev tahu kalau Viki tidak mau berenang karena ada dirinya. Dev memandang tajam ke arah Viki.
"Berenanglah bersama Xandra. Dia hanya sebentar di peternakan ini. Jadi, senangkanlah dia. Bukankah kau temannya?" ketus Dev.
Viki dan Xandra tentu saja kaget mendengar Dev berbicara "lumayan banyak" pada Viki.
You know lah... Dev bahkan belum pernah berbicara dengan Viki.
Dengan senangnya, Xandra langsung menarik tangan Viki dan membawanya ke danau.