Kisah ini tidak lengkap. Bahkan setelah kematian, kita takkan mengatakan {selamat tinggal}.
__________________***________________
Ini adalah kisah cinta terlarang, dimana hanya ada air mata yang selalu menemani. Perjuangan yang begitu besar hingga pengorbanan dan nyawa menjadi taruhan.
“Apa salahnya jika mencintai? Apa salahnya jika kami ingin menikah? Sudah sekian lama kami dipisahkan, dan takdir mempertemukan ku kembali dengannya. Tepat dibawah menara Eiffel! Tapi lagi-lagi takdir memisahkan kami lagi, saat aku mengandung anaknya. Dan perpisahan ini berlanjut lagi sampai 14 Tahun! Hingga usia anak kami 13 Tahun, dan aku selalu menunggunya di bawah menara Eiffel.
Tapi tetap saja, dia belum kembali tanpa kabar.”
~Cassea Laura Chadwick~
________________________________
Apakah dia sudah memiliki keluarga sendiri? Apakah dia melupakan ku?
Mungkinkah, Tuhan sudah mengambilnya dariku?
_________________________________
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MERCI : BAB 30
ZACH KAU ADA DI MANA?
Noerth side of Lincoln Park - Chicago, 15 Maret 1997.
Seorang anak perempuan yang melihat kedua orang tuanya bertengkar besar-besaran di rumah mewah yang terletak di daerah Chicago, Amerika Serikat. Panggil saja Nita.
Nita menangis dibalik pintu kamar miliknya yang terbuka sedikit, hingga dia bisa melihat pertengkaran yang seharusnya dia tidak lihat sejak usia kanak-kanak.
"Ibu .... Ayah....." Ujar Nita dengan tangisan yang begitu deras seperti air hujan.
Tanpa disadari oleh kedua orang tuanya. Hampir setiap harinya Nita melihat dan mendengar pertengkaran yang terjadi antara ibu dan ayah, yang dia cintai. Dua orang dewasa tersebut tidak mengerti, bahwa pertengkaran yang selalu dilihat oleh Nita, bisa membuatnya menjadi anak pemurung atau seorang anak broken home.
Sampai suatu hari, tepatnya ditanggal 15 Maret. Nita tidak tahan melihat pertengkaran hingga berujung perceraian antara ibu dan ayahnya. Hati anak itu terasa sangat sakit dan sesak, sehingga membuatnya memilih berlari keluar rumah diam-diam di panas teriknya matahari.
Brukk... Nita yang awalnya asik lari dengan berderai air mata, sampai tidak melihat ke depan kalau ada seseorang anak laki-laki tengah memakan es krim dengan kedua temannya.
Anak laki-laki itu berbalik melihat Nita yang jatuh terduduk, baju hitam yang kini berlumuran es krim membuat murka anak laki-laki yang gemuk dan chubby itu.
"Hey, kau. Apa kau tidak bisa melihat? Kau sudah menghancurkan es krim ku." Ucap anak laki-laki bersuara kecil tadi dengan wajah nakalnya karena marah.
"Maaf, maafkan aku. Hiks!" balas Nita dengan wajah sedih dan takutnya.
Ketiga anak itu melihat wajah Nita lekat-lekat, seketika ejekan dan tawaan itu diberikan untuk Nita.
"Hey, bukankah kau anak orang kaya yang menakutkan itu'kan?" ucap anak berbadan gemuk tadi. Kedua temannya yang memiliki tubuh kecil itu, seketika ikut melihat lekat-lekat wajah Nita.
"Iya, benar! Kau orang kaya yang sombong itu." Balas anak kurus dengan rambut blondenya. Nita hanya diam sambil menangis. Namun dia tidak suka jika ada seseorang yang menghina keluarga nya.
Dengan wajah sedihnya, Nita menjawab ketus,"Kami bukan orang sombong! Keluargaku orang baik."
