Ling mei, seorang Mutan yang berkekuatan tipe kayu dan tipe air. Namum Ling mei di perbudak oleh organisasi Hitam untuk melakukan kejahatan, dan memperluas Organisasi tersebut. Suatu hari Ling mei di beri tugas untuk menculik anak kecil untuk di jadikan mutan yang lebih kuat dari dirinya, tetapi Ling mei menentang tugas itu, Karna Ling mei tidak tega melihat anak kecil itu di teliti atau di siksa dengan obat-obatan yang menyakitkan. Ling mei disiksa karena menentang keras perkataan ketua organisasi, tidak di beri makan beberapa hari, di siksa dengan ramuan yang menyakitkan. Mungkin? Kalian berpikir kenapa Ling mei tidak melarikan diri! Karna Ling mei sudah terbiasa merasakan hal seperti ini . Ling mei sudah lelah menjalani kehidupan seperti ini, Ling mei hanya pasrah dan menunggu kematian.
Ling mei berpikir, Jika dia di beri kesempatan hidup lagi, Ling mei hanya ingin hidup dengan damai..
Apakah keinginan Ling mei Terkabul...???
Nyatanya tidak ada hidup yang damai di dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HWM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27. Istri yang galak
Mereka yang hadir disini mengetahui karakter nenek Sun. Bukan sekali dua kali mereka melihat nenek Sun memukul anak-anak ini, tetapi mereka tidak bisa membantu, nenek Sun sangat sulit dihadapi.
Kepala desa datang hari ini, karna keluarga itu membuat keributan dirumahnya.
"Kalo begitu coba jelaskan apa yang terjadi hari ini!"
"Chao menjelaskan seperti yang dia katakan pada Ling Mei."
Nada suara itu sangat tulus, tidak seperti berbohong.
Ling Mei segera bereaksi dan mengatakan, "Ya kepala desa, nenek Sun telah menyakiti anak-anakku, itu balasan yang dia terima." Nenek Sun tidak perlu mengajari anakku. Itu adalah tanggung jawab kami sebagai orang tua."
Kepala desa yang mendengarkan perkataan Ling Mei membenarkannya di dalam hati.
Lalu dia berkata,"Benar, nenek Sun sudah terlalu sering memukul anak-anak ini. Jadi, masalah ini di anggap selesai." Tetapi, jika nenek Sun melakukan hal yang sama lagi, Aku, sebagai kepala desa disini akan menghukumnya sesuai hukuman yang berlaku di desa ini.
Hukum yang berlaku di desa adalah membayar sepuluh tael perak dan dicambuk lima puluh kali.
Ling Mei terkejut, sepertinya kepala desa ini orang yang bijaksana.
Bibi tertua menatap tidak percaya, dia berpikir kepada desa akan membelanya. Melihat respon kepala desa saat dia mengeluh tadi. Dia menunjuk ke arah Ling Mei, tangannya gemetar karena marah.
Ling Mei menatap bibi tertua dengan mata melotot, "Apa, apakah kamu tidak terima dengan perkataan kepala desa? Aku tidak masalah membayar biaya pengobatan jika kamu bersedia aku pukuli lebih parah dari nenek Sun!"
Anak sulung melihat Ling Mei dengan kagum. Dia merasa ibunya sangat luar biasa.
Berbeda dengan Yang Feng, melihat perilaku Ling Mei, sudut bibirnya berkedut dan memandangnya dengan lembut. Dia tidak menyangka bahwa istrinya sangat galak.
Memikirkan bahwa mereka tidak berhasil mendapatkan uang dan rencana mereka gagal, bibi tertua sangat marah sehingga dia hampir pingsan.
Ling Mei tahu bahwa nenek Sun dan bibi tertua bersekongkol untuk memeras keluarganya. Tapi itu hanya angan-angan mereka. Dia, Ling Mei tidak mudah ditindas.
" Paman kepala desa, kami salah. Kami telah merepotkan paman," ucap Chao
Itu sangat tulus sehingga orang-orang tidak bisa tidak memuji dia karena berbakti.
Kepala desa melihat dua anak itu dengan lembut. Mereka sangat menggemaskan dan berperilaku baik, berbeda dengan anak-anak lainnya. Dia mengangkat tangannya, lalu mengelus kepala mereka. Dia merasa lega, akhirnya ada yang membela anak-anak ini saat dianiaya.
Yang Feng terlalu sibuk, dan keluarga bibi tertua sangat pandai bersandiwara.
Kata-kata terakhir Yang Feng menyelesaikan masalah sepenuhnya:"Kepala desa, ini sudah larut malam, kembalilah untuk istirahat. Saya tidak ingin anda menghawatirkan urusan rumah keluarga Yang. "
Kepala desa ingin segera pergi, jadi dia berjalan keluar dan mengangguk:
" Anak-anakmu berperilaku baik, aku menyukai mereka!"
Melihat kepala desa hendak pergi, paman dan bibi tertua ingin menghentikannya. Namun sayangnya, Kepala desa menolak untuk memberi muka.
Sebelum pergi, kepala desa juga menasehati mereka untuk tidak membuat masalah. Dia merasa tidak perlu lagi berhubungan dengan orang-orang seperti ini di masa depan.
Keluarga paman tertua kehilangan kepercayaan diri untuk melanjutkan dan segera pulang. Tetapi sebelum mereka bergerak, suara Ling Mei terdengar.
" Apakah menurutmu, kamu bisa pergi dengan santai setelah membuat keributan beberapa kali? Bayar lima tael perak sebagai kompensasi karna kalian sudah mengganggu waktu istirahat kami!"
biarpun AQ jarang komen tapi tetap baca .... nanti tak kasih kopi.....😁😁😁
tetap semangat Thor d tunggu up selanjutnya 🥳🥳🥳🥳🥳🎂🎂🎂🎂🎂🍰🍰🍰🍰🍰🎇🎇🎇🎇
*Barakallahu fii umrik*
_(Umur yg panjang)_
*Barakallahu fii afiat*
_(Selalu diberi kesehatan)_
*Barakallahu fii rizki*
_(Rizky yg berlimpah)_
*Barakallahu fiddunya wal akhirah*
_(Selamat di Dunnia & Akhirat)_
Aamiin yaa Robbal alamiin