"Apa? Hahahaha!" seru bersamaan ketiga anak tadi dengan sangat puas.
sedangkan Nita memilih diam tanpa membalasnya lagi. Sampai sebuah bola melayang tepat di salah satu pipi anak gemuk dan nakal tadi.
"Aduh..." Rengeknya kesakitan sembari memegang pipi kanannya.
Hanya mendapat satu tendangan saja, membuat anak laki-laki nakal tadi menangis dan berlari pulang ke rumahnya. Setelah kepergian ketiga anak nakal tadi, seorang anak laki-laki dengan mata berwarna coklat lumpur mengulurkan tangannya untuk memberi bantuan pada Nita yang masih terduduk di atas tanah.
Nita tersenyum meraih tangan tersebut dan berdiri saling berhadapan.
"Kau tidak apa-apa?" tanya anak tersebut.
"Iya, terima kasih!" jawab Nita tersenyum.
Sekali lagi anak itu mengulurkan tangannya kearah Nita, tidak lupa juga dengan senyum lebarnya yang ramah.
"Aku Elan! Namamu siapa?" tanya anak laki-laki bernama Elan itu. Nita meraih tangan Elan dan menjawab.
"Nita!" jawab Nita.
Dari situ mereka mulai berteman sangat baik dan dekat, sehingga menjadi sahabat yang begitu dekat layaknya permen karet. Saat itu juga kali pertama Nita bertemu teman pertamanya, dan mulai dari situ juga Nita bercerita tentang masalah dirumahnya saat itu.
Elan adalah anak yang baik, dia dua tahun lebih tua dari Nita, sifat dan pikirannya lebih dewasa dari Nita, juga terkenal anak yang cerdas. Elan dengan pikiran dewasanya memberikan petunjuk yang baik untuk Nita, terhadap kedua orang tuanya yang akan bercerai.
"Kalau kau merasa sedih, terbangkan, 'lah satu balon dengan gambar smile!" jelas Elan memberikan masukan.
Tiba-tiba Elan menyuruh Nita untuk menunggunya sebentar, sementara dia pergi membeli satu balon berwarna kuning, dan juga spidol hitam untuk menggambarnya.
Saat kembali dengan kedua benda tersebut. Elan menunjukan sesuatu pada Nita, dengan mulai menggambar smile di balon dan menulis nama N dan E disana. Lalu menyuruh Nita untuk menerbangkan balon kuning itu hingga tertiup angin tinggi.
Wajah Nita menunjukan kesenangan yang begitu dalam, sampai dirinya lupa dengan situasi dirumahnya. Itu semua berkat Elan yang pintar menghibur seseorang.
"Kau tidak perlu sedih, karena semuanya akan baik-baik saja!" kata Elan sembari memegang puncak kepala Nita.
...🍂🍂🍂...
Paris - Perancis.
Sudah lima hari lewat. Zach tidak menemui Cassea sama sekali, begitu juga Cassea yang selalu berharap dengan kedatangan Zach yang menjemput dan mengajaknya ke suatu tempat. Setiap Cassea memikirkan Zach, memory akan masa lalunya bersama Elan juga bermunculan bersamaan dipikiran Cassea.
Kini hal yang tidak sama sekali ia inginkan terjadi, Cassea resmi menjadi pimpinan geng Mafia yang dulu dijalankan oleh ayahnya.
...***...
Satu persatu Cassea menuruni anak tangga. Karena tidak ada sang ayah, Cassea memilih naik bus umum dari pada kendaraan sendiri. Wanita itu juga tidak lupa memakai mantel yang sedikit tebal karena udara yang begitu dingin di Paris, sehingga bisa membuat tubuh menggigil.
Dengan sangat setia dan sabar, Cassea menungggu di halte bus bersama dua orang yang juga menunggu bus datang. Cassea kedinginan, sampai dia menyatukan kedua telapak tangannya dan menggosoknya hingga membuat kehangatan sendiri.
Lima menit kemudian. Bus datang, dengan cepat Cassea segera masuk dan duduk di tempat kesukaan nya, di samping jendela yang terlihat buram karena uap udara dingin.
Ting. Suara menunjukan bahwa ada pesan masuk dari ponsel Cassea. Cassea meraih ponselnya yang ada di dalam saku jaket dan melihat pesan masuk yang ternyata itu dari April.
A : CASSEA KAU ADA DIMANA SEKARANG? KENAPA KAU TIDAK MASUK KELAS?
C : AKU ADA URUSAN, LAGI PULA AKU TIDAK AKAN BISA BERPIKIR JIKA PIKIRANKU KACAU.
A : BAIKLAH, JAGA DIRIMU BAIK-BAIK.
Beruntungnya Cassea memiliki teman yang setia padanya dan sayang pula.
.
.
.
Menempuh perjalanan membuat Cassea tertidur di dalam bus, hingga sampai ke tujuan. Dia terbangun sembari mengusap matanya dan melihat tempat yang dia tuju sudah sampai.
"Astaga." Gumamnya segera turun. Dan berjalan menuju sebuah toko yang tidak jauh dari arahnya.
Boutique pleine de peintures.
Cassea masuk kedalam toko tersebut, dengan teliti kedua mata Cassea melihat sekitar ruangan yang hanya ada seorang paman tengah membersihkan meja.
"Permisi Paman," panggil Cassea tersenyum saat melihat Paman tersebut.
Mendengar seseorang memanggilnya, paman yang tadinya sibuk kini menoleh kebelakang, dimana Cassea berdiri saat ini.
"O.. Ternyata Cassea! Ada apa nak?" tanya paman Ello, pemilik toko penuh lukisan itu.
"Paman! Apa Zach tidak datang kesini?" tanya balik Cassea.
"Tidak. Sudah hampir dua minggu dia tidak datang kemari." Jawab paman Ello.
Mendengar jawaban dari paman Ello membuat Cassea bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Sehingga menimbulkan kepanikan dan kecurigaan di dalam hatinya.
-‘Apa Zach tidak ingin lagi bertemu denganku karena dia sudah tahu kalau aku Mafia? Tapi itu tidak mungkin.’ Batin Cassea.
Cassea keluar dari pikirannya, lalu tersenyum lebar ke arah paman Ello.
"Kalau begitu, terima kasih Paman! Aku pergi dulu." Ucap Cassea berjalan menjauh dengan lambaian tangan.
Paman Ello membalas lambaian dan senyuman Cassea, setelah melanjutkan kegiatan yang tadi tertunda.
Saat berada di perjalanan yang dipenuhi dengan banyaknya orang. Cassea mulai teringat dengan Apartemen yang dulu Zach pernah membawanya ke sana. Cassea juga ingat betul, daerah dan jalan menuju apartemen tersebut. Sekali lagi wanita cantik dengan mantel coklat dan rambut terkuncir satu itu, kembali menaiki sebuah Bus yang menuju ke arah apartemen itu.
.
.
.
Chez Vous ST HONORÉ - Paris.
Sebuah apartemen yang hanya berjarak 1,1km dari pusat Paris. Cassea sekarang berdiri tepat di depan apartemen tersebut, dengan harapan bisa bertemu Zach dan bertanya langsung padanya.
...°°°...
Hai guyss!!!!! Say ingin mengatakan maaf karena cerita kurang menarik yaaa 😅 Meski begitu saya akan menyelesaikan sampai end yaaa jadi jangan bosan meski kalian bosan sama seperti ku 😁😌
Dan iya, jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!!
Thanks and See Ya ^•^
sedang ayah cassea tdk setuju & akan kah cassea mampu utk memperjuangkan cinta nya kpd zach 😀😍🫢🤭
cassea anak mafia..
Ellan sahabat kecilnya cassea..
apakah zach itu ellan ???
zach sprtu nya peduli dng kehidupan cassea ..
ada hubungan apa dng lowray ayah cassea?
zach & caseea